Sabtu, 23 April 2011

aku adalah dudi


AKU 
ADALAH
DUDI
(DUDA DINI)















"KONSEKUENSI KEMAKSIATAN
ADALAH PENDERITAAN DAN KESEDIHAN"



Penulis : Muh. Irvan Na’im.













































Syair keagungan kutunjukan kepadaMu yaRabb.



Ya Allah
Ketika bumi terasa menyempit
dikarenakan himpitan persoalan hidup
dan jiwa terasa tertekan
oleh beban berat kehidupan yang dipikul
maka aku akan berseru kepadaMu
“Ya Allah!!!”
kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita
dan wajah zaman berlumuran debu hitam
kusebut namaMu dengan lantang di saat fajar menjelang
dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah
















KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah ke haribaan Rasulullah s.a.w serta para sahabatnya.
Surat alfatihah tak lupa saya sampaikan kepada arwah para nabi dan rasul, tabi’in, tabi’at, khalifah, sahabat nabi,para ulama, dan tentunya keluarga saya, dan arwah seluruh umat muslimin muslimat. 
Buku ini berjudul ‘aku adalah DUDI (duda dini), KONSEKUENSI KEMAKSIATAN ADALAH PENDERITAAN DAN KESEDIHAN’, semoga anda senang membacanya karena isi dari buku ini selain menyajikan hal hal yang berbau serius tapi juga ditambah unsur komedi berdasarkan kisah nyata si penulis.
DUDI itu adalah sebutan teman teman saya, mereka memberi nama beken kepada saya karena sesuai dengan artinya DUDI yaitu duda dini.
Usia saya kini 25 tahun dan saya menjadi duda di usia 23 tahun berarti sudah 2 tahun berstatus duda, masih terlalu muda bukan walaupun saya percaya di tempat lain masih ada yang lebih muda lagi ketika lelaki menjadi duda.
Yah itulah yang terjadi, saya menikah disebabkan oleh MBA (married by accident) yang membuat saya lupa diri sehingga seharusnya saya belum puas dengan masa muda tapi sudah harus memikul tanggung jawab yang tak direncanakan, dan saat saat itulah cobaan hidup terberat yang Allah berikan kepada saya yang pernah saya rasakan, sehingga daripada terjerat dalam kesusahan yang lebih dalam saya terpaksa harus rela kehilangan 2 wanita yang saya rasa masih sangat menyayanginya yaitu istri dan anak perempuan saya.
Tapi saya percaya kalau perpisahan ini adalah jalan terbaik untuk saya sendiri dan orang orang di sekeliling saya. Memang sangat sulit untuk menerimanya tapi saya yakin bersama kesulitan pasti ada kemudahan.  
Cerita ini adalah cerita kisah nyata tentang kehidupan saya dalam mengarungi hidup karena saya menganggap bahwa dirinya merasa mempunyai suratan takdir yang unik yang berbeda dibanding teman teman se SMA nya, karena rata rata kehidupan mereka begitu tamat dari pondok pesantren, melaksanakan praktek kerja lapangan lalu kuliah, kerja, menikah dan punya anak.
Namun dalam kehidupan saya berbeda, apalagi karena saya tumbuh dan tinggal lama selama 6 tahun di pesantren di kota bandung, namun pada kenyataannya pada kehidupan sebenarnya saya tidak bisa mengaplikasi hasil dari mencari ilmu agama tersebut minimal untuk diri sendiri malah sebaliknya saya  berbuat yang padahal saya mengerti bahkan sampai ke dalil dalilnya kalau perbuatan tersebut adalah dosa, dan hal tersebut dilakukan selama bertahun tahun, Jelas hal ini membuat kecewa terutama orang tua, namun syukur Alhamdulillah saat ini insya Allah, Allah telah memberi hidayah sehingga saya telah tersadar untuk tidak lagi mengulangi kesalahan kesalahan masa lalu dan berusaha untuk mencoba menuai jalan yang baru, kehidupan yang baru tentunya ke arah yang positif.
Selain menjadi duda saya pun berstatus ayah dari anak yang bernama “Keysa Zahra Khoerunissa Na’im” yang usianya kini menginjak 18 bulan, harus saya akui memang anak ini terlahir dari awal perbuatan yang salah, tapi bagi saya ini adalah kesalahan yang amat disyukuri karena dari lahirnya anak ini saya merasa menemukan kembali hidayah yang hilang. Saat ini memang saya tidak pernah bertemu dengan anaknya padahal saya sangat menyayangi anak ini,  dan memang harus seperti itu karena saya mengakui ini adalah hukuman untuk saya dari perbuatan masa lalu  dan semoga  menjadi pelajaran untuk waktu yang akan datang, saya hanya dapat berdoa dan berharap anak ini dapat memaafkan kesalahan ayahnya ketika suatu saat nanti dipertemukan.
Tulisan ini diharapkan menjadi gambaran bahwa tidak penting orang itu sekolah di mana, kaya nya seperti apa, rupa nya seperti apa, namanya sesoleh apa dan lain sebagainya karena yang penting itu adalah bagaimana dan dimana lingkungan sekitar orang itu berada karena memang faktor lingkungan inilah yang menjadi kendala terbesar dalam merubah kehidupan seseorang sesuai dengan pengalaman yang telah saya rasakan. 
Dari tulisan ini tanpa berniat untuk membuka aib diri sendiri ataupun aib siapapun yang ada di tulisan ini, saya hanya ingin berbagi pengalaman semoga menjadi pelajaran, khususnya kepada lelaki yang bernasib sama dengan saya.
Demi menjaga nama baik, walaupun kisah ini merupakan kisah nyata, maka semua nama yang tertulis di dalam buku ini merupakan bukan nama yang sebenarnya.
Semoga dari tulisan ini khusus nya bagi saya sendiri bisa menjadi tauladan, pelajaran, sikap yang lebih dewasa, kehidupan yang lebih baik, hidayah yang tak pernah lepas, dan menjadi orang yang semakin bertanggung jawab. Amiin.
Sesuai dengan firman Allah :
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” (an-nur:31)
Semoga Allah menerima taubatnya saya. Amiin.

Ucapan permintaan maaf dan rasa terima kasih saya :
Terkhusus untuk kedua orang tua saya yang mungkin telah saya kecewakan karena tidak sepenuhnya menjadi anak yang betul betul diharapkan, mencoreng nama baik orang tua dari para tetangga, sanak saudara dan relasi bisnis.
Adik adik saya semoga kalian tidak mengikuti perlakuan jelek yang pernah saya perbuat sehingga cukup saya yang pernah mengecewakan orang tua.
Anak saya yang sampai saat ini saya tidak pernah tau bagaimana dia tertidur, bagaimana dia tersenyum, bagaimana dia menangis, bagaimana dia dapat berjalan dan sebagainya, tiada kata selain penyesalan, semoga Allah kelak mempertemukan kami berdua, mempertemukan dengan sejuta kasih sayang, mempertemukan dengan sejuta rasa rindu, mempertemukan dengan sejuta penyesalan sehingga berjanji tak akan lagi ada kata perpisahan.
Syekh ma’had sebagai pengelola pesantren bandung tempat saya bernaung, mencari ilmu, dengan sejuta kenangan bersama teman teman dan para asatidz selama 6 tahun.
Keluarga besar bapak mertuaku, yang sempat saya coreng nama baiknya sehingga menjadi aib di sekitar kampung asri, termasuk ririn sebagai mantan istri saya, mungkin kata maaf tidak cukup untuk saya ucapkan atas perbuatan yang pernah saya lakukan, Selain itu saya hanya ingin menyampaikan kata kata “tolong titip buah hati kita, semoga dia bisa menjadi buah hati yang soleh yang taat kepada kedua orang tuanya, serta bisa memaafkan kesalahan ayahnya kelak.”
Ua Wiwid dan Ua Teti, selain anakku yang membuat aku bermuhassabah kedua orang ini pula lah yang menjadi bagian dalam perubahan kehidupanku, mereka mau mengayomi aku, menasehati dan memberi perhatian kepadaku padahal pada saat itu keadaanku benar benar sedang labil, mereka banyak memberi pelajaran kepadaku terutama tentang arti kehidupan. 
Dan juga orang orang disekitar saya yang tidak bisa disebutkan secara satu persatu mau memaafkan kesalahan saya, serta tak henti hentinya dan tak bosan bosannya membimbing juga menasehati demi kehidupan yang lebih baik.           
Tak lupa saya sampaikan telitilah terlebih dahulu ketika membaca terutama yang berkaitan dengan ayat ayat Allah yang senantiasa terjaga dari kekeliruan.
Serta saya meminta maaf karena di dalam tulisan ini ada pendapat sendiri yang saya tulis bilamana pendapat tersebut berbeda dengan pembaca.
Dan untuk pembaca sendiri menjadi pelajaran, dan hikmah semoga tulisan yang baik dapat menjadi contoh dan yang jelek tidak diikuti terutama kejelekan tersebut menyimpang dari ajaran agama sehingga cukup saya saja yang merasakan.

 



























╢1 ╟
       Perpisahan santri

7 Tahun yang lalu, tepatnya pertengahan bulan juli 2001
Aku adalah seorang santri di salah satu pesantren di kota bandung, yah, orang tuaku memasukan aku ke lingkungan pesantren ketika aku selesai menamatkan bangku SD, orang tuaku berharap di keluarganya ada minimal satu orang yang mengerti betul tentang pemahaman agama islam sehingga bisa diajarkan kepada seluruh anggota keluarga, dan karena aku adalah anak tertua sehingga orang tuaku mengutusku untuk masuk ke lingkungan pesantren.
Setelah akhirnya 6 tahun aku bersama sama temanku melewati hari demi hari di asrama ternyata tiba juga hari perpisahan. Tapi di dalam pesantren ada peraturan yang mengharuskan santrinya sebelum kita meneruskan pendidikan ke jenjang kuliah, maka diharuskan untuk melaksanakan masa bhakti atau praktek kerja lapangan dengan mempraktekan ilmu agama yang telah santri pelajari selama 6 tahun dan lamanya waktu masa bhakti adalah 1 tahun.
Di pesantren, kami adalah angkatan 14 yang lulus pada tahun 2001 dengan jumlah santri sebanyak 238 santri yang mana setelah kita melaksanakan EBTANAS SMU khusus nya para santri Laki-laki telah mesti bersiap siap untuk dikirim ke berbagai tempat bahkan sampai ke luar pulau jawa dengan dipilih secara acak oleh pengelola pesantren guna melaksanakan masa bhakti.
Tibalah saatnya pembagian tempat, kami semua berkumpul di aula pesantren namun sebelum pembagian dimulai Kiai memilih ketua penanggung jawab Masa Bhakti angkatan 14, tugas ketua ini adalah menerima laporan dari kami untuk selanjutnya diserahkan kepada Kiai, saat itu temanku yang bernama rafi terpilih sebagai ketua.
Saat itu aku berharap semoga aku ditempatkan di lokasi yang masih di sekitar pulau jawa dan teman temanku pun berharap seperti itu. Maklum kami adalah rata rata orang sunda dan orang sunda dikenal jago kandang karena males untuk keluar daerahnya karena di daerah sunda suasananya adem ayem nan sejuk.
Pembagian dimulai, adapun pembagian pertama kali penentuan adalah dimulai dari daerah yang jauh jauh, Kiai menyebut Kalimantan yang akan disinggahi oleh 4 orang.
Semua terdiam seolah olah lomba sport jantung.
Kiai “bian, agus, rian dan ……nugi”
Para santri “Alhamdulillah” , lalu kiai memarahi kami “Kalian ini bukannya mendoakan teman teman kalian supaya selamat malah seperti seolah olah mensyukuri pergi jauh”
Kami semua terdiam, temanku kiki membisiku “waduh engga kebayang mereka ketika selesai masa bhakti lalu pulang ke bandung mungkin mereka sudah menjadi suku dayak, dan pasti bakal pintar berburu, aku mau titip oleh oleh celana dalam ah ke mereka“
Spontan aku ketawa miris “sialan kamu, kiki “.
Pembagian selanjutnya ke pulau sumatera namun namaku belum disebut juga sampai akhirnya ke pulau jawa di luar kota bandung tapi namaku belum juga disebut
“berarti aku masa bhakti masih di dalam kota bandung dong“ pikiranku.
Dan ternyata memang benar ketika daerah lembang disebut namakulah yang disebut.
Kiai “irvan dan arif selamat dan semoga sukses kalian berdua bertugas ke daerah lembang”.
Pikirku “asyik, lembang itu salah satu tempat pariwisatanya kota bandung daerahnya dingin banget dan disana banyak banget susu murni kesukaanku, Alhamdulillah.”
    Sampai akhirnya selesailah pambagian tempat, setelah acara tersebut lalu kami semua pada bersalam salaman sebagai tanda ucapan selamat kepada teman teman lainnya terutama kepada teman yang dapat tempat masa bhakti di luar pulau jawa.
Seminggu setelah acara pembagian tempat tibalah perpisahan pada saat itu kami mengadakan acara panggung yang diisi dengan hiburan sebagai tanda perpisahan dengan kiai,para pengajar, teman seangkatan dan adik kelas.
Besoknya lalu kami pergi ke tempat masing masing yang telah ditunjuk oleh kiai, saat itu kami berangkat diantar oleh perwakilan dari guru, adalah Ustadz Endang dan rafi sebagai ketua penanggung jawab yang mengantar aku dan arif ke lembang,
Di jalan aku perhatikan sekeliling awalnya aku hapal daerah kota lembang namun lama kelamaan kita melewati daerah terpencil dan memang ternyata begitu sampai daerahnya kampung banget lumayan cukup jauh ke kotanya, kebetulan saat itu kami datang malam hari sehingga bisa melihat indahnya panorama gemerlap lampu lampu kota bandung.
Adalah kampung asri kecamatan lembang letaknya di kaki gunung tangkuban perahu untuk sampai ke kotanya mesti menempuh   kira kira 8 km.
































╢ 2 ╟
Perkenalan

Kami sampai di lembang menjelang sholat isya, ternyata begitu kami tiba di masjid sudah berkumpul orang orang yang sengaja mau menyambut kami, pada saat itu pula setelah kami melaksanakan sholat isya berjamaah semuanya berkumpul dari pengurus DKM, organisasi remaja masjid, dan sesepuh kampung. Pada saat itu adalah pengalaman menarik bagi aku dan arif karena ini adalah pertama kalinya kami yang pada saat itu berumur 18 tahun disambut oleh orang orang sekampung sebagai bentuk penghargaan seolah olah kami ini adalah pahlawan dari kota.
Namun ada hal lucu yang tak bisa kulupakan ketika pertama kali aku dan arif harus memberi sambutan, karena 6 tahun aku belajar berpidato, menerjemah kitab atau memberi sambutan menggunakan bahasa Indonesia namun pada kenyataannya ketika kami terjun ke lapangan kita harus menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa sunda yang lemes, bukan berarti kami tidak bisa menggunakan bahasa sunda tapi bahasa sundanya orang kota dan orang kampung beda di kota cenderung bahasanya kasar tapi di kampung lemes banget, jadi pada saat kami memberi sambutan digunakanlah bahasa gado gado yaitu perpaduan antara bahasa Indonesia dan bahasa sunda yang kasar dan lemes. Aku perhatikan pendengar banyak yang cengengesan, entah itu cengengesan maklum atau cengengesan ngejek, aku jadi terbayang dengan teman temanku yang masa bhaktinya keluar dari daerah sunda lalu ditempatkan di daerah terpencil pula yang rata rata penduduknya menggunakan bahasa daerah, ketika temanku memberi sambutan maka bahasa apa yah yang mereka pergunakan?
“subhanallah aku doakan saja deh teman temanku semoga pada sukses”.










    ╢ 3 ╟
Suasana di lembang

Waktu menunjukan pukul 3 subuh aku terbangun dari tidurku merasakan hawa yang amat dingiiiin amat, aku melihat arif yang tidur di sebelahku, ternyata selimut yang tadinya setengah selimut di badanku dan setengah selimut di badan arif menjadi 1 selimut di badan arif, pantesan dingin banget, aku lalu berusaha menarik selimut yang ada di badan arif tapi ternyata susah karena sudah menggulung di badannya arif, ngebangunin engga tega kasian tapi kalau engga dibangunin aku nya yang kasian mesti menikmati dinginnya udara gunung hanya dilapisi selembar baju.
“arif, arif bagi dikit dong selimutnya”.ujarku
“hem….hem“ sahut arif
1 hal tentang arif adalah dia itu orangnya supel, gampang akrab terutama dengan orang orang seumurnya, dan jago main bola, tapi tidurnya kebluk banget, bahkan di pesantren arif itu adalah salah satu santri di angkatanku yang paling males dipanggil absennya oleh kiai pada saat kami melaksanakan sholat tahajud karena kiai yakin pasti dia tidak ikut karena masih tidur, akhirnya dihukum lagi dihukum lagi.
Mau engga mau aku buka tasku untuk mengambil sarung.
“biar tipis tapi lumayan lah bisa morongkol”  ujarku.
Catatan: morongkol adalah cara tidur dengan menyampingkan tubuh lalu kedua tangan dilipat ke arah dada sembari menggenggam lalu kedua kaki dilipat sampai lutut mengenai kedua siku tangan.
Adzan subuh berkumandang, aku dan arif terbangun tapi males karena udara yang gila dingiiin amat.
“pan males banget aku bangun” arif.
“arif inget jangan malu maluin nama pesantren, kita ini lagi masa bhakti“ aku berusaha menasehati dia.
“ya udah kamu duluan ke kamar mandi” arif.
“OK” sahutku.
Akhirnya mau engga mau aku memaksakan diriku di hawa yang sangat super dingin melangkah ke kamar mandi, begitu aku membuka keran untuk wudhu, gila dingiin amat udah udaranya bikin males bangun ditambah mesti menyentuh air yang teramat dingin pula wah semakin gemetaran aja badanku.
Selesai wudhu aku melihat arif ternyata masih juga morongkol lalu aku jailin aja sisa air di tanganku, aku basuh ke mukanya.
“ampun, sialan kamu irvan“ sahut arif.
“buruan bangun nanti telat ke masjid“ ujarku.
Dengan langkah yang berat menyisakan mata yang masih 5 watt dengan terpaksa arif ke kamar mandi.
“Wah ada selimut tebal nganggur lumayan tiduran dulu ah sebentar mumpung arif lagi ke kamar mandi lagian sepanjang tadi malam badanku tak diselimuti” pikirku.
Akhirnya aku dengan tidak sengaja malah ketiduran.
“pan, bangun mau ke mesjid engga?” Tanya arif.
“heeem,…… ya ampun aku ketiduran, batal deh wudhu, dan harus bersentuhan dengan air lagi walah tobat“ aku terkaget
Dengan terpaksa karena aku batal wudhu, aku kembali ke kamar mandi bertarung lagi dengan keganasan udara dinginnya lembang, setelah wudhu kami berdua berjalan ke arah masjid dan ternyata!!!
“ya Allah sholat subuhnya sudah pada selesai”
Waduh malu maluin, mau engga mau kami melaksanakan sholat subuh berdua dengan disaksikan oleh para bapak –bapak, ibu – ibu dan remaja masjid.
Pikirku mereka pasti bergumam “wah ini anak santri gimana mau  jadi pembimbing ibadah, lah sholat subuhnya aja telat kalah oleh penduduk sekitar”
Tapi memang aku salut terhadap penduduk kampung karena  sifat religiusnya masih kental kental terbukti di udara yang sangat super dingin tetap mereka menjalankan ibadahnya dengan khusyu mungkin karena mereka sudah terbiasa.
Masyarakat kampung asri ini digambarkan seperti  halnya kisah berikut:
 “terdapat sekelompok mahasiswa yang berasal dari salah satu negara islam belajar di barat, tepatnya di london inggris. Di tempat itu, mereka tinggal bersama keluarga inggris yang kafir untuk belajar bahasa. Mereka seorang yang taat kepada agamanya, selalu bangun menjelang fajar untuk pergi ke tempat air dan berwudhu. Air di sana karena pengaruh cuaca, sangat dingin. Setelah itu mereka pergi ke tempat shalatnya guna melaksanakan shalat berjamaah, memohon do’a kepada sang khalik sungguh pemandangan yang indah dan istiqomah. Dalam keluarga itu terdapat seorang nenek tua yang selalu memperhatikan apa yang dilakukan oleh para mahasiswa ini, setelah beberapa hari, nenek itu bertanya kepada salah satu mahasiswa tersebut.
“apa yang engkau dan kawan kawanmu lakukan setiap menjelang fajar?” nenek itu bertanya.
“agamaku memerintahkanku untuk melakukan ini.” Jawab mahasiswa itu.
“mengapa tidak  ditunda waktunya untuk beberapa saat agar engkau dan kawan kawanmu bisa lebih menikmati tidurmu?” nenek bertanya lagi.
“Tapi Tuhan kami tidak akan menerima jika kami menangguhkan waktu shalat dari waktu yang telah ditentukan” mahasiswa itu menjawab.
“ya salut untukmu dan kawan kawanmu karena perbuatanmu akan keyakinanmu merupakan sebuah tekad yang mampu menghancurkan besi baja manapun di dunia ini” sembari menganggukan kepalanya si nenek pun berkomentar.”
Begitu pula dengan masyarakat asri padahal udara masih sangat super dingin tapi mereka mempunyai tekad yang dapat menghancurkan besi baja atas keyakinannya.       
Selesai sholat subuh kami akhirnya memberi ceramah singkat dihadapan penduduk yang hadir di mesjid dengan diawali kata kata “Waduh maaf nih udara di sini dingin banget beda dengan di daerah kota bandung jadi aja telat bangunnya” ujarku membela diri.
Pada saat itu kami berkumpul untuk membicarakan masalah jadwal kami setiap harinya selama setahun, yang akhirnya tersusunlah jadwal kegiatan asatidz.













“Jadwal Kegiatan Asatidz Masjid al- Mubaroq”
kmp. Asri Kec. Lembang Kab. Bandung


Ø  04.00 – 06.00 : # Sholat Tahajud
                                  # Sholat Subuh berjamaah
                                  # Tadarus Qur’an untuk umum
Ø  06.00 – 09.00 : # Olah Raga
                                  # Sarapan Pagi
                                  # Sholat Duha
Ø  09.00 – 12.00 : # Silaturahmi Penduduk
Ø  12.00 – 15.00 : # Sholat Zuhur berjamaah
                                  # Makan Siang
                                  # Istirahat
Ø  15.00 – 17.00 : # Persiapan Sholat Ashar
                                  # Sholat Ashar berjamaah
                                  # Pengajian sore untuk anak anak
Ø  17.00 – 18.00 : # Istirahat
                                  # Sholat Maghrib berjamaah
                                  # Pengajian Maghrib untuk umum
Ø  19.00 – 20.00 : # Sholat Isya
                                  # Pengajian untuk remaja
Ø  20.00 – 04.00 : # Makan malam
                                  # Istirahat            
            
Itulah jadwalku dan arif selama setahun, padat bukan !



                                               * * * * *



Penduduk di kmp. Asri ini harus kuakui mereka adalah pekerja keras yang kompak, pekerjaan mereka rata rata sebagai petani yang menanam sayuran, strawberry, dan buah buahan lain dan uniknya di kampung ini adalah karena  di sini ada peternak buaya, iya buaya si binatang ganas pemakan daging yang konon pernah ngerasain hidup di jaman dinosaurus dulu, ada di sini dan tidak ada di kampung lain di wilayah Lembang.
Awalnya aku ngga percaya karena setahuku yang namanya lembang terkenal dengan sapi sapi montok sehingga menghasilkan susu murni yang segar, akhirnya guide kami yang namanya nandang mengantar kami ke tempat ternak buaya tersebut, dan akhirnya setelah berjalan sekitar 1 KM “WOOW banyak amat.”
“Nandang, di kota orang pelihara hewan paling ganas paling anjing herder atau doberman yang buntutnya mirip konde emak emak, lah di sini orang kampung malah pelihara buaya, buat nakutin siapa ?“ Tanyaku
“Orang pelihara sapi masih enak bisa menghasilkan susu, kalau disembelih dagingnya enak, lah disini pelihara buaya memang buaya punya susu terus kalau disembelih pake apaan, gergaji baja ?“
aku tertawa mendengar pertanyaan arif, lalu nandang menjelaskan.
“Para buaya ini milik orang Taiwan, dan diurus oleh warga setempat yang terlatih, buaya ini kalau ada yang mati maka kulitnya dikelupas untuk nantinya dibuat tas, ikat pinggang, sepatu atau jaket“ Ujar nandang.
“wah kalo dikelupas kulitnya tuh buaya telanjang dong, belum pernah tuh aku lihat buaya telanjang masih mengerikan engga yah kalo buaya engga pake kulit ?“ Tanya arif.
“Buaya pake kulit engga pake kulit tetap telanjang kali“ ujarku sembari bercanda.
Tapi memang penduduk kampung asri ini engga perlu ke kebon binatang karena disini banyak bermacam macam hewan dari yang lucu sampe yang serem.
Para penduduk selain mereka pekerja keras, mereka pun ramah ramah terbukti ketika kami mengadakan silaturahmi ke rumah rumah penduduk  untuk memperkenalkan diri, kami wajib untuk makan merasakan masakan si empunya rumah, awalnya kami engga keberatan karena katanya kalau kita ditawarin terutama masalah perut lalu kita menolak maka yang punya rumah bakal tersinggung, demi menghormati mereka akhirnya kita menuruti ajakan mereka, selesai makan kita pamitan yah SMP gitu lah alias Sudah Makan Pulang karena harus silaturahmi ke rumah yang lain, di rumah kedua ternyata ditawarin makan juga, selesai makan kita SMP lagi terus sampai sampai tak terasa kami sudah melewati 11 rumah dari jam 09.00 sampai jam 12.00, dan dari 11 rumah itu kami pasti ditawari makan.
“waduh baru 1 hari disini kayaknya berat badan kita udah naik 10 KG, apalagi 1 tahun bisa bisa keluarga di rumah pada engga kenal lagi karena udah seperti bombom“ ujarku.
Arif sembari memegang perutnya “waduh sesek nih kayaknya jatah makanan hari ini cukup untuk aku engga makan selama seminggu” sembari jalan terburu buru untuk memberi tabungan ke kotak amal alias PUB di WC masjid sedangkan aku mempersiapkan diri untuk sholat zuhur.
Untuk warga kampung asri sendiri aku rasakan mereka adalah warga yang bajik sebajik namanya, warga yang ramah seramah wujudnya dan warga yang baik sebaik keadaannya.
Mereka merasakan dan mengamalkan dalam jiwa, akhlak dan nurani mereka, sehingga mereka selalu lapang dada, tenang, tenteram dan damai.



















╢ 4 ╟
Kenakalan remaja ala kampung asri

“Para asatidz(sebutan untuk kami bagi penduduk), diharapkan bisa memberi pengetahuan, memberikan amalannya khususnya terhadap para remaja baik putra ataupun putri di kampung ini sehingga begitu kalian selesai melaksanakan masa bhakti setidaknya  para remaja dapat mengajarkan ilmunya kepada anak anak di kampung ini terutama tentang agama” ujar pak heri sebagai ketua DKM di hadapan kami dan para remaja yang kurang lebih berjumlah 22 orang, selepas sholat isya.
Kami berdua mengInsya Allah kan pernyataan pak heri tersebut.
Dan inilah nama nama para remaja masjid yang aku dan arif bimbing.
Putra                                                      Putri
Agus Tinggi                                            Yuli
Agus Pendek                                          Rohaeti
Ali                                                            Wartini
Gono                                                       Wulan
Anwar                                                      Wulansari
I’dad                                                        Alit
Yana                                                        Asih
Apep                                                        Nenden
Indra                                                        Evi
Engkos                                                    Dini
Nandang        
Iwan   

Pada saat setelah pengajian ba’da Isya selesai lalu aku dan arif mengundang remaja putra untuk tidur bareng di kamar masjid tempat tinggal kami selama di kampung asri, hal itu kita lakukan supaya kita sebagai asatidz bisa lebih dekat lagi dengan para remaja yang diamanatkan oleh DKM dan supaya bisa meramaikan masjid, dan ternyata para remaja putra yang berjumlah 12 orang mengiyakan ajakan kami.
Di kamar kami yang berukuran 4x3 M kami semua berkumpul.
“manusia udah kayak pindang masuk kaleng aja desak desakan begini” ujar arif.
“yah mungkin kita semua ada bakat jadi ubur ubur kali” ujar Iwan.
Setelah ngalor ngidul kita ngobrol, bercanda akhirnya tiba saatnya untuk kita tidur, namun disaat itulah tragedi dimulai.
“Klik” arif mematikan lampu.
“.........” remaja mulai tertidur.
“....,Ngrook.....” Satu atau dua remaja mulai ngorok tidurnya.
“.....pssst, duuuuuut, brot...” keluar suara gaib alias gas beracun namun tidak berbahaya walaupun dihisapnya berjam jam.
“apaan tuh“ spontan kami semua bangun.
“hem, heeem, heeeeem” semua remaja terkaget dan mulai mengendus endus napasnya seperti anjing sedang melacak jejak, dan ternyata memang ini adalah bau kentut terhangit yang pernah aku cium.
“brak, bruk, buka pintu“
Di kegelapan kamar itulah para remaja bertabrakan untuk segera keluar dari kamar demi menghirup udara segar.
“siapa sih yang kentut ?” tanyaku.
“bau kentut kayak gini sih engga mungkin kita, karena baunya kampungan amat, pasti diantara kalian” ujar arif.
“tega amat kalian kami disini mengajar kalian tidak mengharap imbalan apa apa malah dikasih kentut baunya udah seperti ubi busuk lagi” ujarku sembari bercanda.
Tapi setelah dihitung hitung kok remaja kurang 2 orang, tiba tiba indra dan i’dad keluar dari kamar sembari memegang perutnya seraya kesakitan.
“sialan, dasar edan, tulung tulung siapa yang menginjak injak perutku, sakit nih” ujar indra
“ha...ha...ha...“ kami semua engga kuat menahan ketawa melihat mimik muka indra dan i’dad dan memang ketika tragedi suara misterius (broooot) itu terdengar, indra dan i’dad sudah berada di alam lain sehingga tak sadar mereka terbangun karena terinjak injak teman teman yang lain yang berusaha mencari udara segar, bahkan si i’dad berujar “sugan teh aya lini atuda meni rariweuh”. (aku pikir ada gempa abis pada sibuk ).
Kami semua langsung meminta maaf.
Aku heran bau nyengat kayak begitu kok tidak membangunkan mereka, apa mereka sudah terbiasa dengan aroma seperti itu.
Dan sampai saat ini saya masih bertanya tanya siapa yah yang kentut masa ada mahluk gaib.
BTW, emang yang namanya kentut orang kota dan kentut orang kampung itu aromanya beda banget sehingga di situ aku bisa mengambil pelajaran untuk bisa membedakan mana orang dari kota dan mana orang dari kampung dan itu salah satunya dari aroma kentut.                            
                                                   * * * * *
Suatu hari orang tuaku mengunjungiku yah maklum orang tua rindu anaknya, sekalian wisata mengajak adik adikku sekaligus orang tuaku hendak bersilaturahmi kepada ketua DKM.
Pada saat itu orang tuaku membawa oleh oleh untukku tentunya makanan makanan kesukaanku yang memang engga ada di kampung diantaranya :
# Chicken Nugget
# Sarden 4 kaleng
# Abon
# Sosis
# Dunkin Donuts
# dan buah buahan
Serta tak lupa membawa selimut, sengaja aku meminta tolong ibuku via telepon sebelumnya.
Selesai bersilaturahmi keluargaku pulang, ternyata ada yang berkomentar tentang fisik keluargaku yaitu istri pak heri, bu aci namanya.
“irvan, semua keluargamu kok mukanya pada putih putih dan bersih bersih lagi bahkan ibumu kelihatannya awet muda, lah kamu udah hitam banyak jerawat, rambut keriting, pakai kaca mata minus 2, apa betul kamu adalah anak kandung ibumu?” ujar bu aci.
“ha...ha...ha...” semua yang mendengar pernyataan bu aci pada tertawa.
Dalam hatiku berucap “ibu kira aku turunan gorila yang punya mata minus apa”, untung di akhir katanya tak ada embel embel “hidup lagi” kalau ada itu ibu menurut perkiraanku nyumpahin aku kenapa engga mati sekalian aja, tapi memang bu aci ini orang yang kesekian kalinya berkata seperti itu karena memang di keluargaku, aku lain sendiri. Lalu aku menjelaskan kenapa aku beda secara fisik dari keluargaku.
“aku hitam karena aku adalah orang yang aktif dalam kegiatan pramuka selama 6 tahun sehingga aku sering berpanas panasan, bahkan sampai saat ini namaku masih tercantum sebagai salah satu kepengurusan sekodya bandung, jerawat ini faktor turunan kata nenekku ibuku sewaktu seumurku banyak juga jerawatnya, rambut keriting karena memang belum dicukur coba kalau sudah, aku yakin cewek pada ngejar (sembari PD) masalah kaca mata juga turunan” jelasku membela diri.

 Malam harinya karena banyak punya makanan, aku berniat membagikan oleh oleh yang dibawa orang tuaku kepada para remaja masjid.
“ayo kumpul nih Alhamdulillah aku punya rejeki” ajakku.
“ada makanan dari kota nih” sahut yuli.
Tapi ternyata yang kumpul hanyalah remaja putri sedangkan remaja putra malah nongkrong di kamar karena penasaran aku menghampiri mereka dan ternyata mereka sedang makan sesuatu.
“makan apa kalian? “ tanyaku sembari kebingungan.
“makan makanan yang dibawain sama kak irvan” jawab mereka sembari anteng.
Tapi setelah aku perhatikan ternyata mereka makan, makan chicken nugget yang masih mentah alias belum dimasak.
“kalian makan ini ?” tanyaku.
“iya kak, enak sih” jawab mereka sambil cuek.
“kalian tau kalau makanan ini sebelum dimakan mesti digoreng dulu ?” tanyaku
“engga!!!” jawab mereka sembari pasang muka bengong.
Pikirku mereka menyudahi makanan mereka tapi ternyata.....
“ah tanggung lagi enak lanjutin aja“ sahut i’dad dan semua remaja  mengiyakan perkataan i’dad untuk kembali makan chicken nugget yang masih mentah.
Dalam hal ini aku bukan berarti engga ikhlas, cuma waduh apa mereka engga bisa bedain makanan dari supermarket mana  yang mentah dan mana yang matang, bagi mereka yang penting enak yah lanjut dimakan, pantes aja bau kentutnya “Naudzubillahimindzalik”  hangit banget euy.

                                              * * * * * 


Pada suatu pengajian subuh.
“kak irvan bagaimana hukumnya orang pelit?” tanya gono
“orang pelit maka di neraka nanti hartanya akan Allah lilitkan di lehernya, sesuai Firman Allah di surat Ali Imron ayat 180, yang artinya : “sekali kali janganlah orang orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka, harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat dan kepunyaan Allah lah segala warisan yang ada di langit dan di bumi dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” jawabku.
Malam harinya gono dan kawan kawan membawa nangka yang besar amat sampai sampai wanginya dari jarak yang jauh sudah tercium bahkan itu nangka kalau dikupas untuk ukuran 20 orang aja mungkin engga habis.
“Assalamu alaikum” sahut gono dkk.
“Waalaikum salam “ jawabku dan arif.
“kak ini ada rejeki buah nangka ayo kita kupas bareng bareng”  ajak gono.
Tanpa berpikir panjang lagi aku dan arif mengikuti ajakan mereka.
“ayo, wah yang kayak gini mah pantang kalau ditolak” sahut arif.
Begitu nangka telah dikupas, tak pelak 1 orang =2 tangan, 14 orang = 28 tangan buru buru nyamber nangka yang telah dikupas, sampai perut kami benar benar kenyang.
“wah benar benar nangka yang manis baru kali ini aku makan nangka seperti ini, ngomong ngomong kalian dapat nangka ini dari mana ? “ tanyaku.
“dari mang ecep“ jawab gono.
1 hal tentang mang ecep di kampung asri ini yang pernah aku dengar dari penduduk adalah mang ecep dikenal dengan sifatnya yang pelit amat walaupun sering ibadah ke mesjid tapi pelitnya engga ketulungan, katanya dia punya tanah dan ditanahnya itu banyak sekali tumbuh tumbuhan salah satunya nangka tapi setiap ada orang yang lewat bahkan tetangga pun engga pernah ditawari buah buahan pada hal di tanah nya sangat lebat “jangankan ditawari, diminta aja alasannya macam macam katanya buah buahan nya itu sudah pas dikilonya untuk dijual ke kota atau katanya buah buahannya belum matang pokoknya banyak deh alasannya” perkataan yang pernah aku dengar dari salah satu penduduk.
“kalian minta ?” tanya arif.
“tumben dikasih, katanya mang ecep itu pelit amat” sahutku.
“kata siapa kita minta, kalau minta terus kita dikasih berarti mang ecep lagi engga waras “ kata gono.
“jadi maksud kalian, kalian mencuri?” tanyaku .
“iyah” jawab mereka.
“ya ampun kalian mencuri makanan, berarti yang tadi kita makan adalah makanan haram, kalian gila, kalau ketahuan reputasi kalian sebagai remaja masjid dan kami sebagai pembimbing kalian akan tercoreng !!!” sahut arif sembari ketakutan.
“tapi kami mencuri demi kebaikan mang ecep juga“ sahut gono.
“maksudnya ?” tanyaku.
“tadi pagi kan kak irvan menjelaskan kalau orang pelit itu maka di neraka hartanya bakal dililtkan di lehernya, nah dengan kami mencuri ini berarti kami telah menyelamatkan lehernya mang ecep supaya engga dililit buah nangka ini” jawab gono.
Mendengar penjelasan itu aku bengong, pingin ketawa iyah, merasa bersalah iyah, aku mau menjelaskan tapi susah, aku mau menyalahi mereka tapi secara teori juga rada rada masuk akal, membenarkan tindakan mereka ? engga mungkin dimana mana yang namanya mencuri yah tetap saja mencuri jelas haram hukumnya, lagi pula makanan sudah dalam perut, akhirnya aku hanya dapat mengatakan “ya udah lain kali jangan kalian ulangi lagi” pintaku.
Lagi pula santri juga manusia, dan aku yakin kalau mereka mengulangi lagi perbuatan mereka dengan mencuri dengan cara seperti tersebut pasti aku juga ikut ikutan nyicip dan itu terbukti pada waktu yang lain, para remaja mencuri ikan mang ecep dari kolamnya, ikannya lumayan subur subur, begitu dibakar di depan masjid “Kriuuuk” langsung aromanya bikin cacing cacing pada teriak, dengan dalih “ mubazir itu dosa” jadi ikut ikutan makan deh.

                                              * * * * *
Pada kepengurusan remaja masjid ada 4 pasangan yang sedang memadu kasih, diantaranya :
Gono         Nenden
Indra          Evi
Hendar       Wulan sari
Agus           Yuli   
Yah kami sih sebagai pembimbing mereka, engga masalah kalau mereka pacaran, hanya kami cuma bisa mengingatkan saja kalau pacaran jangan kelewatan.
Namun dasar pintarnya mereka  khususnya yang sedang memadu kasih, yaitu setiap hari minggu adalah jadwal untuk kita waktunya berolah raga dan bersih bersih masjid, namun pintarnya mereka adalah mereka beralasan kepada orang tuanya  untuk membantu bersih bersih di masjid padahal mojok dan engga tau pada apel ke mana ?
Tapi diantara pengalaman pacaran yang paling unik yang pernah aku lihat adalah pasangan Gono    Nendan karena 1 hal tentang mereka adalah ternyata katanya hubungan diantara mereka tidak direstui oleh ibunya nenden, karena ibunya nenden lebih merestui nenden berpacaran dengan asep lelaki pilihan ibunya  yang menjabat sebagai sopir angkot di lembang ketimbang gono yang hanya aktif di masjid.
Pernah suatu hari.
“assalamualaikum” suara ibu memberi salam.
“waalaikum salam” jawab aku dan arif.
“maaf mau tanya nendennya ada?” ternyata yang bertanya itu adalah ibunya nenden.
“tidak ada” jawab arif sembari bengong.
“kok engga ada, kalian gimana sih sebagai pembimbing kok engga bener, bukannya perhatiin anak ibu,..........☻*” sambil ngomel engga jelas ibu nenden berlalu.
aku dan arif melamun.
“ada apa dengan ibu itu?” tanyaku.
“dia pikir kita baby sitter anaknya kali yah” ujar arif.
Dipikir pikir kasian juga kisah cinta gono dan nenden ini, dan memang kabar terakhir yang aku dengar adalah gono lebih memilih untuk mengalah sehingga merelakan cintanya neng nenden kepada kang asep sehingga bersanding di pelaminan sesuai harapan orang tua nenden.
Pesanku terhadap gono ”Waduh gono tabah yah, dunia tak selebar daun kelor tenang masih banyak wanita wanita di dunia ini, mau yang gimana nanti aku carikan, mau janda yang sudah punya anak 5 atau nenek yang punya cucu 10 .







Catatanku untuk para remaja mesjid kampung asri.
Mereka adalah sekian remaja yang rata rata putus sekolah secara formal, namun mereka merasa tidak menjadikan beban selalu ceria dan gembira di mana saja dan kapan saja, selalu mensyukuri keadaan, padahal sebenarnya mereka ingin sekali seperti remaja lainnya  yang mengenyam pendidikan formal.
Adalah pelajaran berharga tentang kegembiraan yang saya dapatkan dari remaja mesjid yaitu bagaimana mereka menanamkan seni bergembira itu dengan cara menempatkan kehidupan ini sesuai dengan porsi dan tempatnya.
Yah, mereka cukup menikmati kenikmatan terbesar dari kegembiraan , ketentraman dan ketenangan hati, sebab dalam kegembiraan hati itu terdapat keteguhan pikir, produktifitas yang bagus dan keriangan jiwa. Kata banyak orang kegembiraan merupakan seni yang dapat dipelajari. Artinya : siapa yang mengetahui cara memperoleh, merasakan dan menikmati kegembiraan maka ia akan memanfaatkan berbagai kenikmatan dan kemudahan hidup, baik yang ada di depannya maupun yang masih jauh berada di belakangnya.   
Bagaimanapun memang kehidupan ini laksana permainan yang perlu selalu diwaspadai.
Mengojek, bertani, menjadi kuli bangunan, menjajakan dagangan di pasar adalah semangat mereka dalam mengarungi hidup.
Gubahan syair berikut menggambarkan kehidupan mereka
Kala seorang jelata dalam kesengsaraannya
Ringan baginya untuk mendaki gundukan lumpur

Meskipun begitu mereka tak putus asa mencari ilmu sehingga walaupun mereka tidak mendapatkan ilmu dari sekolah, mereka secara serius mencari ilmu dengan cara mereka sendiri salah satunya adalah bergabung dengan organisasi remaja mesjid,
Mereka tidak bermuram durja, pesimistis dan lemah semangat.
Lain halnya dengan seorang pelajar yang senang hidup foya foya, tidak aktif, tak pernah terbelit masalah dan tidak pula tertimpa musibah karena ia justru akan menjadi kan kehidupannya kehidupan yang malas, enggan bergerak dan mudah putus asa. Tidak sedikit memang orang orang yang hidupnya berkecukupan namun mensia siakan.

Itulah saat saat kebersamaan saya bersama mereka, saya banyak mengambil hikmah dari mereka, selalu bersyukur dan tidak putus asa. Menjadikan pelajaran yang amat sangat berharga.
Yang saya tulis hanyalah sebagian kecil bentuk keceriaan mereka yang padahal terdapat segudang pengalaman berharga, terutama bagi saya dan arif.
Salut memang walaupun kalian berusia muda tapi semangat kalian menggambarkan kedewasaan yang sangat memberikan pelajaran khususnya bagi saya pribadi dan itulah pelajaran yang paling sangat berharga karena mungkin tidak akan pernah didapatkan di bangku sekolah manapun.

























╢ 5 ╟
Kisah Pak Lila

Sebut saja namanya pak lila, juga bukan nama sebenarnya, sengaja aku samarkan demi menjaga nama baiknya (kebetulan saat aku menulis aku belum meminta izinnya), disebut pak lila karena sesuai dengan artinya lila dari bahasa sunda yang artinya lama.
Beliau adalah salah satu Dewan Kepengurusan Masjid al- Mubaroq tempat aku dan arif melaksanakan masa bhakti.
Disebut dengan pak lila karena beliau memang kalau melakukan sesuatu khususnya yang bersangkutan dengan ibadah, sangat lama terutama kalau sudah wudhu dan sholat. Beliau punya sifat ragu ragu terbukti pada saat wudhu seandainya tidak pas dengan hatinya maka diulangi lagi wudhu tersebut, kasian jadi orang yang sudah lama ngantri hendak mengambil air wudhu, begitu pula dengan sholat, pada saat hendak melaksanakan takbiratul ikhram karena mungkin tidak pas dengan hatinya maka dia menangguhkan tangannya untuk bersedekap di dada namun mengulangi lagi ke niatan awal “ushali fardhu.......” terus selalu seperti itu pada saat hendak melaksanakan sholat, baik itu sholat sendirian ataupun berjamaah sehingga kalau berjamaah mesti betul betul dulu pak lila membaca surat fatihah baru makmum takbiratul ikhram.
Sering aku mengalami kejadian di saat aku sedang berusaha khusyu untuk ibadah namun karena pak lila yang menjadi imam maka yang ada terkadang setelah ibadah badanku jadi pegal pegal.

Diantaranya :
Ø  Ketika setelah melaksanakan sholat fardhu dilanjutkan dengan wirid lalu membaca do’a, tapi saking hafalnya pak lila terhadap do’a do’a berbahasa arab sehingga beliau membaca dengan sangat khusyu dan lama, panjang pula.
Bagus sih memang kalau dipikir pikir karena beliau sangat berserah diri kepada Allah SWT, tapi yang jadi makmum kadang sudah merasa pegal amat sehingga terkadang ada makmum yang iseng dengan menyebut “amiiiiiin pak haji!!!” dengan sedikit berteriak, ada juga yang menyebut “am.........pun”, bahkan ada yang menyebut “amiiiiin nilila lila teuing” yang kalau dibahasa indonesiakan artinya “amiiiin nya kok lama lama amat” sehingga bukannya aku khusyu mendengar do’a pak lila yang ada aku malah tertawa termiris miris.
Ø  Lalu aku teringat saat bulan puasa, kami melaksanakan sholat taraweh secara berjamaah dan kebetulan pada hari itu yang menjadi imam sholat taraweh adalah pak lila, kalau DKM lain yang menjadi imam rata rata setelah surat al fatihah di rokaat yang ganjil maka dilanjutkan dengan salah satu surat dari juz a’mma, di rokaat yang genap setelah membaca surat al fatihah maka dilanjutkan dengan membaca surat al ikhlas, karena memang kami adalah golongan dari madzhab imam safi’i sehingga menerapkan sholat taraweh yang 20 rokaat.
Lain DKM lain pula dengan pak lila, di rokaat yang ganjil setelah surat al fatihah beliau membaca surat yasin dari ayat pertama sampai ayat terakhir disela sela hingga rokaat yang ke 19 dan dirokaat yang genap setelah beliau membaca surat al fatihah beliau membaca salah satu bacaan dari juz a’mma tapi yang ayatnya panjang panjang, bagus memang pak lila menjaga hafalan alqur’an nya dengan cara diamalkan pada saat sholat, karena itu memang ketentuan dari Allah:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al qur’an dan sesungguhnya kami tetap memeliharanya.” (al-Hijr : 9).

“Sesungguhnya Allah telah memberikan karunia kepada orang orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri. Ia membacakan kepada mereka ayat ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka al kitab dan al hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu mereka berada dalam kesesatan yang nyata “ (Ali imron : 164)

Tapi yang jadi makmum karena tidak biasa berdiri kelamaan sehingga pada saat sholat isya dimulai di barisan laki laki terdapat 6 baris namun setelah sholat taraweh dilaksanakan sisa 2 baris itu pun tidak penuh begitupun di barisan wanita sehingga pada saat selesai beliau berujar : e’leh e’leh jelema teh geningan kararedul, diajak ibadah nu bener ngadon kalalabur. Artinya : ya ampun orang orang tuh ternyata pada malas, diajak ibadah yang betul malah pada kabur.
Yah itulah manusia yang belum tebal imannya, bahkan mungkin termasuk aku, jadi kebayang kalau sholat taraweh di masjidil haram seperti apa pegalnya, karena 1 hari sholat taraweh maka 1 juz al-qur’an yang mesti dibaca tapi Allah maha adil rasa pegal mereka pun dibalas dengan pahala yang seharusnya.

“dan apabila dibacakan al –qur’an maka dengarkanlah baik baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapatkan Rahmat” (al – a’raaf :204).

Ø  Pak lila kalau menerangkan khutbah jum’at pasti lama kadang mesjid di sebelah sudah pada bubar, ini masih mesti nunggu 15 menit lagi baru sholat jum’at, memang bagus tapi melihat para jama’ah ada yang menggerutu, ada yang tidur, sehingga mungkin diantara mereka ada yang tanpa sadar batal wudhunya, kasian juga pak lila yang mesti menanggung dosanya para jama’ah yang batal wudhu, pernah suatu hari arif menjaili pak lila dengan membuat surat kaleng dengan maksud menyindir, lalu dimasukan  ke dalam kitabnya sehingga kalau dia sedang membaca kitab maka surat kaleng itu bisa langsung dibaca oleh pak lila, adapun isinya adalah :

Saya tulis kisah ini semoga anda mengambil hikmahnya :

Pada suatu hari ada satu  bis yang melaju sangat kencang, dan yang menjadi salah satu penumpang bis itu adalah seorang kiai, namun bis tersebut kecelakaan dan diantara yang meninggal itu adalah sopir bis dan kiai tersebut.
Pada saat malaikat akan membagi mana orang yang pantas ke dalam surga dan mana yang pantas ke neraka,  maka si kiai malah dijebloskan ke dalam neraka sebaliknya sopir bis yang membuatnya meninggal malah dimasukkan ke dalam surga, dalam hal ini si kiai protes kepada malaikat.

“Wahai malaikat mengapa aku yang ahli ibadah kau jebloskan ke dalam neraka sedangkan si sopir bis itu yang membuat kita celaka malah dimasukkan ke dalam surga.” Protes sang kiai.

Jawab malaikat “ketahuilah ketika sopir bis itu sedang menyupir bisnya, tidak sedikit orang yang mendoakan agar selalu selamat sehingga orang orang tersebut melek tidak tertidur. Sebaliknya pada saat kau memberikan ceramah yang begitu panjang, banyak orang yang menggerutu mendoakan yang tidak tidak selain itu banyak pula jemaahmu yang bukannya mendengar ceramah malah tertidur.”  

Tapi memang dasar udah menjadi wataknya kali sudah disindir tetap saja pak lila teguh dengan pendiriannya yang selalu berlama lama.

Salah satu kepribadiannya yang unik adalah karena dia ABRI, namun ABRI di sini bukan berarti Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Tapi Anak Buah Rhoma Irama dan beliau itu sangat fanatik amat, kalau kampung asri mengadakan acara, biasa selalu ada dangdut dan yang selalu direquest oleh pak lila adalah lagunya rhoma irama biasanya yang menjadi andalannya adalah lagu begadang atau malam terakhir.
Bahkan istrinya berujar “pak lila itu kalau sudah tidur terus didengerin lagunya rhoma irama pasti ada anggota tubuhnya yang joged joged karena asik mendengar lagunya. Bahkan jaman dulu kalau rhoma irama dan grupnya yang bernama soneta group tampil di televisi pasti dia betah di rumah dan engga mau diganggu.”
Dan dari ucapan indra lah yang bikin aku geli “tidur aja bisa joged, saya pingin tau kalau pak lila lagi sholat terus didengerin lagu rhoma irama, sholatnya jadi joged engga yah, lucu mungkin kalau iyah.”

Astagfirullah, indra,  taubat taubat.  
   




╢ 6 
Pertemuan & perkenalanku dengan gadis super jutek

3 bulan sudah tak terasa aku menghuni kampung asri ini menjadi guru pengajian, memberi sedikit pengetahuan tentang agama kepada warga sekitar, melaksanakan masa bhakti sebagai tugas alumni santri, demi pengamalan ilmu yang pernah kita dapatkan, sehingga suatu waktu tibalah pengalaman baru.
“Assalamualaikum” sapa seorang ibu yang bernama Ibu ariana.
“Waalaikum sallam” jawab ku, arif dan rafi yang kebetulan saat itu rafi sedang ada di masjid mengontrol kami untuk laporan triwulanan untuk selanjutnya diserahkan kepada pengelola pesantren.
“permisi apa ibu mengganggu?” tanya ibu ariana
“tidak” jawab kami.
Pada saat itu ibu ariana curhat kepada kami bertiga tentang keadaan anak sulungnya yang bernama ririn, yang intinya adalah “ririn adalah seorang gadis kelas 3 SMU di daerah bandung, tapi ibu merasa ririn salah bergaul di sekolahnya, sering sekali pada kenyataannya dia pergi ke sekolah engga taunya malah keluyuran bersama gengnya entah pergi ke mana, ibu merasa khawatir, sudah sering ibu menasehati dia tapi tetap saja bandel mungkin dengan dibantu asatidz membimbing agar mau ke mesjid bergaul dengan remaja remaja mesjid dengan harapan ada perubahan pada anak ibu” curhat ibu ariana.
Mendengar curhatnya ibu ariana kami hanya bisa menginsya Allahkan, dan mempersilahkan ririn untuk bergabung bersama remaja mesjid.
“terima kasih” jawab ibu ariana.
Sembari memberikan manisan berupa kolek ibu ariana pamit pulang.
Malam harinya selesai pengajian ba’da isya aku memanggil yuli dan wulan untuk mencari tahu siapa ririn, bagaimana karakternya dan pokoknya yang berhubungan dengan ririn.
Jawaban mereka.
“ririn adalah anak salah satu penduduk yang orang tuanya terbilang mampu di kampung asri ini, ayahnya seorang militer dan mempunyai perusahaan pupuk sehingga dia bisa  melanjutkan sekolah sampai jenjang SMU di daerah bandung pula, tapi karena status materi kita minder untuk bergaul dengannya padahal kita satu angkatan waktu SDnya.” jawab yuli.
Memang remaja remaja di kampung asri ini paling banter mereka bersekolah hanya tamat SD dan sangat jarang yang bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP apalagi SMU, sehingga remaja yang tidak melanjutkan sekolah merasa minder terhadap remaja yang dapat melanjutkan sekolah padahal mereka rata rata seumur dan kebetulan para remaja mesjid yang aku bina ini adalah para remaja yang tidak mampu untuk melanjutkan sekolah.
Selepas sholat isya aku, arif dan rafi seperti biasa mengadakan pengajian remaja. Lalu.....
“tok...tok...,assalamualaikum”suara ketukan pintu berbarengan
dengan suara salam seorang ibu.
“maaf mengganggu, ibu hendak mengantar anak ibu untuk bergabung dengan remaja mesjid”
Ternyata itu adalah ibu ariana dan anaknya ririn, seperti seorang ibu yang mau mengantar anaknya untuk pertama kali sekolah.
Namun harus kuakui dan pengakuanku itu disetujui oleh arif dan rafi bahwa gadis asri yang bernama ririn ini adalah gadis tercantik dan termanis yang pernah aku temui di kampung ini setelah 3 bulan aku dan arif melaksanakan masa bhakti, apalagi baru pertama kali bertemu seandainya kejadian tersebut ada di film kartun, mungkin muka ku, arif dan rafi berubah menjadi muka srigala yang kemerah merahan sedang mengaung genit, mata keluar, telinga berasap, mulut bersiul, hati terlihat keluar dari dada, karena melihat biduan cantik nan indah dipandang.
Akhirnya kami mempersilahkan ririn untuk masuk dan bergabung bersama kami sembari memulai untuk pengajian ba’da isya.
Selesai pengajian ba’da isya niat ku, arif dan rafi hendak ngobrol sekedar basa basi dengan ririn tapi dasar memang harus gondok, belum menyapa tiba tiba ririn keluar pintu ambil sendal lalu pulang dengan kilat, seperti orang  yang kebelet kepingin buru buru setor, kami di mesjid sempet bengong, sehingga ada salah satu remaja mesjid yang menggerutu.
“dasar sombong amat sih”
Dan memang harus kuakui gerutuan itu ada benarnya juga bahkan kalau perlu aku tambahkan “dasar perempuan mentang mentang cantik, terus jutek, sok, sombong pula”
Tapi karena saat itu posisiku sebagai pembimbing maka aku harus legowo, menghargai ibunya, bersabar dan tidak mudah menyerah. (emang dasar aja karena ceweknya cakep jadinya mau menghargai ibunya, mau bersabar, tidak mudah menyerah coba kalau wajah ceweknya amburadul diiih amit amit).
Keesokan harinya rafi pamit hendak pulang.
“irvan, arif aku pamit pulang” sahut rafi.
“lho kok buru buru?” tanyaku.
“aku harus menyerahkan hasil laporan kalian kepada kiai, tapi sebelum aku pulang aku mau menitip sesuatu” ujar rafi.
“titip apaan?” tanyaku.
“titip salam buat ririn” ujar rafi.
Merasa tersaingi kalau rafi ada di sini tak berpikir panjang lagi aku buru buru usir dia.
“sana buruan pulang, dan usahakan jangan kemari lagi” ujarku sembari bercanda.
“assalamu alaikum” sahut rafi.
“waalaikum sallam” jawab kami.
Akhirnya sainganku pulang.
Maghrib telah tiba, aku melihat dari jendela ternyata ada ririn yang hendak ikut sholat maghrib berjamaah.
“Alhamdulillah” ujarku.
Pada saat itu aku bingung, alhamdulillah yang aku sebut apa karena senang melihat kecantikannya dan mulai jatuh hati atau karena bersyukur masih ada harapan untuk memenuhi keinginan orang tuanya untuk bisa merubah sifatnya, entahlah hanya Allah yang tahu.
Selepas sholat maghrib aku mencoba mendekati ririn, karena kebetulan dia sendirian karena memisahkan dirinya dengan remaja yang lain.
“ayo gabung dengan dengan remaja mesjid yang lain” ajakku.
“heem, terima kasih” jawab ririn.
Sekedar basa basi aku bertanya pertanyaan yang engga terlalu penting.
“ririn kelas berapa sekarang?” tanyaku.
“hee..em kelas 3 SMU” jawab ririn.
“Sekolah di mana ?” tanyaku lagi.
“heee....eeem di bina dhama bandung” sembari mulai memperlihatkan muka juteknya.
Dan menurut teori psikologisku, bila pria berhadapan dengan wanita lalu kita ajak ngobrol, namun si wanita tersebut malah memberikan tanda tanda seperti berikut :
1.      ketika dia tersenyum hanya setengah bibir yang terangkat.
2.      lalu dia memperlihatkan kerutan di keningnya.
3.      matanya memandang seolah olah kita jauh, padahal kita berada dekat di hadapannya.
4.       pada saat menjawab pertanyaan yang kita pertanyakan selalu diawali dengan kata kata seperti ehh, iya, ehm, oh, pokoknya kata yang engga penting terus diucapkannya sembari jutek.
Kesimpulannya kalau memang mempunyai tanda tanda yang disebut di atas itu wanita sombong abis.dan memang ketika aku ajak basa basi untuk ngobrol semua tanda tanda tersebut terpajang dalam mimik mukanya.
“beruntung itu cewek cantik sehingga bisa menutupi tanda tanda jutek di mukanya”
“Wallahu a’lam bishoab, wa shodaqollahuladzim” kitab safinah ditutup menandakan pengajian ba’da isya yang diikuti oleh para remaja selesai dilaksanakan.
Namun seperti biasa ririn memisahkan diri buru buru keluar mesjid, ambil sendal, lalu pulang.
Karena aku semakin penasaran terhadap manusia yang bernama ririn ini akhirnya aku berencana mengunjungi rumahnya diantar perwakilan dari remaja putri.
“Yuli, wulan dan rohaeti” aku memanggil mereka.
“iya kak”. Jawab mereka.
“kalian ada acara malam ini?” tanyaku.
“tidak” Jawab mereka.
“bagus, boleh saya minta tolong untuk supaya kalian mau mengantar saya ke rumah ririn?” tanyaku.
“apa,,,,,,!” jawab mereka sembari memasang muka ketakutan seolah olah akan berhadapan dengan malaikat maut.
“tolong antarkan saya ke rumah ririn !!” tegasku.
“tapi kak, mau apa?” tanya yuli.
“mau ngelamar, ........ya engga lah, cuma mau silaturahmi, ayo pokoknya malam ini kalian antarkan aku ke rumah ririn” aku memaksa mereka.
Mau engga mau karena mereka murid dan aku gurunya mereka mau mengantar aku.
“tok...tok...tok..., assalamu alaikum” aku mengetuk pintu rumahnya ririn, sementara 3 orang dibelakangku terpaku terdiam seperti patung hidup.
“waalaikum sallam, eh ada tamu ayo silahkan masuk” ternyata yang membukakan pintu adalah bu ariana sembari ramah dia mempersilahkan masuk.
Dengan sedikit gemetar kami masuk ke rumah.
“tumben, ada apa?” tanya ibu ariana.
“kami mau bertemu ririn, ibu” tanyaku.
“Oh ada, tunggu sebentar ibu panggilkan”
tak lama kemudian ririn datang dan seperti biasa dia menyambut kami dengan muka juteknya.
“ada apa?” tanya ririn.
“eh... e..ngga Cuma mau ngobrol ngobrol aja,kalau ririn  ngga keberatan” Jawabku.
“oh maaf malam ini saya lagi banyak pekerjaan rumah, jadi lain kali aja yah” tegas ririn.
Gudubrak, gendook hati ini niat mau ngobrol malah diusir yah walaupun bahasanya sedikit tapi touching heart banghet.
Dengan rasa salting akhirnya kami berempat pamit pulang setelah menguyup sedikit teh yang telah dibuat oleh ibu ariana tanpa mencicipi kue yang tersedia di meja.
“ya udah kami pulang dulu” kami langsung angkat kaki menuju ke mesjid sembari bercanda demi menghilangkan gendok yang terlanjur menjalar di hati.

Besoknya pada saat pengajian remaja sengaja topik yang aku terangkan adalah tentang akibat perbuatan sombong, kebetulan ririn hadir. ”awas lho aku bales memang enak disombongin” walaupun sebenarnya bales dendam itu dilarang tapi yah namanya juga anak muda.
Dan aku memberi pelajaran kepada para remaja mesjid.
“kehidupan manusia ini sementara jadi apa yang perlu kita sombongkan, harta, kecantikan, jabatan, semua itu akan sirna. Seperti halnya cerita berikut karena sombong akibat harta.
Alkisah pada jaman Nabi Musa a.s hiduplah sseorang bernama qorunia selalu berlaku aniaya, dan sombong karena dianugerahkan harta yang sangat banyak, dan saking banyaknya itu harta kunci kunci untuk menyimpan pundi qorun itu sangat berat sehingga dipikul oleh sejumlah orang yang kuat kuat, barangkali kalau dulu udah ada guinees book of record mungkin itu kunci masuk kategorinya kali, dan karena hartanya tersebut qorun menjadi manusia yang lupa dan terlalu membanggakan diri.
Sehingga tidak sedikit orang yang menginginkan dunia berkata : sungguh berbahagia qorun andaikata kita mempunyai seperti apa apa yang dimiliki qorun, betul betul ia orang yang beruntung.
Sudah banyak orang yang menasehati qorun diantara nasehat itu berbunyi janganlah kau terlalu mengagung agungkan keduniawianmu tapi carilah apa  apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu yaitu kebahagiaan akhirat dan Allah telah baik kepadamu maka janganlah kamu berbuat kerusakan.
Namun qorun menjawab dengan berbusung dada (sombong), akulah yang mendapatkan hartaku ini dengan usaha dan ilmuku.
Dan akibat dari kesombongannya itu Allah menjadi murka sehingga dalam sekejap Allah membenamkan qorun bersama hartanya ke dalam perut bumi.
Dari cerita ini maka tiada artinya kita berlaku sombong dan angkuh.”
“tapi kak kita orang yang tidak punya harta berlimpah lantas apa yang bisa sombongkan?” tanya gono.
“siapa bilang orang yang tidak punya harta tidak bisa sombong, sebagai contoh:
kalian tidak memberikan senyuman kepada orang yang kalian kenal.
Kalian males untuk berbuat sesuatu dengan alasan ngapain kita kerja toh kerja engga kerja tetap aja kita miskin.
Kalian tidak mau membantu orangtua yang mengangkut barang yang padahal orangtua tersebut kesusahan dan kalian melihat namun kalian sengaja mengacuhkannya. Dan lain lain.
Bahkan Nabi SAW sendiri mengancam orang yang sudah miskin sombong pula.
Sesuai hadist Nabi SAW.
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: ”Rasulullah SAW bersabda ada tiga kelompok, yang pada hari kiamat Allah tidak akan berbicara kepada mereka, Allah tidak akan membersihkan mereka, Allah tidak akan memandang mereka dan mereka akan disiksa dengan adzab yang pedih, yaitu : orang tua yang berdzina, penguasa yang bohong, dan orang miskin yang sombong.” (H.R muslim)
Pada intinya semua orang bisa berlaku sombong tapi dari kesombongan itu bukan berarti mengangkat derajat mereka justru meredahkan mereka.” Jawabku.
Dengan sindiran namun memberikan pelajaran ini aku berharap tersentuh hatinya sehingga dia bisa berubah sikapnya.


Pernah suatu ketika aku menggoda adiknya ririn yang masih kecil, desi namanya usianya sekitar 6 tahun, kebetulan desi adalah salah satu anggota pengajian anak anak di mesjid.
Dan memang pada dasarnya aku senang sekali melihat anak kecil, apalagi kalau anak itu bikin gemes.
“Iihh lucu banget,.... jadi pingin nyubit,Boleh ngga?” tanyaku sembari bercanda kepada desi.
“....ngaa....ngaa...” tiba tiba desi malah nangis lalu kabur dari mesjid.
Lalu kira kira 15 menit kemudian ririn datang dengan menampakan muka yang engga enak, dengan nada emosi tiba tiba dia memarahiku.
“eeh irvan  kamu apain adikku?!!” tanya ririn sembari marah.
“ririn, ada apa?” tanyaku baik baik.
“ada apa ada apa, kamu apain adik saya, abis dicubit, dasar guru ngaji kejam......... ☻*” sembari marah marah ririn pergi.
“busyet, ini cewek engga nyangka cantik cantik bisa keluar bahasa preman” sahutku.
Hati nuraniku akhirnya berbicara
“waduh, aku harus bicara nih sama orang tuanya kalau sebenarnya akuengga nyubit, kalau engga nanti bisa ditudih yang engga engga”
Dengan hati penuh ketegaran aku berangkat menuju rumah ririn, tapi dalam perjalanan aku berpikir.
“waduh ayahnya kan militer, gimana jadinya yah nanti kalau aku ketemu ayahnya, apa mungkin nanti ayahnya bakal menghukumku dengan cara:
1.      aku disuruh push up, atau
2.       aku disuruh merangkak di atas lumpur lalu di atas punggungku dipasang  kawat tajam tajam., atau
3.      ayahnya ririn pasti punya pistol, lalu aku disuruh berada pada jarak sekitar 50 meter sembari berdiri tegak di atas kepalaku tersimpan apel, lalu ayahnya bembeceng kepalaku untuk menembak apel layaknya film koboy amerika,
wah, bisa sport jantung aku, anaknya aja guuuuualaknya bukan maen, saking galaknya mungkin anjing herder aja kalah oleh ririn, apalagi ayahnya”.
Dengan rasa masa bodo yang penting gimana nanti tapi badan gemetar juga akhirnya aku sampai di depan rumahnya ririn.
“Assalamu alaikum”
“waalaikum salam”sahut seorang bapak.
“astaga, ternyata bapaknya langsung yang menyahutku” pkirku.
“ayo silahkan masuk” ajak pa ariana.
“i...ya pak, terima kasih” akhirnya aku masuk dan duduk di ruang tamu.
Sembari terbata bata aku menjelaskan keadaan yang sebenarnya kenapa desi menangis, yang intinya
“se...benar...nya saya...  ke... sini mau min....ta maaf kare..na se..benarnya i...ni ada..la..h salah fa...ham, saya nyubit de...si anak bapak bu...kan kare...na saya benci... ta...pi ka...rena sa...ya gemes... dan tidak ada ma...ksud buat nya... kitin a...nak ba...pak”ujarku.
“oooh engga apa apa desi memang cengeng, maklum dia anak bungsu, lagi pula repot repot segala datang ke sini untuk minta maaf, ya udah lupain aja masalah itu dan karena kamu udah ada di rumah bapak ayo kita makan malam bareng bareng” ajak pa ariana.
“eeeh” busyet ni bapak yang katanya militer itu karena yang aku pikir pasti nih bapak galak banget, waktu aku pertama kali ketemu aja jangankan lihat seragamnya udah badannya tinggi besar, yang serem itu lihat kumisnya baplang banget, tapi kok ternyata ramah dan baik banget mau menawari aku makan segala, aku percaya ada istilah “don’t look the book from the cover”.
Namun karena malu akhirnya aku menolak ajakan pak ariana bukannya tak menghargai tapi kebetulan saat itu aku sudah makan malam.
Sembari pulang aku berpikir orang tuanya ririn pada baik baik amat ramah pula kok anaknya guualak amat yah, apa waktu bu ariana sedang hamil ririn salah ngidam kali, tau ah gelap.


╢ 7 
PDKT

Di indonesia kita melihat cewek merokok itu pasti risih contohnya ada salah satu artis berkerudung pula ke expose oleh media ketahuan merokok lalu secara tiba tiba berita tersebut menjadi hot news selama beberapa pekan, beberapa orang berkomentar, bahkan artis tersebut konon gagal lolos dalam pemilihan audisi pencarian pemeran untuk film layar lebar, yah maklum itu karena indonesia masih tabu dalam masalah seperti itu, problem tersebut adanya di kota apalagi di kampung.
Kebetulan ririn adalah cewek perokok walaupun merokoknya diam diam tidak di tempat umum, tapi sudah sering kali ibu ariana memergoki ririn merokok, ibu ariana curhat kepada kami dia ketakutan akibat salah bergaul, ririn jadi coba coba yang lain “mungkin saat ini dia mencoba rokok, ibu takut besok besok dia mencoba obat obatan” kata bu ariana sembari memohon untuk membantu berusaha membimbing untuk tidak salah bergaul.
Setelah pembicaraan itu aku berpikir bagaimana yah langkah awal buat bantu bu ariana, sampai akhirnya terpikir olehku untuk membeli buku yang berhubungan dengan keadaan ririn.
Besoknya aku mampir ke sebuah toko buku di daerah pasar lembang, syukur ternyata buku yang kucari ketemu, buku yang berjudul ‘dampak merokok bagi wanita dan cara bergaul yang baik’ 2 buku aku beli dengan harga Rp. 57.500,00 begitu sampai masjid yang terpikir olehku “mau engga yah dia menerima buku ini, tapi engga masalah biar kucoba dulu.”
Selepas pengajian ba’da isya, sengaja aku memanggil ririn secara pribadi dengan maksud supaya hal ini tidak diketahui oleh remaja mesjid yang lain.
“ririn, boleh saya bicara sebentar?” tanyaku.
“boleh, ada apa?” biasa, ririn menjawab dengan muka yang super jutek sehingga dalam hatiku  berkata “iiih mukamu ini lho kok githu amat sih, jadi pingin nyubit deh.”
“tunggu sebentar ada yang mau saya kasih, ini ada 2 buah buku, tolong diterima.”harapku.
begitu ririn membaca judul buku itu dalam benaknya mungkin ada perasaan tersinggung, sehingga dia ngomel “apa maksudnya ini, nyindir, tau dari mana kamu saya suka merokok?”.
“ririn, maksud dari saya memberi buku ini semata mata dengan niatan Bismillah semoga ririn bisa berubah sesuai dengan harapan keluarga ririn, apalagi ririn adalah anak paling gede karena diharapkan bisa menjadi pembimbing adik adik ririn, tidak ada maksud menyindir ataupun menghina, semua ini saya lakukan secara ikhlas makanya saya ajak ririn berbicara secara 4 mata, anggap saja ini hanya sebagai tanda kecil bentuk perhatian guru kepada muridnya, untuk masalah tau dari mana itu engga penting.” Jawabku.
“ya sudah, terima kasih.” Akhirnya mau juga ririn menerima buku pemberianku.
Besoknya selepas sholat maghrib ririn menghampiriku dengan menyodorkan uang pas.
“ini kak irvan, uang Rp. 57.500,00 buat gantiin buku yang kakak beli.” ucap ririn.
“ah, eit engga perlu saya ikhlas kok ngasih buat ririn lagi pula ririn tau dari mana itu buku harganya segitu?” tanyaku sembari bengong.
“makanya supaya engga maksud digantiin kalau mau ngasih, bandrol harganya dilepas dulu.”ucap ririn.
“wah belum saya lepas yah, ya ampun aku lupa jadi ketauan deh modalnya berapa” ucapku sembari bercanda.
 “memang bukunya sudah dibaca?” tanyaku kembali.
“baru sedikit tadi saya baca setelah pulang sekolah.”
Alhamdulillah setidaknya ririn mau menghargai pemberianku.
“kak, saya boleh bertanya?” ririn bertanya.
“tentu, silahkan.”
“kakak tau saya seperti ini apa kakak menyebarluaskan tentang sifatku ini kepada orang orang?” tanya ririn.
 “tidak, buat apa? Ada sabda Nabi SAW, dari Abi Hurairah R.A dari Nabi SAW. Sabdanya: “tiada seorang hambapun yang menutupi cela seseorang hamba yang lainnya di dunia, melainkan ia akan ditutupi celanya oleh Allah pada hari kiamat.” (Riwayat Muslim), lagi pula saya punya niat secara ikhlas untuk membantu keluarga ririn, termasuk ririn sendiri, jadi buat apa saya sebarluaskan yang ada nantinya malah menjadi aib nantinya bukannya ririn berubah malah semakin benci ke saya, yah hitung hitung shodaqoh jiwa dan bukankah sebaik baiknya shodaqoh itu tidak diketahui orang lain bahkan kalau perlu tangan yang memberi shodaqoh tidak diketahui oleh tangan sebelahnya, bahkan ketika saya memberi buku itu pun tidak ada yang tau termasuk kak arif sendiri” ujarku.
“ooh begitu yah, memang kak irvan yakin saya bisa berubah?” tanya ririn dengan nada pembicaraan yang mulai menghangat.
“Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan mereka sendiri. Nah sekarang pertanyaan saya, minimal dengan niatan untuk membahagiakan keluarga ririn, mau engga ririn berubah? karena niat itu cuma ririn sendiri yang bisa merubahnya, yah mungkin bisa dibantu dengan keadaan orang orang di sekitar ririn. Sesuai firman Allah di surat al- maidah ayat 2 yang artinya: dan tolong menolonglah engkau semua atas kebaikan dan ketakwaan” ucapku.
“kak jelas jelas saya ini selalu jahat terhadap kak irvan kenapa kakak malah selalu berlaku baik terhadap saya, kok kakak bisa bersabar apa engga dendam dan lagi kakak tau kan kalau saya pergi ke mesjid ini karena terpaksa disuruh mamah?” ririn bertanya kembali.
Lalu aku menjawab “memang itulah tugas saya disini berusaha untuk membantu warga sekitar semoga dapat berjalan ke arah yang lebih baik, saya hanya berusaha untuk mengamalkan     ﺘﻌﺎﻮﻧﻭﺍﻋﻟﻰﺍﻟﺑﺮﻭﺍﻟﺗﻗﻭﻯ   yang artinya tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa. Saya memang bukan nabi yang diciptakan Allah untuk memperbaiki iman dan taqwanya seseorang tapi saya hanyalah manusia biasa yang ditunjuk oleh pesantren guna mengamalkan dan mengajarkan apa apa yang pernah saya pelajari dan dari sekian banyak yang saya pelajari 2 diantaranya adalah bersabar dan tidak dendam, kamu pernah dengar cerita Nabi SAW yang pada saat itu akan beribadah ke mesjid, beliau selalu diludahi dan dilempar batu oleh seorang pemuda, tapi apa Nabi SAW membalas, tidak malah ketika pemuda itu sakit Nabi SAW malah menjenguknya sehinggga pemuda tersebut merasa malu dan akhirnya mengikuti ajaran Nabi SAW. Itu sifat Nabi SAW terhadap lelaki apalagi terhadap wanita yang 3 kali lebih utama, termasuk ririn sendiri yang adalah wanita yang Allah sendiri menganjurkan untuk bersifat lembut terhadap wanita dan masalah ririn ke mesjid apa itu disuruh atau engga yah saya cuma bisa yakin pada awalnya ririn datang karena paksaan tapi itu lebih baik dari pada tidak sama sekali karena suatu saat nanti pasti ririn mendapat hidayah bukan lagi paksaan tapi menjadi keinginan” jawabku yang padahal kalau inget inget bagaimana waktu aku dimaki maki dan waktu diusir dikatain orang item idup pula wah sakiiit banget.
“ngomong ngomong masalah keutamaan wanita dibanding lelaki kenapa yah wanita itu selalu dilebih lebihi tidak hanya di agama tapi juga negara buktinya jelas jelas di alqur’an dan hadist tidak sedikit menerangkan wanita lebih dimuliakan bahkan 3 kali lebih mulia ketimbang lelaki bahkan negara juga seperti itu buktinya ada hari ibu tapi engga ada hari bapak, ada ibu kota tapi bapak kota mana ada?” aku sedikit bercanda supaya obrolan tidak terlalu serius. 
Tapi akhirnya dari obrolan itu, itulah pertama kalinya aku melihat ririn tersenyum secara ikhlas walaupun sedikit, tapi engga apa apa masih ada kesempatan toh dunia belum kiamat.
“terima kasih senang mendengarnya”ucap ririn.
“dag dig dug, dag dig dug” hatiku berdetak sembari menggenggam tanganku, setengah berteriak aku berucap “yes yes yes, Alhamdulillah” setidaknya ini menjadi langkah awal yang baik.
Pada hari minggu selepas sholat ashar sengaja aku berkumpul dengan anak anak mesjid untuk belajar bersama karena besoknya anak anak yang sekolah hendak menghadapi ujian tengah semester, termasuk salah satu adiknya ririn yang bernama yuda yang pada saat itu sedang duduk di bangku kelas 5 SD.
Tiba tiba ririn datang hendak memanggil adiknya.
“assalamu alaikum” ucap ririn.
“wa’alaikum sallam“ jawabku.
“maaf mengganggu, wah ramai nih lagi ada acara belajar bersama yah?” tanya ririn.
“iya” jawabku, yang saat itu kebetulan sedang membantu yuda mengajarkan rumus matematika.
“kak irvan suka dengan pelajaran matematika?” tanya ririn.
“ah ini kan pelajaran matematika kelas 5 SD, sekilas sih inget inget aja, asal jangan dikasih matematika kelas profesor aja, bisa sih baca soalnya tapi begitu harus dijawab bukannya jadi ilmu pasti malah jadi ilmu ngawur” jawabku.
“lalu pelajaran apa yang paling kakak suka?”
“bahasa inggris.”
“oh ya kebetulan, saya paling benci dengan pelajaran itu.” ucap ririn.
“lalu ririn sendiri paling suka dengan pelajaran apa?” tanyaku.
“antropologi”.
“ooh, ilmu sosial” jawabku sembari mikir, nih anak suka dengan ilmu sosial tapi kurang amat bersosialisasi.
“ah kebetulan, kalau begitu saya punya tugas menterjemahkan bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia, mau engga kak irvan bantu saya?” tanya ririn.
“boleh” jawabku.
“ya sudah nanti malam saya bawa bukunya” ucap ririn sembari pamit pulang.
Malam harinya selepas sholat isya ririn membawa buku pelajaran bahasa inggris dan mesin tik, lalu menunjukan ada 4 lembar yang mesti diterjemahkan dan mesti diketik.
“baiklah akan saya kerjakan, insya Allah besok pagi selesai.” ucapku.
“terima kasih” ujar ririn.
Entah karena niat apa aku menolong apa karena ikhlas atau karena “aku rela berkorban apapun untukmu” aku bergadang sampai jam 2 malam untuk mengerjakan tugas ririn, karena memang pagi harinya ririn mau ambil tugas yang aku buat ini.
Pagi harinya sebelum ririn berangkat sekolah, ririn mendatangi mesjid untuk menanyakan tugasnya.
“sudah selasai?” tanya ririn.
“sudah ini tugasnya” aku berikan buku pelajaran dan mesin tik.
“terima kasih ya kak” ririn pamit untuk segera berangkat ke sekolah.
NB:membantu tugas orang lain itu dapat memperbodoh, dapat pula mencerdaskan.
       Dapat memperbodoh karena membantu mengerjakan tugas orang lain tanpa memberi tau maksud dan arti keterangan dari tugas tersebut sehingga yang menugasi tau beres, biasanya ini terjadi apabila ada anak pintar takut oleh preman sekelas sehingga anak pintar tersebut terus dikerjai.
      
Dapat mencerdaskan karena yang diberi tugas mampu untuk membantu menerangkan maksud dan arti tugas tersebut sehingga orang lain yang tadinya tidak mengerti menjadi mengerti dan biasanya ini terjadi pada saat kerja kelompok atau belajar bersama.

Dalam hal ini mungkin aku termasuk orang yang memperbodoh tapi yah mau gimana lagi namanya juga usaha PDKT.
“kak irvan terima kasih ya” ucap ririn sembari senang.
“untuk?” tanyaku.
“tugas bahasa inggris itu, karena selama saya duduk di kelas 3 SMA, ini adalah pertama kalinya saya dipuji oleh pak hendra guru bahasa inggris karena biasanya saya selalu tidak mengerjakan tugas, tapi hari ini beda, sampai sampai pak hendra bertanya” ucap ririn.
“pak hendra tanya apa?” tanyaku.
“tumben preman ngerjain tugas, kesambet apa kok engga seperti biasanya kamu mengerjakan tugas?” ucap ririn.
“kamu jawab apa?” tanyaku.
“kesambet guru ngaji” jawab ririn, sembari pergi.
“hah, wah wah semakin engga beraturan aja bentuk hatiku ini” aku melamun.
Tapi setelah itu akhirnya aku dan ririn memang semakin dekat saja, terkadang yang kita obrolkan adalah masalah agama, pelajaran sekolah, pengalaman dll.
Sampai sampai arif bertanya.
“wah sewa dukun mana  sehingga kamu bisa deket sama ririn.” tanya arif.
“dukun, dukun dari arab.”jawabku.
dan memang tidak sedikit juga remaja yang iseng “kok bisa yah kak irvan deket sama ririn lah kita aja yang kenal ririn dari seumur kutil belum pernah akrab.”
Aku hanya bisa menjawab dengan PD “eeh irvan, sang lelaki penakluk bidadari kuncinya yaitu sabar, ikhtiar dan tawakal.”

Pada saat anak anak liburan sekolah, pengurus masjid sengaja mengadakan acara untuk piknik bersama sama ke gunung tangkuban perahu, lumayan banyak juga memang yang ikut dari anak anak, remaja sampai orang dewasa turut serta dan termasuk ririn, pada saat itu ada kenangan indah yang bagiku adalah pertama kalinya aku beradegan romantis kepada wanita.
Sembari berjalan bersama sama kita melewati jalan setapak menikmati keindahan alam di gunung tangkuban perahu, aku dan ririn berjalan beriring iringan sambil ngobrol.

“kak irvan, kalau kakak senang wanita yang berkerudung atau tidak?” tanya ririn yang memang saat itu ririn tidak menggunakan kerudung.
“berkerudung, tidak berkerudung sama saja jodoh kan sudah diatur yah lelaki manapun kalau ditanya kamu mau cewek seperti apa, pasti jawabannya yang cantik, yang kaya raya, yang keluarganya dari orang baik baik, dan solehah pula.” Jawabku.
“memangnya kenapa ririn bertanya seperti itu?” tanyaku lagi.
“engga apa apa saya kok lama lama jadi senang bergaul dengan orang yang berkerudung.” Jawab ririn.
“memangnya ririn mau pakai kerudung?” tanyaku.
“ah takut muka saya jadi aneh.”jawab ririn.
“justru menurut saya, ririn akan terlihat lebih cantik” ujarku.
“serius, tapi saya engga bisa berkerudung” ucap ririn.
“kan bisa belajar.”ucapku.
“mau kak irvan ajarin saya berkerudung?” tanya ririn. 
 “yah lebih baik sih belajarnya sesama perempuan lagi, tapi kalau memang saya bisa menjadikan ririn lebih baik, ya saya mau ngajarin ririn berkerudung, memang kamu bawa kerudung?” tanyaku.
“tidak” jawab ririn.
“ya sudah tunggu sebentar saya mau membeli sesuatu dulu kalau begitu” ucapku.
Sengaja aku tak memberi tau ririn aku membeli apa karena aku harap jadi kejutan, setelah aku cari cari di pasar gunung tangkuban perahu akhirnya aku dapatkan apa yang mau aku beli yaitu kerudung bewarna biru muda dengan jepitan lehernya berupa bros berbentuk kupu kupu.
“ririn, ini saya belikan sesuatu untuk kamu” ucapku.
“apa ini?” tanya ririn.
“lihat saja” ucapku.
“wah kerudung dengan brosnya” ririn terlihat senang dengan barang yang aku beri.
“kamu suka?” tanyaku.
“banget” ucap ririn.
“kak irvan mau menolong aku memakaikan kerudung ini?” ucap ririn.
“hah, disini?” tanyaku.
“iyah, disini baguskan banyak orang, masa mau di tempat yang sepi entar disangka ngapain lagi.”
“baiklah kalau begitu” ucapku.
Akhirnya dengan disaksikan oleh panorama yang indah dengan background langit langit biru muda diatas gunung tangkuban perahu dengan semeliwir angin yang bikin sejuk, dengan diawali ucapan “Bismillah” tanganku bergetar membungkus rambut ririn dengan sehelai kain kerudung, lalu aku rapihkan di atas keningnya berupa lipatan kecil sampai ke pipi dan kukaitkan bros kupu kupu di bawah dagu ririn, sehingga rapih dan menurutku pada saat itu aku melihat muka ririn penuh dengan cahaya keindahan bak bidadari turun ke bumi karena numpang mandi.  “waaah sumpah itu adalah pengalaman pertama kalinya aku melakukan hal yang sangat romantis”.
Sesuai dengan syair romantis yang pernah aku dengar dari pemuda arab: 
 “Cukuplah gunung yang menjadi saksi antara aku dan engkau.”
Yah memang pada saat itu rasanya cuma aku dan ririn yang memiliki gunung tangkuban perahu padahal pada kenyataannya dibelakangku hilir mudik orang orang pada berwisata.

“tuh kan jadi cantik” ucapku.
“terima kasih ya kak irvan” ucap ririn.
Setelah itu aku jadi terngiang ngiang memikirkan muka ririn, mau makan kuingat kamu, mau tidur kuingat kamu, mau kemana mana pun jadi kuingat kamu.
Allah telah membuktikan firmannya:
“dan dijadikan diantara kamu rasa kasih dan sayang.” (Q.S ar-rum :21).
Dan yang terjadi padaku hari ini adalah timbulnya rasa kasih dan sayang tersebut terhadap wanita yang tadinya aku sering dikerjai menjadi ....... ♥♥♥

      









                     ╢ 8 
Jadian deh

“aku jatuh cinta kepada dirinya
 sungguh sungguh cinta oh apa adanya
 tak pernah ku ragu namun tetap selalu menunggu
 sungguh aku jatuh cinta kepadanya”

Lirik dari sebuah lagu sebagai perwakilan hatiku saat ini, aku kasmaran, jatuh cinta kepada kembang kampung yang disuka banyak pria. Lumayan sembari menyelam, minum air pula sembari beramal dapat gadis pula.
Ada ulama yang membuat 2 bait syair.
Jika cinta orang yang mabuk asmara kepada laila dan salma, telah merapas hati dan pikiran.
Lalu apa yang dilakukan oleh orang yang kasmaran, yang di dalamnya mengalir rasa cinta kepada yang maha tinggi?
Ini adalah syair sindiran tapi memang rata rata semua orang seperti itu apalagi anak muda seperti aku.

Adapun kronologis secara singkatnya dari awal aku bertemu hingga akhirnya jatuh cinta terus jadian deh, adalah :
Ø   25  juni 2001
Aku pertama kalinya menginjak kampung asri memang saat itu aku belum bertemu dengan gadis yang namanya ririn.
Ø  2 september 2001
Ibunya ririn memperkenalkan ririn kepada kami dengan maksud ririn dapat bergabung dengan remaja mesjid dengan harapan ibunya bisa melihat ririn berubah kelakuannya, perkenalan itu adalah saat pertama kali aku bertemu dengannya dan memang saat pertama kali bertemu sudah ada perasaan dag...dig...dug... seperti cinta pada pandangan pertama gitu lah.
Ø  sepanjang bulan september - januari 2001
Selama 5 bulan ini aku mesti bersabar mendekati yang namanya ririn awalnya sih memang niatku hanyalah berusaha menjalankan amanat ibunya, supaya ririn dapat berubah tapi semakin sering aku dekat dengannya aku malah jadi salah niat yaitu niatku malah aku jatuh cinta.
Ø  5 februari 2002
Karena aku sakit maka aku harus pulang dulu ke rumah orang tuaku yang kebetulan masih di kota bandung, namun selama aku di rumah orang tuaku ririn hampir setiap hari telefon untuk menanyakan kabarku seolah olah dia mempunyai rasa perhatian terhadapku. “Kangen yah, ngga ada kak irvan, sama kalau gitu”. pikirku. dan aku sebagai lelaki yang memang juga punya perasaan terhadapnya otomatis seneng banget “wah ini adalah sakit terindah bagiku karena aku diperhatikan oleh wanita yang kusuka” sesuai dengan kuipan buku yang pernah aku baca “rasa sakit tidak selamanya tak berharga, sehingga harus selalu dibenci. Sebab, mungkin saja rasa sakit itu justru akan mendatangkan kebaikan bagi seseorang”  gombalku. Sehingga aku hampir ketawa sendiri setiap hari akibat terkhayal khayal mukanya karena senang, memang cinta bisa membuat gila.
Ø  12 Februari 2002
“Assalamu alaikum, ini dengan kak irvan” seperti biasa ririn menelfonku.
“waalaikum salam, betul” jawabku sembari sumringah.
“apa kabar?” tanya ririn.
“sedikit lumayan” jawabku.
“kak,  aku mau bicara serius sama kakak” ujar ririn
“bicara aja, memangnya ada apa?” tanyaku.
“eeeeh....eh ma..mau  e..ng...ga kakak ja...di pa...pacarku?” tanya ririn.
Gudubrak, waduh ini sakit semakin indah aja kurasakan, ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan, ternyata ririn pun suka sama aku, lumayan jadi engga terlalu gengsi untuk ngungkapin perasaan.
“dari pada aku yang nembak duluan takutnya ditolak kan malu tengsin dong, mending cewek duluan, jadi aku bisa tahu tentang perasaannya” aku melamun.
“kak, gimana diterima engga ?” tanya ririn lagi.
“eeeh, gimana yah, kayaknya engga bisa dijawab sekarang, gimana kalau lusa?”. Aku memberikan pernyataan, dan itulah aku selalu ‘jaim alias jaga iman’ membuat cewek penasaran padahal aku juga mau nerima.
“baiklah, aku tunggu, cepet sembuh kak.” Sembari tutup telefon.
Ø  14 februari 2002
Sengaja seharian itu aku ngga engga mau ke mana mana, selalu berada dekat dengan telefon karena aku yakin pasti dia duluan yang telefon.

pukul
Kegiatan
07.00
Aku langsung stand by dekat telefon sembari nonton televisi
08.15
“krriing, kriing”
“hallo, assalamualaikum” aku buru buru angkat telefon.
“hallo, bisa bicara dengan alan?” tanya si penelfon yang ternyata menanyakan adikku
“sialan, aku pikir untukku bikin tegang aja” pikirku sembari memanggil adikku.   
09.00
Aku  menunggu
10.00
Dan menunggu
11.00
Dan menunggu
12.00
Mulai habis kesabaranku, hatiku sudah tidak menentu menunggu di depan telefon ternyata BT abis “menunggu cinta ternyata ibarat 1 jam bagaikan 1 hari”
14.00
“kriing, kriiing” telefon kembali berbunyi.
“hallo, assalamu alaikum” aku buru buru mengangkat telefon.
“waalaikum salam, ini dengan kak irvan?” yang akhirnya kutunggu menelfon juga.
“betul” jawabku.
“kak, aku mau menagih jawaban dari kakak”
“baiklah, kalau gitu aku terima deh jawaban dari ririn” sembari malu malu tapi syukur lancar kuucapkan.


Begitulah kronologis singkatnya sehingga aku bisa “jadian deh”  dengan ririn tepatnya tanggal 14 februari 2002 atau tepatnya hari valentine sekitar pukul 14.00 secara sah “aku terima pernyataannya sehingga dia menjadi pacarku dengan saksi yaitu telefon”
Dan secara jujur ini adalah pertama kalinya aku menerima pernyataan cinta, dan pertama kalinya aku jatuh cinta karena sewaktu di pesantren selama 6 tahun kiai melarang seluruh santrinya untuk berpacaran jadi dapat dikatakan ririn adalah cinta dan wanita pertama yang aku dekati. 





Pengalamanku
Mengatakan Cinta


“Kuingat pertama kali
Kukatakan itu kepadamu

Dan betapa tak menentunya perasaanku
Dan betapa ragunya aku saat itu
Untuk menyatakan betapa besar rasa sayangku

Dan begitu kau tersenyum
Kau perlihatkan betapa sejatinya
Cinta yang ada di antara kita

Sejak itulah hingga hari ini
Setiap kali hatiku
Berkata aku mencintaimu

Ku tahu betapa indah
Dan menyenangkan jatuh cinta”









╢ 9 
Suka duka cinta (semua orang berbahagia)

“selamat ya kak irvan” ucap para remaja mesjid.
“untuk apa” tanyaku.
“selamat karena udah dapet pacar” jawab mereka
“heem, terima kasih.”

Lalu di hari yang sama pada waktu yang berbeda.
“selamat ya kak irvan”ucap seorang ibu
“untuk apa?”tanyaku.
“katanya denger denger dapat pacar orang sini”
“ah bisa saja, terima kasih.”

Besoknya selepas sholat subuh.
“selamat ya irvan” ucap pak heri sebagai ketua DKM
“tunggu dulu, pasti bapak memberi selamat kepada saya karena saya pacaran dengan ririn, iya kan?” tanyaku.
“betul” jawabnya.
Wah pacaran di kampung memang aneh, kita yang pacaran sekampung yang memperhatikan, lain dengan di kota kita yang pacaran tetangga mana ada yang peduli.
Yang lebih aneh lagi hanya dalam waktu 1 minggu sepertinya manusia sekampung asri pada tau aku pacaran dengan ririn.
“berarti setiap hari namaku jadi bahan pembicaraan orang dong” tanyaku kepada gono.
“betul kak sekarang ini nama kakak sedang jadi hot news di gosip seputar asri, bahkan engga sedikit wanita bahkan janda muda yang hancur hatinya karena kakak berpacaran dengan ririn” ucap gono.
“waduh sampai segitunya yah pantes telingaku panas amat, baru kali ini aku diperhatikan segitunya selayaknya selebritis lumayan lah jadi punya pengalaman yah mungkin hari ini gosip sekampung di masa depan siapa tau aku jadi gosip se indonesia?” dengan sejuta kePDan aku berucap seperti itu.
“berkhayal sih boleh saja asal jangan ketinggian bisa bisa ujungnya masuk rumah sakit jiwa” canda gono.
Tapi dari semua itu ada orang yang sangat bersyukur karena aku dan ririn menjadi dekat yaitu ibunya ririn.
“ibu senang ririn semenjak dekat dengan kak irvan sedikit demi sedikit dapat berubah kelakuannya” ucap ibu ariana.
“yah bersyukur bu, saya senang juga engga nyangka niatnya cuma mau deket eh malah kesambet” ujarku.
“ya sudah sebagai rasa terima kasih setiap makan siang ke rumah ibu aja” ucap ibu ariana.
Aku melamun ”saking seneng nya dapet calon menantu seperti aku (sembari PD) sampai sampai aku disuruh untuk setiap hari ke rumah ririn, tapi pasti nih ibu cuma basa basi, tapi tunggu dulukalaupun bener serius yah ririn kan kalau jam makan siang masih sekolah masa ngapelin calon mertua, engga seru ah”
“jangan lupa ya kak irvan” ucap ibu ariana
“insya Allah”.

Besoknya selepas sholat dzuhur aku engga datang ke rumah ririn bukannya tidak mau, yah malu lah karena aku bingung untuk pengucapan pertama, masa dengan polosnya aku harus berkata “bu, ini saya sudah datang, saya lapar minta makan dong “ wah dari pada malu maluin mendingan engga datang, toh ririn juga masih sekolah, tapi tiba tiba :

“tok tok tok, Assalamu alaikum” seorang ibu mengetuk kamar mesjid.
“waalaikum sallam” lalu aku membuka pintu masjid.
“eh, ibu ariana ada apa ibu?” tanyaku dan ternyata yang datang adalah camer alias calon mertua.
“kok engga datang ke rumah jadi aja ibu yang bawain makan siang, nih untuk kalian berdua” ucap ibu ariana.
“wah makasih bu” ujar arif sembari buru buru menyamber rantang yang dibawa ibu ariana.
“waduh ibu, maaf jadi ngerepotin”ucapku        
“ah engga, makanya besok datang ke rumah ajak kak arif” ucap ibu ariana.
“insya Allah” ucapku.
“ya sudah ibu pulang dulu” ibu ariana lalu pamit pulang.
Begitu bu ariana pulang, buru buru arif membuka rantang, dan ternyata isinya nasi putih, pindang kering, sawi, kol, telor ceplok bumbu pedas, sop, dan sambal ulek.
“wah, irvan gara gara kamu pacaran sama ririn aku jadi kecipratan rejeki, wah sering sering aja kamu pacaran kali aja aku juga sering sering dapat rejeki” ujar arif.
“diam, tapi tunggu dulu itu kan jatahku” ujarku.
Akhirnya kami berdua menikmati makan siang yang sangat dinikmati tentunya diawali dengan “Bismillah”.

Besoknya selepas sholat dzuhur.
“ayo irvan kita siap siap” ajak arif.
“mau ke mana buru buru?” tanyaku.
“ada undangan” jawab arif.
“siapa yang kawin?” tanyaku.
“yeeh bukan undangan kawin, tapi tadi pagi aku bertemu dengan ibu ariana, wanti wanti jangan lupa untuk makan siang di rumahnya “ ujar arif.
“Astagfirullah, dasar kus kus (panggilan akrabku untuk arif), yang dipikirin perut melulu tapi jangan tergesa gesa gitu dong malu malu in aja seperti orang bener bener kelaparan” sahutku.
“jaman sekarang kalau malu maluin rejeki keburu lewat, ayo cepet siap siap atau bisa bisa kamu dipecat” ucap arif.
“dipecat, dipecat dari apa?” tanyaku.
“dipecat engga jadi calon menantunya ibu ariana” ujar arif.
“bisa aja kamu” lalu aku pun siap siap.
Sampai di rumah ririn, emang dasar kuskus layaknya manusia yang engga ketemu nasi berbulan bulan tanpa segan segan mengetuk rumah ririn.

“Assalamu alaikum” ucap arif.
“waalaikum sallam, nah gitu dong kalian datang ayo langsung ke meja makan” ajak ibu.
“terima kasih” jawab kami.

Dari hari itu akhirnya aku dan arif menjadi langganan makan siang di rumah ibu ariana walaupun tidak setiap hari, dan memang sebagai informasi ternyata masakan ibu ariana enak banget apalagi kalau udah masak pindang kering pake sambal ulek, nasi panas, kopi susu ditambah hawa lembang yang dingin, dimakan dengan menggunakan 5 jari, duduk sila di bale bale belakang rumah dengan panorama gunung tangkuban perahu, waah makan pedas ditambah angin semeliwir benar benar mak nyoooos, rasanya setiap comotan yang masuk ke mulut diresapi banget. Saat ini istilah rumahku adalah surgaku tidak berlaku bagiku tapi justru istilah kampung asri adalah surgakulah yang berlaku.
Dan itu adalah pengalaman yang sangat tidak akan pernah kulupakan yang tidak akan pernah aku dapatkan di daerah tempat aku tinggal sekalipun.
  
  
























╢ 10 
Suka duka cinta (kencan pertama)

“kak irvan menurut kakak bagaimana pandangan kakak tentang pacaran dan bagaimana kalau dipandang dari sudut agama tentang arti pacaran itu sendiri?” pertanyaan entah sindiran dari wulan ketika kami sedang melaksanakan pengajian rutinan.
“kalau menurut pendapat sendiri yah enak, jadi punya teman curhat, jadi sering makan enak, engga kesepian, jadi engga jomblo” jawabku.
“serius dooong kak” tegas yuli.
Lalu aku menjawab “Ok ! memandang yang namanya pacaran, saya menganggap tidak mengharamkan tidak pula menghalalkan, tidak mengharamkan karena memang jelas di alqur’an tidak ada dalilnya, yang ada itu dalil tentang haramnya perzinahan, haramnya suami menelantarkan istri dan sebagainya, tapi tidak juga menghalalkan karena diislam sendiri tidak mengenal istilah pacaran tapi taaruf, sesuai dalilnya di qur’an surat al hujurat ayat 13, Allah berfirman, yang artinya:
“hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling mengenal (ta’aruf)” al-hujurat;13.
Namun istilah ta’aruf ini sendiri kalau diartikan ke dalam bahasa indonesia artinya adalah perkenalan, dan kalau diperluas kembali bahasanya bisa saja diartikan antara seorang laki laki dan seorang perempuan dengan perkenalan karena satu sekolah atau satu kantor atau satu daerah dll. Saya tertarik dengan pembahasan Muhamad Muhyidin di dalam bukunya yang berjudul -pacaran setengah halal setengah haram- di dalam buku tersebut ada keterangan, ada 2 pendapat tentang pacaran ada yang memperbolehkan dan yang tidak memperbolehkan, yang tidak memperbolehkan ini rata rata selalu disangkut pautkan dengan agama dengan pendapat yang bebeda beda pula tentunya, namun menurut Muhamad muhyidin, beliau tidak menganggap dengan tegas haram hukumnya orang yang berpacaran” jawabku.
“bukankah lebih baik pacaran itu dilakukan setelah menikah?” tanya wulan
“pacaran setelah menikah, iyah kalau diantara pasangan tersebut saling mencinta kalau tidak ?. alkisah ada cerita terkenal dari timur tengah yang berjudul laila dan majnun, singkatnya majnun atau yang nama aslinya qo’is dia anak kepala suku bani amir di arabia utara, qo’is ini jatuh cinta kepada laila, setengah mati perjuangan kedua insan ini mengarungi cintanya, namun dikarenakan kedua orang tua laila tidak merestui hubungannya dengan qo’is, tiba tiba orang tua laila menjodohkan putrinya dengan pemuda lain, jelas hati qo’is hancur melihat kekasihnya bersanding di pelaminan bukan dengan dirinya namun dengan lelaki lain, dalam pernikahan laila dan pemuda tersebut laila tidak merasakan adanya cinta kepada pemuda tersebut, dikarenakan hatinya sudah dihak paten tergembok oleh bayang bayang qo’is, duka laila menjadi duka yang berkepanjangan sehingga jatuh sakit, mungkin orang tuanya dan termasuk seluruh keluarganya juga bingung cari obat kesana kemari dari apotek yang ecek ecek hingga apotek mahal mencari obat buat sembuh dari penyakit cinta, yah jaman sekarang aja engga ada di apotek manapun apalagi jaman dahulu, hingga akhirnya laila meninggal akibat depresi karena perjodohan orang tuanya, setelah dimakamkan hampir setiap harinya qo’is mengunjungi makam laila sembari menangis tersedu sedu di atas pusara laila, karena hampir setiap harinya qo’is menziarahi makam laila sembari menangis pula maka masyarakat menganggap qo’is menjadi gila atau bahasa arabnya adalah majnun, dan qo’is melakukan perbuatannya hingga akhirnya dirinya meninggal.
Dari cerita tersebut ada 2 hal yang dapat dipelajari:
1.                          untuk kasus laila tidak selamanya dijodohkan itu dapat menumbuhkan kebahagiaan.

2.                          untuk kasus qo’is dunia tak selebar daun kelor dengan artian dunia itu tidak sempit rasanya terlalu menyiksa diri sendiri, padahal masih banyak bidadari bidadari lain di muka bumi ini tapi yah yang namanya udah cinta emang susah.
Walaupun cerita ini hanyalah cerita rakyat tapi tidak menutup kemungkinan terjadi di dunia sebenarnya, namun sekali lagi ditegaskan tidak selamanya pula pacaran itu tidak bisa dilakukan setelah menikah kalau memang diantara kedua belah pihak bisa langsung deal, ya sudah masuk kandang deh,  kenapa tidak? seperti halnya cerita novel ayat ayat cinta karangan habibburahman el- zhirazi yang singkat ceritanya dimana fahri pemuda tampan nan baik hati itu dijodohkan oleh gurunya dengan wanita cantik bernama aisyah tanpa proses pacaran terlebih dahulu, lalu akhirnya keduanya menikah.
Kesimpulannya bagi saya pacaran sah sah saja, tapi bukan berarti untuk memanfaatkan sesuai buku karangan Muhamad Muhyidin.


Pacaran dikategorikan menjadi 2 bagian:
  1. pacaran yang membodohkan.
Artinya karena pacaran ini dijadikan landasan untuk maksiat, melampiaskan hawa nafsu pokoknya menyimpang dari norma agama khususnya jelas dalam islam ini adalah pacaran yang haram hukumnya.

  1. pacaran yang mencerdaskan.
Artinya dari pacaran ini diharapkan individu yang satu bisa membawa pasangannya ke jalan lebih baik tentunya jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.”
-       sesungguhnya Allah mengetahui apa apa yang kalian tidak ketahui, Wallahu a’lam bishoab -.

Selepas bubaran pengajian remaja, ririn menghampiriku.
“kak irvan besok kan hari minggu mau engga kita main ke kota?” ajak ririn.
Dan memang selama hampir 2 bulan aku berpacaran dengan ririn tempat ngapel itu hanya di mesjid dan rumah ririn dan kebetulan hari minggu jadwal di masjid tidak terlalu padat.
“OK, kita main besok” aku mengiyakan ajakan ririn.
“ikut dooong” ucap remaja putri kompak.
“kita mau kencan bukan mau piknik” ririn menolak.
Tapi setelah aku pikir memang sebaiknya aku ajak setidaknya 1 orang dengan maksud supaya tidak menimbulkan fitnah dari masyarakat.
“siapa diantara kalian yang belum pernah ke kota?” tanyaku.
“saya kak” dan ternyata wanita itu adalah rohaeti.
1 hal tentang rohaeti adalah dia wanita tergemuk diantara para remaja putri dan dia adalah wanita yang selalu berpakaian paling sederhana diantara teman teman yang lainnya karena memang status keluarganya pun yang hidup serba seadanya.
“ya sudah, rohaeti besok kamu temani kami kita main ke kota, dan supaya kamu tau kota bandung itu seperti apa” ajakku.
“iya” dengan sangat sumringah rohaeti menerima ajakan aku dan ririn.
Besoknya sekitar jam 09.00, kami berangkat dengan menggunakan angkutan umum menuju ke kota, sampai di kota tempat yang kita datangi adalah gramedia jalan merdeka karena kebetulan aku mau membeli buku yang berjudul 40 masalah agama jilid 1 – 4 lalu dilanjutkan ke BIP ( Bandung Indah Plaza ) untuk nonton bioskop karena kebetulan aku memang penyuka film action dan pada saat itu film spiderman 1 sedang menjadi box office.
Namun ada pengalaman menarik ketika kami bertiga sudah masuk ke dalam gedung bioskop.
“ririn ini teh di mana? “ tanya rohaeti.
“ini namanya gedung bioskop” ujar ririn.
“rohaeti belum pernah ke bioskop?” tanyaku.
“belum” jawab rohaeti.
“ya sudah sekarang santai saja terus nikmatin filmnya” saranku.
Tak lama kemudian lampu di bioskop dimatikan, lalu rohaeti berucap dengan sedikit berteriak karena ketakutan.
“ririn kok lampunya mati sih, takut ah bisa engga kalau nonton lampunya dihidupin aja!!!!?” ujar rohaeti.
Spontan aku dan ririn merasa malu malu mendengar pernyataan rohaeti apalagi kita bertiga duduk di bangku tengah.
“sssst, rohaeti kalau di bioskop memang lampu mesti dimatikan sudah diam saja dan jangan takut” saran ririn.
Pada saat adegan romantis spiderman hendak mencium ceweknya tiba tiba rohaeti berkomentar lagi dan memang ekspresi sangat alami tidak dibuat buat.
“Astagfirullah rin, astagfirullah rin, astagfirullah, ih film teh kok gini gini amat, ah malu rohaeti mah nontonnya juga” dengan suara sedikit nyaring rohaeti berdzikir karena mungkin baru pertama kali ini dia melihat film seperti ini, dan aku yakin sepertinya minimal 2 jejer bangku bioskop mendengar ucapan rohaeti, karena memang setelah rohaeti berkomentar, di bangku belakang sebelah kananku ada yang sewot “iiih malu maluin”. Walaupun memang sedikit malu maluin tapi kejadian itu juga adalah pengalaman yang sangat unik karena rohaeti memberi kenangan di kencan pertama aku dan ririn, gimana engga, memang berdzikir itu bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, namun bagiku rohaetilah orang yang pertama bisa mengamalkannya yaitu berdzikir di bioskop karena kalau di mesjid sih sudah biasa.
Tapi dari itu juga setidaknya rohaeti jadi punya pengalaman ke kota itu seperti apa, dan khususnya ke gedung bioskop itu bagaimana.
   































╢ 11 
Suka duka cinta (selingkuh)

Setelah hampir 2 bulan aku dan ririn berpacaran ternyata ada ujian diantara hubungan kita, pada awalnya kita berjalan lancar adem ayem saling terbuka, tapi suatu hari.
“kak irvan saya lihat ririn dengan mantannya dibonceng motor sepertinya ririn baru pulang sekolah karena masih pakai seragam” ucap agus.
“wah paling cuma nganter ” ucapku, sedikit cemburu sih tapi masih bisa sabar.

Besoknya,
“kak, ririn dianter pulang sama lelaki yang kemarin nganter” ucap anwar.
“yah paling cuma nganter” ucapku, masih sedikit cemburu tapi masih bisa sabar. 

Besoknya lagi,
“kak, apa engga cemburu liat ririn dibonceng lelaki lain apalagi lelaki itu mantan pacarnya hampir setiap hari pula.” ucap anwar
“heeeh, ya sudah nanti malam saya tanya ririn deh.” perasaanku mulai terasa terganggu karena hampir setiap harinya ada laporan yang tidak mengenakan.
Malam harinya setelah aku selesai mengadakan pengajian ba’da isya.
“rin, banyak orang yang laporan katanya ririn setiap hari selalu diantar pulang lelaki yang katanya mantan ririn yah?” tanyaku.
“eeh iya, kak” jawab ririn.
“kalian berteman?”tanyaku.
“i...iya cuma berteman” jawab ririn.
“ooh ya sudah” jawabku. Tapi aku memang curiga karena aku melihat muka ririn yang biasa ceplas ceplos kok mendadak kaku, tapi ya biarlah.
Pada hari yang lain, tepatnya pada sore hari setelah pengajian anak anak, yuda, adik ririn menghampiriku.
“ kak irvan tau engga kak ririn hampir setiap hari diantar pulang terus setiap malam saling telefon apalagi kalau engga ada mamah, kayaknya kak ririn selingkuh soalnya kalau telefon lama amat.” Ucap yuda dengan muka polosnya.
“.......waduh......” mulai gerah hatiku.
“emang kak ririn suka telefon sama siapa yuda?” tanyaku
“sama yang namanya rade, tau engga kak mamah benci banget sama rade, kak ririn jadi salah bergaul karena yang bawa ya rade ini, mamah lebih seneng kak ririn pacaran sama kak irvan, yuda juga.”ucap yuda.
Waduh mendengar cerita polosnya yuda otakku jadi kepikiran, eeehm sakiit hati tapi aku harus sabar.

Malamnya aku sengaja menginterogasi ririn.
“katanya setiap malam ririn sering dapat telefon dari yang namanya rade?”tanyaku.
“tau dari mana?” tanya ririn.
“ada aja yang kasih tau.”
“oh iya cuma ngobrol biasa” ucap ririn.
“setiap hari.”aku mulai panas.
“engga juga yah kadang kadang aja” jawab ririn.

Saat itu aku masih bisa bersabar, dengan harapan ririn tidak berbohong walaupun sebenanya ririn menampakan muka yang mencurigakan.

Besoknya aku sengaja nongkrong di warung pinggir jalan karena ingin tau yang namanya rade itu seperti apa sih, karena katanya orang orang ririn selalu diantar pulang dengan dibonceng motor tiap harinya.
Tidak lama kemudian memang ririn terlihat dibonceng oleh yang namanya rade itu.

Oow kamu ketauan
Pacaran lagi
Dengan dirinya
Teman baikmu

Wah itu lah sepenggal lirik lagu untuk menyindir ririn karena memang saat itu kayaknya mereka  berdua mesra amat, aku tidak berani menghampiri mereka takutnya ririn yang berwatak keras malah memaki aku di depan umum, kebetulan di samping aku ada iwan sepupu ririn, dia kenal betul dengan rade ini sehingga aku menyuruh iwan ketika rade sudah mengantar pulang ririn untuk menanyakan ada apa sebenarnya diantara mereka.
Motor mulai dekat dengan warung, lalu iwan menyetop rade,
“rade apa kabar?” tanya iwan.
“hei iwan, kabar baik.” jawab rade.
“ngomong ngomong, sepertinya kamu deket lagi dengan ririn, apa udah jadian?” tanya iwan.
“belum, tapi hampir.” Jawab rade, yang sepertinya dia tidak tau kalau sebenarnya aku sudah ada status dengan ririn, dan aku berada tepat di sampingnya.
Wah, meskipun statusku disini hanyalah pembimbing pengajian tapi aku juga manusia punya rasa punya hati, sehingga jangan disamakan dengan pisau belati, dan aku merasa mulai gerah mendengar obrolan diantara iwan dan rade.
“Wah, cinta lama bersemi kembali dong, kok bisa memang ririn ngasih harapan?” tanya iwan.
“kayaknya iyah” jawab rade.
Gudubrak, wah sealim alimnya aku, tetap saja aku ini adalah anak muda yang penuh dengan pikiran emosi, tapi  aku masih bisa bersabar.
Sore harinya, tak sengaja aku berpapasan dengan mamahnya ririn, lalu setelah obrolan basa basi, aku bertanya lebih dalam tentang yang namanya rade.
“eh, ibu kenal rade?” tanyaku.
“rade, itukan nama lelaki yang pernah dipacarin ririn, memangnya kenapa?” tanya ibu ariana.
“ah engga cuma tanya aja bu, dia orangnya seperti apa?” tanyaku lagi.
“ibu kurang suka dengan dia karena ririn jadi salah bergaul yang bawa itu rade, dia yang memperkenalkan ririn dengan geng geng yang tidak berpendidikan, dia juga yang mengenalkan ririn dengan rokok, dan lain sebagainya pokoknya ibu engga suka dengan yang namanya rade itu.” Ucap ibu.
Ternyata ucapan ibu ariana sama dengan yang diucapkan yuda, berarti aku menang satu point dari yang namanya rade itu.
“memangnya kamu kenal dengan yang namanya rade itu?” bu ariana kembali bertanya.
“ah kenal sekilas saja kok bu.” Jawabku.
Setelah aku puas dengan jawaban dari ibu ariana aku pamit pulang.
Malam harinya aku sengaja menunggu ririn karena aku mau bertanya lebih lanjut, tapi ternyata yang ditunggu tunggu tidak datang.
“tumben, ririn tidak sholat berjamaah malam ini” pikirku. Tapi aku berpikiran positif.”ah mungkin dia kecapean kali atau mungkin banyak tugas sekolah yang mesti dikerjai.”

Keesokan harinya iwan menghampiriku.
“irvan, saya punya kabar buruk buat kamu” ucap iwan.
“kabar apaan?” tanyaku.
“ririn terima rade jadi pacarnya lagi alias kamu diselingkuhi sama ririn.” Ucap iwan.
“masa sih, tau dari mana?” tanyaku.
“aku kan kenal dekat dengan rade, kemarin malam setelah rade jalan jalan dengan ririn, rade main ke rumah saya, disitu dia terus terang.” Jawab iwan .
“haaa!!!. Waduh pantesan tadi malam ririn tidak datang ke mesjid.” Aku berusaha tetap tenang tanpa tersulut emosi, tapi karena aku doyan bercanda sehingga aku engga pernah ambil pusing walaupun sebenarnya aku sakit hati.

Malam harinya dengan santai aku kembali menunggu ririn dan ternyata malam ini, syukur akhirnya yang ditunggu datang juga.

“tadi malam kok engga ke mesjid.” Tanyaku.
“iyah, maaf banyak tugas.” Ucap ririn yang padahal aku sudah tau kalau dia berbohong.
“ah ngaku aja engga apa apa kok” jawabku.
“ngaku apa?” tanya ririn.
“ada sumber mengatakan katanya ririn selingkuh.” Aku sembari tenang berucap walaupun sebenarnya hati gundah gulana.
“kata siapa?” tanya ririn.
“engga penting, tapi benar kan, dan laki laki itu namanya rade.” Ucapku.
Ririn merasa tersinggung lalu marah dan keluar dari mesjid pulang ke rumahnya .
Aku mencibir “idih yang selingkuh siapa?, yang marah siapa?, mestinya juga saya yang sewot.” Aku berusaha tetap tenang.

Sekitar 1 jam kemudian, di saat saat aku hampir menutup mataku untuk istirahat malam dengan harapan bertemu bidadari di dalam mimpi, tiba tiba ada yang mengetuk pintu mesjid.
“tok...tok...tok..., assalamu alaikum”
“waalaikum salam” ucapku yang pada saat itu arif sudah pindah ke alam lain.
Begitu aku buka pintu mesjid ternyata ririn dan adiknya desi yang datang.
“lho ririn malam malam begini sudah jam 10 lho, ada apa?” tanyaku.
“saya mau bicara, bolehkan?” tanya ririn.
“waduh udah malam nih, gimana kalau besok aja engga enak nanti ada orang yang liat jadi fitnah lagi.” Jawabku.
“tapi kakak engga marah kan?” tanya ririn.
“marah buat apa?, eh iya saya marah karena tadi saya hampir saja mencium bidadari cantik di dalam mimpi eh malah terbangun gara gara ririn ngetuk pintu.” Jawabku sembari bercanda.
“ah kak irvan bisa aja ya sudah besok saya kemari lagi.” Ucap ririn sembari pamit pulang.
“iyah tapi inget besok jangan lupa bawain saya makanan yang enak enak, supaya ngobrol nya jadi tenang” candakku.
“insya Allah.” Jawab ririn.

Keesokan harinya, tepatnya jam 9 pagi ririn sudah ada di depan mesjid sembari membawa makanan.
“lho ririn kok engga sekolah?” tanyaku.
“engga ah lagi sakit?” jawab ririn.
“sakit apa?” tanyaku.
“sakit hati.” Ucap ririn
“engga salah mestinya juga saya yang sakit hati.” Ucapku.
“kak irvan nyindir, kak saya mau bicara?” tanya ririn.
“bicara saja.” Ucapku.
“sebelumnya saya minta maaf, karena pada kenyataannya saya memang selingkuh sama rade?” ucap ririn.
“ohh, saya sudah tau kok.”sembari makan makanan yang dibawa ririn walaupun sebenarnya hati gondok tapi berusaha tenang.
“terus?” tanyaku.
“kak irvan mau maafin ririn?” tanya ririn.
“saya sudah maafin, terus ririn mau putusin saya?” tanyaku.
“ah engga justru hari ini rencananya saya yang mau putusin rade.” Ucap ririn.
“oh iya, kenapa ririn memilih saya ketimbang rade, terus kenapa ririn bisa suka lagi sama rade?” tanyaku.
Ririn menjawab “sebenarnya rade mau berubah kalau saya mau terima lagi jadi pacarnya rade terus saya iba, hampir setiap harinya juga rade jemput saya ke sekolah, karena kesalahan ririn engga bicara kalau ririn sudah punya pacar yaitu kak irvan jadi rade minta jawaban dari ririn mau engga terima pernyataan dari rade terus jawaban ririn malah iya diterima,tapi setelah dipikir pikir kak irvan jauh lebih baik dari rade.”ucap ririn.
“oh gitu toh.”hatiku sedikit lega.
“tapi kak irvan mau maafin saya?” tanya ririn.
“Allah saja maha pemaaf kenapa saya engga bisa memaafkan kesalahan  orang lain?” tanyaku. Sembari bercanda.
“serius kak, tapi kok kakak bisa sabar sih, menghadapi pernyataan saya dengan tenang, sebenarnya kakak ini cemburu engga sih? ” tanya ririn.
“cemburu sudah pasti karena setiap orang yang menyayangi pasti ada kecemburuan, tapi saya sangat bersyukur ririn memberikan cobaan kepada saya seperti ini yaitu sehingga saya mendapat pelajaran membuat hati tetap tenang dan sabar walaupun sebenarnya kalut. Ada pendapat orang orang bijak tentang arti kesabaran, konon pernah dikatakan, semua ujian di dunia ini bisa dikategorikan menjadi dua, pertama yang bisa dicari jalan keluarnya yakni guncangan jiwa. Dan kedua yang tidak bisa dicari jalan keluarnya yang ini justru sembuh dengan cara menyambutnya, yaitu dengan cara bersabar.
Ada kalangan bijak bestari mengatakan : jalan keluar yang tidak memberikan jalan keluar adalah kesabaran, dan barang siapa mengikuti kesabaran ia akan diikuti oleh kemenangan.
Bahkan tamsil tamsil arab banyak sekali yang berkaitan dengan sabar diantaranya :
Ø  Sabar itu kunci keluar dari kesulitan.
Ø  Barang siapa bersabar maka dia akan berhasil mengatasi permasalahan.
Ø  Buah kesabaran itu adalah keberhasilan tatkala musibah yang menimpa itu sedemikian beratnya maka akan menyusul sesudah itu kemudahan. “ ucapku menerangkan tentang kesabaran.
“terima kasih kak” ucap ririn sembari pamit pulang.

Setelah itu ternyata memang pada kenyataannya ririn tak berhubungan lagi dengan rade dan ririn lebih memilih aku, itu terbukti setelah aku bertanya kepada iwan dan iwan mengiyakan kalau rade telah diputusin oleh ririn.

Syukurlah ternyata buah kesabaran itu adalah kemenangan terbukti aku yang sudah sabar pada akhirnya aku pulalah yang memetik kemenangan tersebut.
Kasian memang rade hari itu diangkat dengan diterima pernyataannya oleh ririn tapi besoknya dibanting dengan cara diputusin ririn. Wah sabar yah rade masih banyak kok perempuan di dunia ini.    
     
        
  

   















╢ 12 ╟
Selamat tinggal kampung asri

1 tahun berlalu tak terasa akhirnya selesai juga kami melaksanakan masa bhaktiku yang ditugaskan oleh pesantren, suka duka, kenangan, pengalaman, merupakan pelajaran sangat berharga  yang aku dapatkan di kampung asri ini.
1 tahun aku dan arif di setiap harinya melakoni jadwal yang telah disusun secara padat, namun disertai rasa ikhlas canda tawa, kesal namun tetap bersabar, sehingga pada akhirnya kami meninggalkan kesan baik kepada warga sekitar.
1 tahun mengamalkan apa apa yang telah aku pelajari dari pesantren selama 6 tahun, terjun ke masyarakat memang merupakan suatu tantangan yang sangat berat namun menyenangkan.

Yah, pada malam perpisahan itu acara panggung persembahan dari masyarakat kampung asri meramaikan suasana malam,  ceramah ,  nyanyian qosidah, puisi serta salam perpisahan diadakan sebagai rasa terima kasih masyarakat kepada kami berdua yang telah memberikan pengamalannya selama 1 tahun kepada masyarakat kampung asri.
Malam pengumpulan dana dari pihak mesjid yang dikumpulkan dari masyarkat dengan memberikan materi seikhlasnya untuk bekal kami berdua, sebagai rasa terima kasih mereka, kami memang menerimanya namun dengan alasan bahwasanya niat kami ke kampung ini adalah syiar bukan kerja sehingga aku dan arif menyerahkan kembali uang tersebut kepada pengurus DKM untuk selanjutnya dipergunakan sebagai kepentingan mesjid.
Aku kagum terhadap mereka yang sangat ta’dzimu duyuf atau menghormati tamu.
Sesuai dengan sabda Nabi SAW.
Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tamunya, siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir hemdaklah ia menyambung tali persaudaraan, dan siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan mereka tidak perduli tamunya seperti apa, umurnya berapa, keadaannya bagaimana, namun yang jelas bilamana tamu tersebut bisa memberikan dedikasi yang baik maka timbal baliknya adalah seperti yang aku rasakan saat ini, karena aku pikir yang namanya membuat acara di panggung, menyewa penceramah seperti ini pastilah membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tapi mereka tetap mempersembahkannya.
Pada saat itu terlintas di benakku, memori indah selama aku disini karena banyak sekali pengalaman serta kenangan yang mungkin aku tak akan pernah temui lagi,

Diantaranya yang aku ingat adalah :

Kita mancing bersama para remaja, memang kalau mancing sih biasa tapi caranya itu, kita beramai ramai menceburkan diri ke sungai pada saat nyebur kita harus hati hati dengan lintah karena begitu lintah berada di kulit kita pasti itu lintah langsung nyedot darah kita, lalu menelusuri sepanjang sungai tersebut sampai berkilo kilometer sehingga ketika kita selesai tanpa terasa kita sudah berada di kampung lain, namun begitu tangkapan kita juga banyak, kegiatan ini biasa kita sebut dengan ngusep.

Membuat nasi liwet, kegiatan ini biasa aku dan arif lakukan dengan para remaja atau ibu ibu, kalau dengan remaja biasa kita lakukan di tengah tengah perkebunan di suatu surau, tapi kalau dengan ibu ibu biasa kita lakukan di rumah rumah, caranya, Beras kita simpan di dalam langseng untuk dibuat nasi lalu di dalamnya ditaruh bumbu bumbu seperti garam, penyedap rasa, cabe rawit, ikan asin, peda bahkan jengkol atau kalau di kampung asri ini disebut dengan ati maung, ada sejarahnya memang kenapa jengkol disebut dengan ati maung katanya jengkol itu kan mirip dengan ati tapi jailnya orang orang disini setelah makan jengkol pasti selalu mengangap mulutnya untuk dibagi aromanya kepada teman di sebelahnya seperti singa lagi mengaung, nah jadilah jengkol kata lainnya disebut dengan ati maung, aku sendiri tapi juga tidak suka dengan jengkol.
Lanjut, setelah beras tersebut menjadi nasi maka disimpen rata di atas sehelai daun pisang yang telah lebih dulu dibersihkan, jelas daun pisang ini carinya mesti yang lebar supaya dipakai bareng bareng tapi kalaupun tidak muat dihidangkan lagi 1 daun pisang.
Setelah itu kita makan secara berjamaah dihidangkan dengan kerupuk kampung memang rasanya sih engga mak nyos banget tapi rasa dari kebesamaan itu menjadikan persahabatan yang kompak, persaudaraan yang erat dan pertemanan yang tak terlupakan.
Kegiatan ini biasa kita sebut dengan ngaliwet.
Aku pernah punya pengalaman paling lucu dengan para remaja ketika ngaliwet di perkebunan yang tempatnya jauh dari perkampungan.
Aku dan arif patungan membeli beras dan bumbu sedangkan para remaja dibagi bagi ada yang membawa peralatan masak, tikar dan lain lain. Setelah meminta izin kepada warga yang punya surau akhirnya kita beramai ramai berjalan menuju ke perkebunan yang jauhnya kurang lebih 1,5 KM, jauh memang sudah itu jalan naik turun pula tapi begitu sampai, memang pemandangannya sangat indah ditambah suasana yang sunyi.
Saat itu seperti biasa yang membuat liwetan adalah remaja putri sedangkan remaja putra main congklak, kartu remi dan ada juga bernyanyi nyanyi sambil bergitar.
Begitu selesai membuat liwetan, nasi dibagi 2, 1 daun pisang buat putri dan 1 daun pisang buat putra saking enaknya kita makan suap demi suap, akhirnya arif berkomentar,
“ngomong ngomong kalian pada bikin nasi liwet, ada yang bawa air minum engga?” tanya arif.
Mendengar pernyataan arif semua pada celengak celenguk kebingungan dan memang ternyata pada engga bawa, nah lho mana jauh ke perkampungan, jauh ke warung selesai makan pula, wah semuanya langsung pada menahan enek di leher, kejadian itu kita sebut sebagai kejadian kabesekan bersama, karena tanpa sadar kita berjalan pulang pergi saja kurang lebih 3 KM ditambah lika liku jalan setapak yang naik turun, sudah itu makan yang rada asin pula, sepanjang perjalanan pulang semuanya terdiam karena takut muntah.
NB: kabesekan itu kalau diartikan ke dalam bahasa indonesia artinya menahan haus setelah makan.
Di samping itu juga jelas pengalaman berharga lainnya seperti mengajar, khotbah di mesjid antar kampung, dikenal oleh semua penduduk kampung dari yang bocah hingga yang manula karena memang tali silaturahmi yang masih sangat erat, bahkan secara jujur aku masih kerasan tinggal di sana namun apa daya hidup must go on.
Pengalaman belajar memelihara hewan ternak seperti sapi, kambing, itik, dan .....buaya......?
Tak lupa pengalaman mendapatkan cinta pertama, yang kalau ingat sebelum mendapatkan cinta itu banyak rintangan rintangan yang mesti dilalui tapi akhirnya didapatkan juga.

“kak irvan dan kak arif dipersilahkan naik ke panggung, untuk memberikan sambutan terakhir.” Lagi asyik aku melamun, MC memanggilku dan arif.
Lalu aku dan arif memberi sambutan terakhir secara singkat yang intinya :
Ø  Kami tidak akan pernah melupakan masyarakat dan kampung ini.
Ø  Banyak pelajaran berharga yang kami dapatkan dan tak pernah didapatkan di manapun, kecuali di sini.
Ø  Merupakan suatu kebahagiaan untuk kami karena telah memberikan yang terbaik dan kalian sangat menghargai itu semua.
Ø  Mendoakan terus semoga kampung asri ini menjadi kampung yang sejahtera dan agamis.

Setelah aku dan arif memberikan sambutan singkat, pak heri selaku ketua DKM memberikan kenang kenangan berupa plakat sederhana namun berkesan, dengan harapan kami tidak akan melupakan kampung ini.
Sebelum acara penutupan ternyata warga kampung mengerjai kami, dengan cara kami mesti berjoged di atas panggung diiringi lagu dangdut yang dinyanyikan oleh salah satu warga dan ditonton oleh ratusan pasang mata, aku yang tak bisa berjoged mau engga mau memaksakan diri dengan berjoged ala orang mabuk demi memenuhi keinginan warga. dan itu menjadi pengalaman satu satu kalinya seumur hidupku.
Besok paginya kebetulan orang tuaku menjemputku memang sengaja aku menyuruh mereka untuk datang supaya berpamitan sekaligus aku ingin memperkenalkan ririn kepada kedua orang tuaku.
Akhirnya aku dan arif pulang ke kampung halaman masing masing, selesai sudah tugasku melaksanakan masa bhakti selama 1 tahun selanjutnya kita beristirahat selama seminggu guna berkumpul bersama kiai dan teman teman sengkatan serta memberikan laporan akhir tahun.  
      ╢ 13 ╟
Kekurangan Bisa Menjadi Kesempurnaan.

Ada hal yang aku pelajari dari masyarakat kampung asri ini, dan pelajaran tersebut sesuai dengan kutipan dari sebuah buku yang pernah aku baca berjudul –La Tahzan- karangan DR. A’idh al- Qarni.
“Tidak semua orang jenius dan cerdik  meniti perjalanan mereka dengan kegigihan, karena mereka sadar akan kekurangan yang ada pada mereka. Banyak ulama yang lahir dari bekas budak, seperti sa’id bin zubair, al- Bukhary, at- Tirmidzi dan Abu hanifah.
Pengakuan lulusan dari perguruan tinggi bukanlah segalanya. Tak perlu bersedih, bingung, dan patah semangat karena tidak memiliki ijasah S1, S2, atau S3, karena ijasah bukanlah segalanya, tanpa itu mereka masih bisa menciptakan pengaruh, masih bisa berbinar, dan masih bisa memberikan yang terbaik untuk umat manusia. Betapa banyak orang terkenal dan mampu memberikan kontribusi yang sangat besar namun tidak memiliki ijasah formal. Mereka hanya menjalani kehidupannya dengan segala keteguhan hati, kegigihan tekad, dan obsesi yang tinggi. Selanjutnya kita menengok ke masa kini, ternyata banyak sekali orang orang yang berpengaruh dalam ilmu syariat, dakwah, pemikiran, pendidikan dan sastra yang tidak memiliki ijasah formal.
Sebaliknya ribuan pemegang gelar doktor di dunia hanya diam dan tak banyak memberikan konstribusinya.
Perasaan qona’ah ( puas dengan pemberian Allah) adalah sebuah kekayaan yang agung. Dalam sebuah hadist disebutkan : terimalah dengan penuh kerelaan apa yang Allah bagikan kepadamu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling kaya.
Terimalah keluarga, pendapatan, kendaraan, anak anak dan tugas tugas anda dengan penuh kerelaan, niscaya anda mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan.
Dalam sebuah hadist disebutkan : “kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati.”
Kekayaan yang sebenarnya bukanlah karena banyaknya properti, harta dan kedudukan tapi karena ketenangan jiwa dan keridhaannya menerima apa yang diberikan Allah.
Sebuah hadist berbunyi: sesungguhnya Allah mencintai hamba yang kaya, yang bertakwa dan yang menyembunyikan ketakwaannya.
Hadist lain berbunyi : ya Allah jadikan kekayaannya berada di dalam hatinya.
Ada seorang bercerita : “saya pernah naik sebuah mobil dari bandara menuju sebuah kota, dengan hanya ditemani seorang sopir, saya perhatikan sopir itu ceria sekali, ia senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah. Lalu saya tanyakan kepadanya tentang keluarganya. Katanya , dia memiliki dua orang istri dan anak lebih dari sepuluh. Sedangkan penghasilannya hanya delapan ratus real. Dia hanya punya kamar kamar kuno yang didiaminya bersama keluarganya. Namun dia sangat menikmati kedamaian itu, karena dia rela dengan apa yang Allah karuniakan kepadanya.”
“saya tidak habis pikir, ketika saya membandingkan sopir ini dengan orang orang yang memiliki uang jutaan real, di samping istana dan rumah mewah, tapi mereka hidup susah. Akhirnya saya tahu bahwa kebahagiaan itu tidak terdapat dalam harta.”
Ada juga cerita tentang seorang saudagar besar dan terkenal, yang memiliki milyaran real dan puluhan istana dan rumah mewah tapi akhlaknya buruk, hubungannya dengan sesama tidaklah baik tabiatnya buruk dan selalu murung, dia mati karena terasing dengan keluarganya lantaran tidak menerima pemberian Allah dengan penuh kerelaan.”

Adapun hubungan kata kata yang telah ditulis oleh DR. Aidh al Qorni dengan penduduk kampung asri yang aku pelajari adalah :

Ø  Mereka hidup dalam kesederhanaan, namun rasa syukur mereka kepada sang Khalik melebihi layaknya orang orang kota yang takut sekali bilamana hartanya habis.
Ø  Mereka bisa menciptakan suatu konstribusi yang sebenarnya banyak dinikmati oleh orang lain contohnya pekerjaan mereka sebagai petani yang menanam, membajak, memberi pupuk, menyiram, merawat serta menunggu berbulan bulan hingga akhirnya dipanen hasilnya dijual kadang kadang dengan harga yang tidak seimbang sesuai perjuangannya, namun mereka tetap qona’ah.
Ø  Banyak diantara mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan formal namun mereka tidak putus asa toh pada akhirnya mereka tetap saja bisa hidup tanpa beban pikiran yang sangat membuat depresi, bahkan tidak sedikit malahan yang berumur panjang.
Ø  Diantara berbagai kesibukan yang mereka perbuat tak lupa pasa saat waktunya berserah diri kepada Yang Maha Kuasa.
Ø  Merupakan kunci kebahagiaan yaitu jika selalu berma’rifat kepada Allah, menyucikanNya, beribadah kepadaNya dan menempatkanNya sebagai ilah, sementara berada dalam sebuah gubuk, niscaya akan mendapatkan kebaikan, kebahagiaan, ketenangan dan rasa damai, namun jika menyimpang walaupun tinggal di dalam istana yang paling megah, di rumah yang paling luas dan memiliki semua yang disukai maka ketahuilah bahwa akhir kehidupan pahit sekali dan penderitaan dalam arti yang sebenarnya.

Namun memang sesempurnanya manusia pasti ada tidak sempurnanya karena terkadang tidak sedikit pula yang aku lihat mereka melakukan tiga kesalahan yang selalu berulang,
Pertama, menyia nyiakan waktu.
Kedua, membicarakan hal hal yang tidak berguna.
Ketiga, memberikan porsi perhatian yang terlalu besar terhadap masalah sepele, misalnya suka mendengar kabar burung, ramalan ramalan dan gosip gosip.

















╢ 14 
Tepang sono di pesantren

Di pertengahan bulan juni tahun 2002
1 tahun tak terasa aku berpisah dengan teman teman yang selalu berbarengan, makan bersama, tidur bersama, belajar bersama, ngaji bersama, bahkan mandi bersama.
Saat itu, perasaan rindu, kangen apalagi kalau sudah benar benar bersahabat, kita sudah mengenal karakter masing masing, yah berpelukan, bersalaman bercerita tentang pengalaman masing masing tentunya santri lelaki dengan santri lelaki begitu juga dengan wanita, itulah pemandangan yang terjadi, namun bagaimanapun saat itu hanyalah akibat perpisahan yang sementara, betul betul berpisah itu adalah saat saat sekarang ini karena setelah kita memberikan laporan kepada kiai maka kita akan mempersiapkan diri untuk selanjutnya kalau mau nikah ya nikah, kalau mau kerja ya kerja, kalau mau kuliah ya kuliah, kalau mau nganggur ya nganggur tergantung pribadi masing masing mau melanjutkan ke mana.
Diantara semua temanku yang bercerita tentang kisah mereka melaksanakan masa bhakti ada yang menurutku mempunyai pengalaman paling mengesankan, yaitu pengalaman agus, bian, nugi dan rian yang bertugas ke kalimantan.
Katanya di kalimantan itu mereka ditempatkan di pedalaman lebih kurang 2 jam perjalanan menggunakan mobil menuju kota pontianak tinggal di sebuah mesjid sederhana namun mesjid tersebut hanya ramai oleh bapak bapak dan ibu ibu serta manula saja sedangkan generasi muda masih jarang yang mau mempelajari dan memperdalam ilmu agama islam, sesepuh mesjid yang bernama pak khusnul yang bertanggung jawab dengan keadaan agus dkk merasa khawatir tidak ada generasi penerus yang dapat mengurus mesjid serta membimbing masyarakat terutama tentang agama.
Namun pemuda disana rata rata memberlakukan hukum padang pasir artinya siapa yang kuat dia yang dihargai, beruntung ada agus yang memang diantara teman temanku dia adalah sosok lelaki kekar walaupun tidak sekekar ade rai, tinggi, jago panco pula.
Singkat cerita demi mengangkat syiar islam karena memang sudah menjadi tugas mereka dan demi mengamalkan amanat sang sesepuh, agus dkk berusaha pelan pelan mengajak para pemuda di sana untuk mau beribadah ke mesjid, namun ternyata Allah belum memberikan hidayah maka bukan kemauan yang didapat malah disebut lancang, sok alim, sok tau bahkan ada yang menantang segala.

Rian bercerita:
 “Para pemuda menantang “hei jawa” yang semestinya “hei sunda” hanya karena kita memang dari daerah jawa tepatnya jawa barat, tapi kami menganggap sah sah saja mereka berkata seperti itu.”
“hei jawa, kalau kalian ingin dihargai lawan kami dulu.” Tantang para pemuda kepada kami.
Kami berpikir selama 2 hari 2 malam tantangan apa yah yang cocok sehingga akhirnya mereka bisa nurut.
Kebetulan bian nyeletuk “gus kamu kan jago panco, sudah tantang saja mereka adu panco.”
“yang benar saja masa saya mesti menantang mereka semua” jawab agus.
“ya satu orang lawan satu orang lah, masa mau disekaligusin ya iyalah kamu bakal kalah” ucap bian.
“kalau saya menang, kalau kalah mau bagaimana?” tanya agus.
“sudah pasrah saja, insya Allah kita kan niat syiar.” Jawab bian dan pernyataannya disetujui oleh kawan kawan.
“baiklah kalau begitu saya coba.”akhirnya agus menyanggupi.

Besoknya agus dkk, mengsayembarakan tantangan mereka tentunya dengan ijin pak khusnul.
“wahai pemuda pemuda saya terima tantangan kalian tapi kami yang memberi persyaratan, syaratnya kami menantang kalian dengan adu panco melawan teman kami yang bernama agus, kalau  teman kami agus kalah maka kalian kami persilahkan untuk menghina kami sepuas kalian, menjauh dari mesjid ini tapi kalau teman kami agus menang maka kalian mesti bergabung dengan para jemaah mesjid dengan harapan kalian bisa menjadi generasi penerus mensyiarkan dakwah kepada saudara saudara kalian.”
Tidak sedikit memang pemuda yang mencibir.
“ha....ha.....ha..... si jawa nantang panco bisa apa?”
“sudah sok alim mau sok jagoan pula”
“baiklah kalau begitu kami terima tantangan kalian.” Jawab pemuda yang diketuakan oleh teman di sekelilingnya.

Besoknya dengan disaksikan oleh pak khusnul dan beberapa orang tua semuanya berkumpul di depan rumah ketua RT, setadinya memang agus hendak menantang seluruh pemuda di sana karena agus berpikir jumlah pemuda sekitar 20 an orang sehingga agus merasa insya Allah sanggup melawan mereka asal satu lawan satu, namun setelah diadakan musyawarah oleh perwakilan masyarakat dan perwakilan pemuda maka diambil kesepakatan agus cukup melawan 1 orang perwakilan dari pemuda yang bernama aji dan aji ini memang sangat diketuakan atau chief of the gank nya pemuda di sana dan dilihat secara postur tubuh aji memang lebih besar.
Waktu pertandingan ditentukan setelah sholat ashar, dan memang tibalah saatnya untuk adu panco.
Keduanya duduk di kursi yang telah disiapkan mengambil ancang ancang sebelum wasit akhirnya mengatakan mulai.
Dengan bermodal “Bismillahirrohmanirrohiim” agus memulai  adu panco melawan aji, keduanya mengeluarkan seluruh tenaga sehingga keduanya keringatan dan berwajah merah, lama juga lumayan keduanya mengerahkan semua kemampuannya demi memenangkan pertandingan namun alhasil pada akhirnya alhamdulillah Allah memberikan hidayah ternyata agus lah yang memenangkan pertandingan, spontan agus langsung sujud syukur mensyukuri kemenangannya dengan dipeluk oleh teman dan juga pak khusnul.
Di sisi lain ada pemuda yang kecewa namun ada juga yang sportif, adalah aji dan sebelas temannya akhirnya mau aktif pergi ke mesjid guna memperdalam ilmu agama, namun setelah itu ada juga yang mulai ikut hingga akhirnya agus dkk selesai melaksanakan tugas masa bhaktinya jumlah pemuda yang aktif di mesjid berjumlah 24 orang, bahkan katanya mereka berharap supaya agus dkk mau kembali lagi menjadi pembimbing kalau perlu dicarikan jodoh orang kalimantan, namun sayangnya diantara mereka menolak secara halus dengan alasan masih mengejar cita cita sehingga harus kembali ke kampung halaman bertemu sanak famili.      

  Subhanallah Allah memang memberikan hidayah kepada umatnya dengan cara yang terkadang aneh.

“Lalu kami wahyukan kepada Musa a.s :”pukulah laut dengan tongkatmu”.
Maka terbelahlah lautan dan tiap tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.
Dan disanalah kami dekatkan golongan yang lain.
Dan kami selamatkan Musa beserta orang orang yang bersama sama dengan dia semuanya, kemudian kami tenggelamkan golongan golongan yang lain itu.”  ( asy- syu’araa’ :63, 64, 65 dan 66). 

Lanjut kepada tepang sononya aku dan teman temanku,
Pada akhirnya kiai menyuruh kepada kami semua yang seangkatan untuk berkumpul di aula.
Di aula itu kiai measrikan rasa terima kasih karena telah syiar islam, lalu sedikit berceramah, dan memberikan selebaran yang mesti diisi oleh calon alumni dari angkatanku yang isinya adalah kesan, pesan serta cita cita kami selanjutnya setelah kami pergi meninggalkan pondok pesantren.
Singkat cerita pada kolom cita cita, kami yang berjumlah 238 santri ada yang melanjutkan kuliah, ada yang bekerja, dan untuk wanita ada juga yang langsung menikah.
Namun yang menarik adalah pada santri yang melanjutkan kuliah karena rata rata mereka memilih untuk meneruskan memperdalam ilmu agama di perkuliahan islami seperti IAIN (Institut Agama Islam Negeri) atau UNINUS (Universitas Islam Nusantara) dengan mengambil jurusan ilmu dakwah, tarbiyah, ilmu tafsir, hukum islam, perbandingan agama dan lain lain yang berhubungan dengan agama, tapi yang meneruskan ke bidang umum atau non agama hanya 9 orang dan salah satunya adalah aku yang berencana mengambil perkuliahan sastra inggris atau ilmu komputer.
Dengan kata lain teman teman ku ketika keluar dari pesantren masih banyak yang bersama sama karena mereka masih 1 kampus walaupun berbeda fakultas sedangkan yang 9 orang ini salah satunya aku mesti betul betul beradaptasi dengan keadaan yang baru suasana yang baru dan teman yang baru.
 
Pada akhirnya kiai memberikan risalati ridho sebagai tanda dipersilahkannya kepada seluruh santri seangkatanku untuk melanjutkan cita citanya sesuai dengan harapan masing masing dengan diiringi do’a, akhirnya kami semua pada hari itu betul betul berpisah dengan kia’i para asatidz, pengelola, teman teman, dan adik kelas.
Begitu pun aku akan berpisah dengan arif yang selama setahun menemaniku dalam suka dan duka di kampung asri karena arif dan aku sama sama akan meneruskan kuliah namun berbeda kampus karena arif akan memperdalam islam dengan kuliah di kampus islam.

Kata kata terakhir yang rata rata kami ucapkan kepada teman yang lainnya adalah :
“Minta maaf kalau kalau ada salah, selamat tinggal semoga kita dapat berjumpa kembali, dan semoga sukses di kehidupan selanjutnya.”  
Itulah akhir dari kisahku bersama teman teman yang bertahun tahun bersama sama, akhir dari aku menginjakan kakikku di pondok pesantren yang telah mengajariku, membesarkanku, memberiku pengalaman selama 6 tahun.
Selanjutnya aku akan menjadi irvan yang baru, irvan yang bergelut dengan dunia luar, bergelut dengan kehidupan yang baru.


















╢15╟
Pacarku sejauh 40 KM

“Cinta berat di ongkos
 Cinta berat di pulsa
 Tapi kalau sudah cinta
 Mau bagaimana?”
   
  Saat ini adalah saat pertama kalinya aku tidak bertemu ririn pada setiap harinya, tidak seperti pada saat aku melaksanakan masa bhakti bisa bertemu setiap hari, yah namanya juga kangen, rindu dalam hal apapun,  sedang berbuat apapun selalu saja terpikir. Cinta cinta sungguh menyiksa tapi tidak ada cinta kesepian.
Tapi meskipun begitu setiap harinya kami tidak kehilangan kontak melalui telefon. Memang pada awalnya orang tuaku maklum tapi melihat aku setiap harinya menggunakan telefon rumah (karena pada saat itu HP belum terlalu ngetrend), dan sekali telefon memakan waktu paling cepet 15 menit akhirnya orang tuaku protes juga, tapi aku tidak kehilangan akal karena tepat di ujung komplekdi rumahku ada telefon umum menggunakan koin, sehingga demi mendengar suara sang pujaan hati aku harus mengkoleksi uang koin recehan tapi meskipun begitu kita berkomitmen bertemu 1 hari dalam seminggu yaitu hari minggu, tapi repotnya daerah bandung menuju lembang dan sebaliknya kalau hari minggu macetnya bukan main karena lembang adalah salah satu tempat pariwisatanya orang orang bandung dan tak sedikit pula kendaraan dari luar kota bandung, sehingga kalau waktu normal bisa ditempuh 1,5 jam tapi kalau mau ngapel harus bertarung dulu dengan keadaan yang super macet sehingga memakan waktu 2 sampai 2,5 jam, jadi berat di bensin mau naik kendaraan umum tapi dari daerahku ke daerahnya ririn mesti turun naik sampai 5 kali ganti kendaraan baru sampai.
Tapi semua itu tak aku perdulikan demi bertemu si dia.






SEBESAR ITULAH
AKU MENCINTAIMU

Cintaku cukup untuk
Untuk melakukan apapun
Demi dirimu dengan mempersembahkan
Cinta, hidup, hati, dan jiwaku padamu

Cintaku cukup untuk
Untuk kupersembahkan seluruh waktu,
Usaha,pikiran, bakat, kepercayaan
Serta doaku untukmu

Cintaku cukup untuk
Untuk melindungimu, menyayangimu,
Membimbingmu, mempertahankanmu,
Menghiburmu, mendengarmu,
dan untuk bersamamu


Cintaku cukup untuk
Untuk bergembira bersamamu
Bercanda di dekatmu
Tak pernah harus menyembunyikan
Apapun darimu
Dan menjadi diriku sendiri bersamamu

Cintaku cukup untuk
Untuk membagi segenap perasaan,
Imrafi, cita cita, ketakutan, harapan
Dan kecemasan yang kumiliki
Di sepanjang hidupku bersamamu

Cintaku cukup untuk
Untuk memenuhi janjiku padamu
Dan bersumpah
Atas kesetiaanku padamu

Cintaku cukup untuk
Untuk teramat merindukanmu
Di saat kita berpisah
Dan ketika kita akan dipertemukan kembali

Ya tuhan,
Janganlah kau pisahkan aku
Dengan cintaku






















╢16╟
Welcome, di dunia kampus

 Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, setelah tamat dari pesantren maka aku akan melanjutkan pendidikanku dengan kuliah di salah satu jurusan yang berhubungan dengan bahasa inggris atau komputer sesuai dengan mata pelajaran yang aku sukai.
Tidak sedikit teman temanku termasuk orang tuaku yang mempertanyakan kenapa aku melanjutkan kuliah ke bidang umum.
“irvan, kenapa kamu tidak mau lebih memperdalam lagi ilmu agama dengan melanjutkan kuliah ke jurusan yang berhubungan dengan agama, bukankah kamu sudah punya dasar, sehingga tidak sulit untukmu beradaptasi dengan ilmu ilmu yang akan kamu pelajari” tanya ayahku dan temanku yang pertanyaannya hampir sama dengan pertanyaan ayahku.
Aku menjelaskan :
Aku ingin melanjutkan kuliahku di bidang umum bukan berarti aku tidak mau melanjutkan atau mengasah kembali akarku sebelumnya yang pernah aku pelajari, tapi memang otaku, kemampuanku bahkan nilaiku di bidang umum lebih bagus ketimbang di bidang agama, apalagi nilai di pelajaran komputer dan bahasa inggris bisa dikatakan sangat cukup baik.
Dan pada dasarnya aku bukanlah tipe manusia yang mempunyai hafalan dan talaran yang baik, tapi kalau praktek aku bisa diunggulkan, itu terbukti pada saat aku di pondok pesantren harus menghafal kitab ini dan kitab itu, hadist, dan dalil, teman temanku sudah hafal 10 aku 1 saja engga hafal begitu hafal malah cepat lupa, entah kenapa dari dulu kalau aku disuruh menghafal males banget.
Pernah ketika diadakan imtihan (ujian) mengenai yang berhubungan dengan hafalan hafalan aku pasti selalu sembunyi sembunyi meminta jawaban kepada rekanku, sebaliknya ketika imtihan yang berhubungan dengan praktek seperti bahasa inggris atau komputer maka teman teman sekelas menjagokanku, tentunya sebagai timbal balik dan rasa soledaritas aku memberikan jawaban dari soal soal tersebut tentunya secara sembunyi sembunyi.
Bahkan pernah ketika sedang ujian komputer ada pengawas yaitu mahasiswa  yang didatangkan dari salah satu universitas, mungkin karena tidak mengerti komputer, sehingga ketika aku memberikan jawaban kepada temanku melalui line internet, mereka tidak mengerti apa yang sedang aku lakukan.
Alasan selanjutnya adalah aku mengikuti teman temanku melanjutkan kuliah ke universitas yang sama maka aku akan menemukan suasana yang tidak jauh berbeda dengan pada saat aku di pesantren, teman teman yang sama, keadaan yang sama, pelajaran yang sama sehingga tidak ada tantangannya (bukan berarti juga memutuskan silaturahmi kepada teman temanku) namun aku berfikir ingin sesuatu yang berbeda.
Aku punya prinsip :
“ilmu pengetahuan tanpa agama, buta
 agama tanpa wawasan, bencana “
dan bukankah Allah pun berfirman :
“.....Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan.....”  (al-mujadalah:11).
Aku punya cita cita menjadi sosok yang modern namun islami.  
Bukan sosok islam yang selalu terus menerus diam mengurus mesjid sehingga tidak tau informasi di luar.
Bukan sosok islam yang najis kalau bergaul dengan orang orang non muslim.  
Bukan sosok islam yang terus membuka kitab arab gundul tapi tak pernah perhatikan media cetak atau elektronik untuk mengetahui informasi mengenai berita hari ini.
Bukan sosok islam yang enggan berkreatifitas.
Bukan sosok islam yang menyetujui kalau terorisme adalah hasil final dari semua permasalahan terutama masalah agama, ras, dll. 
Bukan sosok islam yang terus terusan membahas tentang kehidupan setelah kematian tanpa memperdulikan masalah duniawi.
Tapi aku pun tidak mau menjadi sosok islam yang cuma numpang status di KTP.
Aku juga tidak mau menjadi sosok islam yang lupa dengan kewajibanku, ibadahku, keyakinanku sebagai muslim.
Aku juga tidak mau menjadi sosok islam yang hanya diam kalau agamaku dilecehkan.

Lanjut,
Setelah aku menjelaskan kepada ayahku semua keterangan yang berhubungan dengan kelanjutanku untuk kuliah, pada akhirnya ayahku menterserahkan urusanku.
Pada hari selanjutnya, aku sendirian mencari kesana kemari kampus mana yang cocok, namun pada akhirnya dapat juga yaitu salah satu pendidikan komputer dengan jurusan manajemen informatika di pusat kota bandung.
Karena setelah aku membandingkan dengan kampus yang berhubungan dengan jurusan bahasa inggris setelah dipikir pikir yang namanya belajar bahasa dapat dipelajari secara otodidak, bahkan kalau perlu kursus, tapi kalau komputer setiap tahunnya programnya mengalami perubahan yang penting kita mau mempelajari dasarnya, mungkin selanjutnya tak akan sulit untuk mengikuti arusnya.
Dengan uang ayahku akhirnya aku mendaftar ke kampus tersebut.
1 bulan selanjutnya, tepatnya di bulan september 2002, seperti halnya yang terjadi di kampus manapun sebelum kuliah pasti ada yang namanya ospek, begitupun di kampusku. Rambut mesti dicepaklah, mesti berpakaian putih putih di kalung empeng , pake kalung karton yang diisi biodata, dan bawa kantong yang dibuat dari karung dan tali rapia.
Dikerjai, dimarah marahi, dihukum, wah selama 4 hari itu aku harus menerima perlakuan yang aneh bin mengesalkan yang dibuat oleh kakak kelasku.
Bagaimana yah dulunya kok bisa bisanya ada kegiatan ospek, padahal niatan kita bayar mahal mahal mau cari ilmu bukan dibentak bentak katanya perkenalan apa mesti dengan cara yang kasar, pantes tidak sedikit kampus yang mengadakan ospek lalu mahasiswa yang di ospek tersebut bukan nya mendapatkan pengalaman yang mengesankan malah jadi mimpi buruk bahkan ada yang sampai meninggal segala.
4 hari berlalu dari senin sampai kamis akhirnya selesai juga kegiatan ospek ini, tak ada pengalaman yang menarik yang bisa aku ceritakan dalam kegiatan ini karena bagiku ospek ini adalah kegiatan yang aneh, mengesalkan, menyebalkan, dan pokoknya ancu........r  abis.
3 hari dari jum’at sampai minggu mempersiapkan kuliah, bolak balik ke kampus untuk mengambil seragam, KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), mencatat jadwal pelajaran, tapi pada akhirnya tiba juga aku menyandang status sebagai mahasiswa.





╢17╟
Dulu Santri, Sekarang Mahasiswa

“Buju busyet, gile, woow, alamak, ceweknya pada mohay mohay” barang kali ketika awal aku masuk kuliah aku adalah mahasiswa terkatro sekampus, bagaimana tidak :

irvan dulu (as santri)
6 tahun aku di pesantren selama 6 tahun itu setiap harinya aku berjibaku dengan manusia manusia yang setiap harinya berpakaian itu itu melulu.
Laki laki : subuh pakaian sholat lengkap dari kepala sampai ujung kaki, pagi pakaian seragam sekolah, sore pakaian olah raga, maghrib sampai isya pakaian sholat, setelah sholat isya baru pakaian santai.
Wanita : subuh pakaian mukena, pagi pakaian seragam sekolah berkerudung, sore pakaian olah raga jelas berkerudung juga, malamnya engga tau pakaian apa soalnya kalau malam diantara santri putra dan putri mesti menempati asramanya masing masing.

Irvan sekarang (as mahasiswa)
Berbalik 180 derajat dengan pada waktu aku menjadi santri dulu terutama terhadap wanita, bahkan katanya kampusku ini adalah kampus dengan urutan ke 2 sekota bandung, wanita dengan pakaian ter woow versi majalah kampus, dan memang aku setuju kalau majalah kampus berpandangan seperti itu, pehe – pehe pada selawar seliwir, dalaman atas wanita dari yang berwarna sampai yang berbunga bunga berjalan jalan, ya ampun.
Minggu ini aku masih istighfar sembari membuang muka bila melihat hal hal seperti itu.
Minggu kedua masih seperti minggu pertama.
Minggu ketiga mulai membiasakan.
Minggu keempat akhirnya terbiasa juga, melihat wanita yang aurat nya pada tanggung tanggung.

Bahkan dosenku sendiri ada yang bernama bu anggita, dia adalah dosen terfavorit untuk mahasiswa lelaki karena setiap dia mengajar selalu memakai pakaian yang tanggung, mana masih muda, single pula.
Adalah doni temanku sekelas yang pertama aku kenal dan obrolan pertama yang kita bahas adalah ibu anggita ini.
“irvan, kamu kan dulu pernah berguru di pesantren, ada engga gurumu yang seperti bu anggita?” tanya doni.
“ada, malahan tidak berpakaian.” Jawabku.
“siapa ?” tanya doni.
“sapi” jawabku.
“ada ada saja kamu memangnya sapi ngajarin apa?”
“ngajarin bagaimana caranya bikin susu. Lagian pertanyaanmu aneh, kamu tau engga kenapa bu anggita kalau mengajar selalu berpakaian seksi amat?”aku bertanya.
“kenapa ?, supaya para mahasiswa jadi semangat mendengar pelajaran.” Jawab doni.
“salah, yang ada justru mereka bukannya semangat malah ngiler.”
“terus menurutmu kenapa?” tanya doni.
“menurutku itu yang mesti disalahkan adalah tukang jahit, karena tukang jahit itu kekurangan bahan jadi bikin bajunya tanggung.”
“bisa saja kamu.” Jawab doni.


* * * * *
Perbedaan suasana sangat aku rasakan di kampus ini baik dari segi pergaulan, dan tentunya keadaan, “namun baguslah memang ini yang aku mau supaya hidupku tidak monoton.”pikirku.
Dari segi ibadah di kampus ini ada yang ganjil, terutama ketika hendak melaksanakan ibadah sholat jum’at, karena ketika para mahasiswa sedang melaksanakan sholat jum’at di aula kampus maka mahasiswa / i yang non muslim khususnya yang kristiani melaksanakan peribadatannya pula dengan diiringi nyanyian gereja tepat di samping aula yang kurang lebih jaraknya hanya 50 Meter, sehingga ketika khotib sedang khutbah terdengar samar samar oleh para jemaah, karena yang terdengar hanyalah suara nyanyian. Dan yang lebih gila lagi, ketika sholat jum’at selesai dilaksanakan maka para mahasiswa pasti langsung buru buru berdesak desakan ke warung atau kafe kampus guna makan siang, tapi kalau yang kristiani ketika mereka telah selesai dengan peribadatannya maka selalu saja bagi bagi konsumsi berupa makanan yang rata rata produk amerika kadang kadang Mc donald, KFC, popeye, dll.
Dan memang kampusku ini katanya didirikan atas kerja sama dengan salah satu universitas di hawai, amerika serikat.

Entahlah dalam hal ini mereka mempunyai misi apa, bagiku sendiri yang penting selama mereka masih tidak berbuat yang keterlelaluan terhadap perbedaan beragama maka aku akan tetap jalan terus cari ilmu sampai diwisuda.

   























╢17╟
Awal Dari Hilangnya Hidayah Tuhan

“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan ayat ayat kami (pengetahuan tentang isi al kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat ayat itu, lalu dia diikuti oleh syetan (sampai dia tergoda), maka jadilah ia orang orang yang sesat. Dan kalau kami menghendaki sesungguhnya kami tinggikan (derajatnya) dengan ayat ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalau diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia mengulurkan lidahnya juga, demikian itulah perumpamaan orang orang yang mendustakan ayat ayat kami, maka ceritakanlah kepada mereka kisah kisah itu agar mereka berfikir.” QS. al-a’raf :175 -176.
“Teman teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang orang yang bertaqwa.” QS.az – Zukhruf :67.
Memang teman akrab adalah hiburan dalam kesusahan serta kegalauan, namun salah pilih teman tak ubahnya kita bergaul dengan bisikan bisikan jahat.
Dr. Aidh Al-Qarni mengatakan :
“Hindarilah sesama manusia kecuali untuk perbuatan baik, jadilah orang yang senantiasa berada di dalam rumah, hadapilah hal hal yang ada kepentingannya dengan diri anda, dan kurangilah berbaur dengan banyak orang yang tidak membawa manfaat.”
     
Pada semester pertama di kelasku aku ditunjuk sebagai ketua kelas, teman temanku menunjukku karena baru 2 hari masuk, aku sudah dapat bergaul dengan 1 teman kelas, karena mereka menganggapku mudah bergaul sehingga mereka menunjukku, mungkin karena terbiasa setiap harinya bergaul dengan teman teman selama di pesantren jadinya tak canggung aku berkenalan sana sini.
Pada 3 bulan pertama aku adalah salah satu mahasiswa yang selalu rajin bolak balik mushola ketika waktu sholat tiba, aku selalu taat dalam beribadah melaksanakan kewajibanku sebagai muslim.
Di 3 bulan pertama stutusku menjadi mahasiswa, aku masih bisa memilih dan memilah mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak terlebih lagi karena aku adalah ketua kelas.
Di 3 bulan pertama aku masih menjadi mahasiswa alim, culun, sederhana, tidak banyak gaya.
Namun memasuki bulan ke 4, sealim alimnya aku sedikit demi sedikit aku mulai melupakan statusku yang pernah menjadi santri di pesantren selama 6 tahun, dan itu aku rasakan akibat pergaulan.
Biasa dalam pergaulan di kampus yang bermobil pasti bergaul dengan yang bermobil, begitupun sebaliknya, kebetulan aku berangkat ke kampus selalu mengendarai mobil milik ibuku.

Dan inilah gengku.
1.      Dion
Dia adalah anak jakarta yang kos di sekitar kampus, anak seorang direktur perusahaan swata, penampilan macho, perawakan paling tinggi diantara teman teman gengku yang lain, tajir, pengguna drugs, namun rada sulit menangkap pelajaran. Diantara teman temanku memang satu anak ini lah yang paling badung.

2.      Kiko
Anak seorang pejabat kepolisian yang pada saat itu orangtuanya sedang bertugas di aceh, anak pertama dari 2 saudara ini tinggal sendiri di rumah yang lumayan wah selalu ditemani pengawal (bodyguard) ke mana mana bahkan ke kampus sekalipun, dia harus ada yang mengawal karena memang pada saat itu sedang ramai ramainya kasus aceh.

3.      Doni
Dia adalah satu satunya di gengku yang non muslim, ayahnya salah satu direksi di salah satu bank swasta, dia anak terjail kepada siapapun namun begitu dia punya pacar tapi berbeda dengan agamanya.

4.      Rijal
5.      ardhan
6.      agho
3 orang ini aku tidak tau profesi orang tuanya sebagai apa tapi yang jelas 3 orang ini pun termasuk dalam gengku.

Belum lagi para wanita wanitanya, cuma aku dan ago yang tidak punya pacar sekampus karena pacarku ada di lembang sedangkan ago kuliah di kampus lain.
Berawal dari kegemaran kami terhadap otomotif sehingga menjadi sering ke bengkel sana sini untuk reparasi berlanjut dengan traveling konvoy ke sana sini, sehingga aku pun sedikit demi sedikit mulai terhanyut dengan kegiatan yang diadakan oleh teman temanku.
Pada awalnya 1 ibadah yang kutinggalkan, aku memang sedikit menyesal lalu aku qodo’ ibadahku dengan ibadah selanjutnya, tapi lama kelamaan semakin aku akrab dengan teman temanku dan kegiatanku di kampus dan luar kampus, aku malah semakin melupakan kalau meninggalkan ibadah terutama sholat itu hukumnya dosa besar, aku mulai larut dengan kesenangan duniawi, aku mulai larut dengan harta orang tuaku, aku mulai larut dengan mengsengajakan meninggalkan ibadah tanpa rasa menyesal yang semestinya aku kerjakan. terbawa oleh pergaulan, lingkungan dan fata morgana duniawi.
Aku pernah mendengar sebuah syair yang berbunyi:
“jika kau jantan maka janganlah kau katakan inilah orang tuaku, tapi katakanlah inilah aku.”
Dari syair tersebut aku memang berubah menjadi sesosok seorang pengecut yang membangga banggakan harta orang tuaku, tanpa sadar kalau seandainya orang tuaku berada dalam kekurangan apakah aku menjadi seperti aku pada saat ini, tak ada lagi rasa syukur yang selalu aku panjatkan.
Aku bagaikan kuda yang telah terpenjara selama bertahun tahun sehingga ketika keluar kandang, maka kuda tersebut berlari lari tanpa perduli apa yang bakalan dia tabrak sehingga dapat menyebabkan kuda tersebut dan yang dia tabrak menjadi terluka.
Dan parahnya aku mulai pilih pilih dalam bergaul, teman teman yang aku anggap rese’, terlalu berpenampilan sederhana, kurang pintar, maka aku jauhi, bahkan termasuk teman teman ku sewaktu di pesantren padahal sering sekali mereka hendak bersilaturahmi ke rumahku namun aku malah mencari kesibukan dengan teman teman borjuku di kampus.
180 derajat perubahanku hanya dalam waktu kurang lebih 6 bulan aku tamat dari pesantren, aku mulai melupakan segalanya, segalanya yang pernah aku pelajari yang seharusnya aku amalkan minimal untuk diriku sendiri.
Inilah awal dari perpisahanku dengan Tuhanku, padahal sebelumnya aku merasa takut untuk kehilangan Tuhanku.
Inilah awal dari teputusnya hidayah Tuhan yang selalu diberikan kepada setiap hambanya, padahal sebelumnya aku selalu berharap dan berpasrah kepada Tuhanku.
Inilah awal dari segala perbuatan yang aku tau kalau aku perbuat maka dosa hukumnya namun aku mengabaikannya sehingga tak ada rasa takut akan murkaNya. 


    






















╢18╟
Sebab sebab Turunnya Kadar Iman

Tulisan ini aku kutip dari buku sebab sebab naik turunnya iman, oleh syekh abdur razzaq al- abbad.

Sebab sebab dari dalam diri kita sendiri (internal ):

  1. kebodohan
 kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk, seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama. Atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rejekinya.

  1. ketidak pedulian, keengganan dan melupakan
ketidak pedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia perdulikan ), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah ), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bias jadi ia sombong karena tidak merasa pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana. Keengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk yang menzhalimi (melalaikan ) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-kahfi:5), dan ia akan menjadi teman syetan ( Thaaha:124).
Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (dzikir) kepada Allah.

  1. menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa
awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah,perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian kemudian menjadi zinah tubuh. Dosa dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa dosa besar, karena itu basmilah dosa dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.

  1. jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat
ibnul qoyim al jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan 2 jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Di saat salah satu melemah maka yang lain menguat. Perang keduanya berlangsung terus hingga yang empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuh seperti sabda Raulullah : “barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak akan ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.” Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak perduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau berintropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan yang ada dalam tubuh kita.

Sebab sebab dari luar diri kita (external).
  1. Syetan
Syetan adalah musuh manusia. Tujuannya adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia akan menjadi sarang syetan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa.

  1. Bujukan dan rayuan dunia.
Allah SWT berfirman :”ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah megah antara kamu serta berbangga bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam tanamannya mengagumkan para petani kemudian tanamannya itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan dia akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaanNya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (QS, al-hadid 57 – 20).
Tujuan hidup manusia seluruhnya untuk akhirat. Apapun kegiatan dunia yang kita lakukan seperti mencari nafkah, menonton tv, bertemu teman dan keluarga seharusnya semua itu ditunjukan untuk meraih pahala akhirat. Tidak secuil pun dari kegiatan duniawi boleh dilepaskan dari aturan main yang diperintahkan atau dilarang Allah.
Ibnul qoyyim mengibaratkan hati sebagai suatu wadah bagi tujuan hidup manusia (akhirat dan duniawi) dengan kapasitas (daya tampung) tertentu. Ketika tujuan duniawi tumbuh maka ia akan mengurangi porsi tujuan akhirat. Ketika porsi tujuan akhirat bertambah maka maka porsi tujuan duniawi berkurang. Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita.

  1. pergaulan yang buruk
Rasulullah SAW bersabda :” seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya.” (HR.Tirmidzi). seorang teman yang sholeh selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah, karenanya ia selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila didekati teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di jaman ini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai nilai agama islam.
Berada di antara teman teman yang sholeh akan membuat seoarn wanita tidak merasa asing menggunakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita di depan orang orang yang sholeh.

                                      
Jika aku menghubungkan keadaanku dengan tulisan yang ditulis oleh syekh abdur razzaq al- abbad, maka benarlah bahwasanya kadar imanku benar benar turun bahkan hilang, akibat ternyata masih lemahnya imanku sehingga terbujuk oleh syetan, duniawi, dan pergaulan yang buruk.


╢19╟
Perkenalanku Dengan Dunia Malam

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi katakanlah: pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” QS. al-Baqoroh : 219
“Hai orang orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. maka jauhilah perbuatan perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungannya.” QS. al – Maidah :90.

Bulan ke 6 aku kuliah.
“irvan, entar malam kita dugem yuk.” ajak dion.
“wah, sejujurnya saya engga pernah tuh ke tempat begituan.” jawabku.
“ya udah, makanya entar malam kita rame rame ke tempat dugem supaya loe ngga katro hidup di kota.” ajak teman temanku yang ngotot supaya aku ikut.
Di sisi lain aku penasaran tempat dugem itu seperti apa isinya di sisi lain aku masih riskan karena aku menganggap tempat dugem adalah tempat maksiat, namun pada saat itu aku tipis iman sehingga aku mengiyakan ajakan mereka.
“ok, kalau begitu saya ikut.” jawabku.
Kita sepakat malam jam 8 berkumpul di rumahnya kiko.

Dengan berpamitan meminta izin kepada orang tuaku untuk menginap di rumah temanku, malam harinya kami bertujuh dengan mengendarai 2 mobil lalu berangkat ke salah satu tempat diskotik di kawasan jalan braga bandung namun sebelumnya kita sempat makan malam dulu di daerah taman cilaki tempat biasa kita nongkrong malam malam karena makanan di sana memang enak enak dan pas buat tongkrongan anak muda.
Dengan membayar uang Rp. 40. 000,00 per orang akhirnya kami memasuki ruangan kedap kedip menyilaukan mata dengan tarian orang orang aneh, pakaian serba seksi, yah memang tak ada sama sekali hikmah yang bisa diambil dari tempat seperti ini karena rata rata orang ke diskotik hanya untuk menghilangkan stres (menurut pandangan mereka yang sudah terbiasa)  dan kebiasaan berjoged atau hanya sekedar minum minum.
“walah, anjrittt begini yah ternyata isinya tempat yang namanya dugem, seksai seksai and mohai mohai euy.” ujarku.
“makanya loe jangan katro, gue aja yang anak jakarta tau di bandung ada tempat beginian lah elo masa baru tau.” ujar dion sembari goyang goyang badan engga kuat pingin buru buru berjoged.
“mau pesan apa?” tanya kiko.
“saya pesan susu soda.” jawabku.
“ha....ha....ha....” anak anak pada mentertawakanku.
“di tempat beginian, kenapa engga sekalian aja pesen es campur dan siomay,kamu kira ini warung samping jalan.” jawab doni.
“oh engga ada yah, terus yang ada apa dong.” jawabku.
“bir, kalian mau?” tanya doni.
“iyah, boleh” jawab anak anak, tapi cuma aku dan rijal yang menolak minuman memabukan itu, namun akhirnya aku dan rijal memesan soft drink yang harganya per gelas Rp. 15.000,00.
Begitu waiters menghidangkan minuman, aku perhatikan secara teliti lalu aku cicipi.
“yah mas ini sih minuman soda ditambah jeruk lemon doang, bikin sendiri juga gampang, kok harganya mahal amat !!!” tanyaku.
“sssst, norak loe malu sama di sebelah, dasar katro.” ujar dion, sementara teman teman yang lain berpindah tempat menjauh dariku.   
Malam semakin larut, aku perhatikan jam sudah menunjukkan pukul 12.10, temanku masing masing sudah menghabiskan 2 botol minuman keras.
“turun yuk, kita ajep ajep.”  ajak dion.
“ayo.” teman teman ku serempak mengiyakan ajakan dion  setadinya aku tidak mau ikut namun karena dipaksa untuk turun, akhirnya aku tak kuasa menolak keinginan mereka.
Di bawah kilatan lampu lampu yang berwarna warni, diiringi musik yang engga puguh nadanya dengan dikelilingi orang orang yang pada gila tapi sadar, akhirnya kami larut dengan berjoget ala seadanya, tertawa rawa riwi melupakan sejenak semua masalah kita masing masing. Dan itulah untuk pertama kalinya aku menginjakan kakikku di tempat dunia malam.

Dari sekali akhirnya menjadi dua kali, dari dua kali menjadi tiga kali, dari tiga kali akhirnya menjadi berkali kali, hampir setiap malam minggu akhirnya aku menjalani aktifitasku dengan menginjakan kakikku ke tempat dunia malam, parahnya ketika pertama kali aku ke tempat dugem (dunia gemerlap) aku engga mau coba coba yang namanya minuman beralkohol, ke dua kalinya masih berpikir untuk meminum minuman beralkohol, ketiga kalinya baru mulai mencoba coba selanjutnya aku jadi terbiasa meminum minuman beralkohol namun untungnya belum pernah over dosis mabuk secara berlebihan, tapi kalau dihitung hitung memang lah sangat mubazir perbuatan yang aku lakukan karena setiap kali ke dugem aku bisa menghabiskan uangku paling sedikit Rp. 200.000,00.
Lebih parahnya aku selalu berdusta pada orang tuaku dengan mengatakan menginap di rumah temanku, atau menginap di kampus atau alasan lain sehingga kedua orang tuaku tak mengetahui anaknya menjadi bejat tak sesuai dengan harapan mereka yang manakala ketika keluar dari pesantren maka bisa menggali ilmu agama sehingga bisa diamalkan minimal untuk diri sendiri, dan orang tuaku menganggap aku adalah anak yang bisa menjaga diri sendiri tanpa akan tergoda dengan yang namanya dunia maksiat karena orang tuaku menganggap, “irvan kan dasar agamanya kuat, pastilah bisa jaga diri.” Tapi justru karena alasan itulah aku dengan mudah selalu memperdayai mereka dan menjadikan kebiasaan apalagi ketika orang tuaku sedang keluar kota, alamat senang senang dan berfoya foya.

“besok, kita dugem ajak cewek kita masing masing, bagaimana?” tanya ardhan.
“boleh.” jawab anak anak, hanya aku saja yang lagi mikir gimana caranya untuk ngajak ririn karena dia pun belum tau kalau ternyata pergaulan dan keadaanku saat ini jauh berbeda dengan saat pada waktu ririn mengenalku dulu.
“irvan, gimana cewekmu mau diajak engga atau kalau perlu aku cariin cewek buat kamu?” tanya ardhan.
“engga, engga perlu biar nanti saya coba kontak cewekku dulu.” jawabku. Memang pada dasarnya aku merasa aku adalah lelaki setia karena banyak sekali cewek di kampusku yang cantik cantik seandaianya aku mau aku tinggal rajin rajin mengorbankan uang bensinku dengan setiap hari mengantar cewek pulang dari kuliah maka tak sulit aku mendapatkan pacar karena memang begitulah rumusnya rata rata temanku bisa jadian dengan ceweknya masing masing  dengan modal harta orang tuanya yaitu mobil dan uang bensin serta sedikit traktir makanan ini dan itu maka jadian deh. Tapi aku justru malah setia dengan ririn, pacarku di lembang walaupun nantinya justru karena kesetiaan inilah yang menyebabkan bencana untuk kita berdua, kesetiaan inilah yang akhirnya menyebabkan ririn jatuh ke dalam jurang yang lebih dalam dari pada saat ketika orang tua ririn meminta bantuanku untuk merubah sifatnya, kesetiaan yang pada akhirnya berbuah perbuatan terlarang.

“hallo, ini ririn.” aku menelfon rumahnya ririn.
“iya, apa kabar kak irvan?” tanya ririn.
“baik.  ririn besok mau engga saya jemput kira kira jam 5 sore kita jalan jalan malam mingguan bareng teman teman saya dari kampus.” ajakku.
“boleh, memangnya kita mau pergi ke mana?” jawab ririn.
“besok aja kita lihat, ya sudah kalau begitu besok tunggu saya.” ujarku.
Besoknya sekitar jam 5 aku jemput ririn di rumahnya, setelah ijin kepada ibunya ririn aku langsung membawa ririn berkumpul bersama teman temanku janjian di taman cilaki.
Aku memperkenalkan ririn kepada teman temanku, ririn memang cewek yang mudah akrab sehingga ketika baru kenalan langsung ririn bertanya kepada temanku tentang keadaanku di kampus, apakah irvan punya cewek lagi lah, apakah irvan di kampus nya pintar lah, apakah irvan ganjen lah dan bla bla bla.
“irvan, cewekmu kan berkerudung, masa bawa cewek berkerudung ke dugem, apa kata orang, nanti malah dikatain neng kalau mau pengajian di mesjid bukan di sini.” tanya ardhan sembari berbisik.
Pikir pikir iya juga kenapa aku ngga berpikir pada saat tadi di rumah ririn, akhirnya aku berubah pikiran untuk tidak ikut dengan teman temanku yang bakal langsung ngedugem, aku lebih baik memulangkan ririn ke rumahnya.

Minggu depannya,
“rin, mau ikut engga? teman saya ngajak ke tempat dugem.” jawabku.
“hahhh, kak irvan suka ke dugem ?” tanya ririn sedikit kaget.
Singkat cerita aku merayu ririn dengan sejuta kata kata supaya mau ikut ngedugem dengan teman temanku dan supaya tidak mempergunakan kerudungnya ditakutkan menjadi perhatian orang orang. Namun pada akhirnya aku tidak sia sia merayu ririn karena ririn akhirnya mau aku ajak pergi ke tempat dugem bersama teman temanku.
Pada saat pertama kali aku ajak ke diskotik, ririn merasa risih namun selanjutnya karena aku selalu merayu dan merayu, sehingga menjadi terbiasa, kalau diskotik menjadi salah satu tempat yang mesti kita kunjungi kalau waktu ngedate tiba.
Pada akhirnya bukan cuma aku yang terpuruk karena imanku benar benar hilang tapi ririnpun akibat rayuanku dan ajakanku sehingga lama kelamaan ririn mulai menanggalkan kerudungnya kembali, melupakan ibadahnya yang pernah aku ajarkan, bahkan lebih parah dari ketika ririn belum aku kenalkan dengan dunia rohani. Sehingga kami menjadi sepasang kekasih yang benar benar mulai terputus hidayahnya dari Yang Maha Kuasa, yah pada saat itu aku benar benar memvirusi ririn sehingga dia betul betul jauh kembali dengan Tuhannya.
Orang tua ririn selalu mempercayakan sepenuhnya keadaan ririn kepadaku dengan pendapat bahwa mereka sangat yakin “ririn akan baik baik saja kalau irvan yang ajak jalan.” Tapi aku justru mengkhianati kepercayaan orang tua ririn sama seperti aku mengkhianati kedua orang tuaku.

  

















╢20╟
Aku Menjadi seorang Yang Lupa Diri

“Dan janganlah kamu mendekati zinah. Sesungguhnya zinah itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” QS. al – Isra’: 32
 “Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka dialah yang mendapatkan petunjuk dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka merekalah yang merugi.” QS. al – A’raf :178.

Konsekuensi kemaksiatan adalah kesusahan
Hal hal berikut diantaranya :
1.      Terhalangnya komunikasi antara hamba dan Tuhannya.
“Sekali kali tidak ! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar benar terhalang dari (melihat ) Rabb mereka.” QS. al– Muthaffifin :15.

2.      Makhluk ciptaan menjadi semakin terasing dari Tuhannya. Jika merasa bahwa tindakannya buruk, maka dia berburuk sangka kepada Allah.
“Maka mereka ditimpa oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh adzab yang selalu mereka perolok olokan.” QS. an- Nahl : 34

3.      Murung yang berlarut larut.
“Bangunan bangunan yang mereka dirikan itu menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka.” QS. at-Taubah :110.

4.      Munculnya rasa takut dan goncangan dalam hati.
“Akan kami masukan ke dalam hati hati orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersukutan Allah.” QS. Ali Imran :110.

5.      Hidup yang serba sulit.
“Dan, barang siapa berpaling dari peringatanku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” QS. Thaha : 124.

6.      Hati yang keras dan gelap.
“Dan, kami jadikan hati mereka keras  membatu.” QS.al – Maidah : 13.

7.      Muka yang muram.
“Adapun orang orang yang hitam muram mukanya ( kepada mereka dikatakan ) kenapa kamu kafir setelah kamu beriman?” QS.Ali Imran : 106.

8.      Adanya sikap benci yang demikian kental di dalam hati setiap makhluk.
“Kalian adalah saksi saksi Allah di muka bumi.” al Hadits.

9.      Rezeki yang sempit.
“Dan, sekiranya mereka sungguh sungguh menjalankan (hukum) taurat, injil dan al-Qur’an yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapatkan makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.”QS. al- Maidah : 66
10.  Adanya kemarahan sang Maha Pengasih, nilai keimanan yang menurun dan turunnya musibah dan kesedihan.
 “sekali kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang mereka usahakan itu menutup hati mereka.” QS. al- Muthaffifin : 14. 
  
Dan pada saat itu aku memang benar benar tersesat, terbutakan, terjerumus oleh bisikan bisikan yang selalu mengajak ke jalan maksiat.
Entah setan jenis apa yang merasuki diriku sehingga imanku benar benar hilang, namun yang jelas dia (setan) berhasil mengendalikan diriku.
Bukan hanya dunia malam sehingga aku harus selalu berdusta kepada kedua orang tuaku, bukan hanya khomer (minuman keras) yang menjadi santapanku dan bukan hanya bermegah megahan sehingga aku selalu berfoya foya lalu aku terlalaikan, namun berzinah pun aku lakukan.
Ketika pertama kali aku berzinah mungkin ada perasaan menyesal, namun rasa penyesalan tersebut tidak tidak dijadikan pelajaran untuk selanjutnya bertaubat, aku malah melakukan lagi, melakukan lagi, dan lagi sehingga rasa takut akan dosa berubah menjadi ketagihan sehingga tak ada lagi rasa penyesalan, tak ada lagi rasa malu, tak ada lagi pikiran bahwa latar belakangku adalah seorang santri yang mengerti dan memahami serta belajar bagaimana haramnya berzinah namun pemahaman hanyalah pemahaman pada kenyataannya aku hanyalah manusia yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Pantas saja Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa seberat beratnya musuh manusia adalah berjihad melawan hawa nafsunya sendiri.
Di tempat yang sama, dengan orang yang sama melakukan dengan rasa suka dan sama sama suka, aku dan ririn melakukan secara berulang ulang.
Aku memulai perzinahanku ketika aku kuliah pada semester ke 4, sampai akhirnya pada semester ke 7 yang mana pada saat itu aku hendak melaksanakan ujian tengah semester, dan sisa 6 bulan lagi aku menyelesaikan kuliah sehingga diwisuda dan mendapatkan gelar S.Kom (Sarjana Komputer)  bersama teman teman seangkatanku, Allah mulai menghukumku dengan cobaan cobaan yang Allah berikan, Allah mulai menunjukan murkanya terhadapku,  Allah mulai mengganjarku dengan kehidupan yang serba sulit.






















╢21╟
Aku Menjadi Seseorang Yang Pengecut

“Karena itu mereka mendapatkan murka (sesudah) mereka (mendapat) kemurkaan.” QS. al – Baqoroh: 90

2 jam menjelang kuis praktek, tiba tiba hand phoneku berdering.
“Hallo, kak irvan bisa hari ini ke lembang.” tanya ririn menelfonku.
“wah, ririn maafin saya karena sekarang ini saya sedang menghadapi kuis untuk persiapan ujian tengah semester” jawabku.
“kak,serius urusan ini lebih penting, saya mohon kalau bisa kakak hari ini ke lembang.” ucap ririn dengan nada serius.
“iyah, tapi pentingnya seserius apa sih? karena saya pun disini sedang seriusnya mau menghadapi ujian.” ucapku.
“kak, saya sudah tidak haid hampir 2 bulan, dan saya selalu mual mual, saya takut kalau saya hamil.” ucap ririn.
sontak mendengar ucapan ririn aku terkaget setengah mati.
“ririn serius ?” tanyaku sembari terbata bata.
“kak, sekarang ini kakak lagi ujian, saya tau sekarang kakak sedang menghadapi hari hari yang penting tapi saya pikir hal ini lebih penting, saya tidak bercanda kak.” ucap ririn.
“Ok, ok, terus siapa yang tau mengenai hal ini ?” tanyaku.
“belum ada.” ucap ririn.
“baiklah kalau begitu sekarang aku ke lembang, ririn segera siap siap karena begitu saya sampai, kita langsung pergi ke dokter kandungan untuk memastikan benar apa tidaknya apa yang kita khawatirkan.” ucapku.
Sembari mengendarai motor aku pergi ke rumahnya ririn di lembang, sengaja aku meninggalkan kuisku padahal di dalam kuis terdapat poin untuk menambah hasil akhir dalam ujianku, namun bagiku kasus ku dengan ririn lebih penting.
Tiba di rumahnya ririn tidak banyak basa basi aku lalu langsung membawa ririn ke dokter kandungan yang terdekat.
Setelah ririn diperiksa oleh dokter kandungan.
“bagaimana dokter hasilnya?” tanyaku dengan penuh penasaran.
“selamat, pasangan anda sedang mengandung dan usianya diperkirakan sekitar 12 minggu.” Jawab dokter kandungan.
Mendengar pernyataan dokter aku dan ririn kalut dan terkaget bukan main, sehingga ketika kita keluar dari ruang praktek dokter ririn langsung berteriak dan menangis. 
Aku berusaha menenangkan ririn walaupun sebetulnya pada saat itu seharusnya aku pun mesti ada yang menenangkan namun ririn adalah wanita, walau bagaimanapun wanita mempunyai perasaan yang lebih sensitf.
“jadi bagaimana kak ?” tanya ririn.
“rin lebih baik kita sama sama pulang dulu, karena sejujurnya saat ini saya pun tidak bisa berpikir, kasih saya waktu 1 hari untuk berpikir, besok saya akan telefon ririn bahkan kalau perlu saya datang ke lembang, namun sementara ini tolong jangan dulu ada yang mengetahui tentang keadaan kamu.” ucap ku.
Ririn mengiyakan pernyataanku, lalu aku mengantar nya pulang setelah itu aku pun langsung berpamitan untuk langsung pulang.
Sampai di rumah, aku langsung masuk ke kamarku untuk berpikir dan berpikir, apa yang harus aku lakukan?
Pada akhirnya pikiranku mengatakan “aku harus mengaborsi kandungan ririn, aku takut karena bila orang orang disekelilingku tau pastilah mereka menghinaku apalagi latar belakangku adalah santri, aku takut keluargaku terutama orangtuaku pasti sangat kecewa kepadaku, aku takut keluarga ririn juga kecewa terhadapku. Yah, aku harus mengaborsinya ”
Sejuta perasaan takut mengendap di dalam benaku, semalam suntuk aku gelisah untuk menghadapi hari esok karena aku harus memutuskan tindakanku, tidak ada lagi terpikir olehku untuk mempersiapkan ujian di kampus yang akan dilaksanakan tepat pada esok hari.
Pada saat itu tak ada terpintas di dalam benakku “sudah melakukan dosa dengan cara berzinah sekarang malah mau membunuh hasil dari perbuatanku tersebut.” pada saat itu aku memang menjadi seseorang yang sangat pengecut, aku menjadi seseorang yang sangat egois, aku menjadi seseorang yang sangat keterlaluan.

Pada keesokan harinya,
Pagi pagi aku terburu buru berangkat dengan menggunakan motor menuju ke rumah ririn. karena memang pada saat itu masih pagi betul sehingga aku tak banyak rintangan untuk ngebut ke lembang.
Sampai di rumah ririn sengaja aku membicarakan keinginanku tidak di rumah ririn tapi aku ajak ririn ke suatu tempat di rumah makan di lembang. 
“ririn, apa sebaiknya kita gugurkan saja kandunganmu ini.” ucapku.
“kenapa, kak?” tanya ririn.
“saya belum siap secara fisik dan materi, dan sejujurnya saya takut kalau orang tua saya tau mengenai hal ini, begitu pun dengan kamu pasti kamu belum siap dengan keadaan ini, iya kan?” ucapku.
“saya memang belum siap tapi apa tega kita menggugurkan anak kita sendiri?” tanya ririn.
“entahlah, tapi yang jelas saya belum siap dengan keadaan seperti ini.” ucapku.
Singkat cerita pada akhirnya setelah aku merayu dan terus merayu untuk supaya mau menggugurkan kandungan pada akhirnya ririn mau mengikuti apa yang aku sarankan.
“sekarang bagaimana kak?” tanya ririn.
“sekarang ririn pulang saja dulu, biar saya cari tau dimana ada orang yang bisa mengaborsi kandungan, begitu informasi sudah saya dapatkan saya akan jemput kamu.” ucapku.
Setelah aku mengantar ririn pulang, lalu aku mengarahkan tujuanku ke kampus untuk mencari tau kepada teman temanku yang aku pikir rada bandel.
Begitu sampai di kampus, tanpa berpikir untuk malu malu aku nekat bertanya ke sana ke sini terutama kepada temanku yang aku pikir tau urusan masalah aborsi. Tak sia sia aku bertanya kepada temanku di kampus akhirnya ada temanku yang bernama meli mengetahui tempat di mana dukun aborsi berada karena katanya dia pernah mengantarkan temannya untuk abosi, letak tempatnya adalah di daerah subang, kebetulan arah subang searah dengan lembang sehingga aku tak usah jauh jauh mengantarkan ririn untuk menggugurkan kandungannya.

Besok harinya,
“mah, saya pinjam mobil yah?” tanyaku.
“iya, buru buru amat kamu, bukankah kamu sekarang sedang ujian.” tanya ibuku.
“iyah nih mah, saya sedang ujian doain semoga lulus yah mah, saya pamit. Assalamualaikum.” ucapku.
“wa’alaikum salam.” jawab ibuku.  
Aku sengaja meminjam mobil ibuku karena meli temanku yang mengetahui tempat dimana tempat dukun aborsi itu berada mau mengantar aku dan ririn.
Di kampus otaku terlalu buntu untuk berpikir apa yang mesti aku jawab dari semua pertanyaan ujian ini, karena yang ada di pikiranku hanyalah “kandungan yang ada dalam perut ririn adalah anakku tapi aku belum siap untuk menerima kenyataan ini, aku harus buru buru menggugurkannya.”
Selesai ujian aku dan meli langsung menuju ke lembang menjemput ririn, setelah menjemput ririn kami bertiga langsung menuju ke subang, selama perjalanan aku perhatikan mata ririn berkaca kaca sehingga setitik demi setitik ririn menjatuhkan air matanya, pada saat itu hatiku tetap tak terhanyut oleh apa yang sedang dirasakan oleh ririn, aku tetap memelihara keegoisanku untuk supaya kandungan ririn bisa cepat cepat digugurkan, aku dan ririn duduk terdiam tak berbicara sepatah katapun hanya meli yang memberikan petunjuk arah jalan yang mesti dilewati.
Setelah kurang lebih 1½ jam perjalanan tiba juga kita bertiga di tempat dukun aborsi yang meli pernah kunjungi, tempatnya memang rada didaerah pelosok sehingga jarang sekali kendaraan yang lewat.
“silahkan masuk.” si mbah mempersilahkan kami untuk masuk ke ruang prakteknya.
“ada keperluan apa kalian datang ke sini.?” tanya si mbah.
“saya membawa pacar saya, namun dalam keadaan hamil saya mendengar kabar katanya mbah bisa menggugurkan kandungan jadi kedatangan kami ke mari adalah mbah mau menggugurkan kandungan pacar saya ini.” tanpa basa basi dan malu malu aku berucap seperti itu.
“baiklah saya sanggup.”ujar si mbah.
“berapa biayanya mbah?” tanyaku.
“sekitar 800.000”
Namun aku menawar, akhirnya disepakatilah si mbah mau menerima biaya aborsi sebesar 500.000.
Ririn dipersilahkan untuk tidur di tempat seperti bale bele tanpa bantalan empuk sehingga ririn mesti tertidur dalam keadaan sakit, aku dan meli melihat apa yang hendak si mbah lakukan, aku melihat mata ririn, di dalamnya jelas terpancar rasa takut yang amat sangat, sebetulnya pada saat itu aku tidak tega melihat ririn namun pada saat itu aku tetap berpikir ini adalah satu satunya jalan keluar dari masalahku saat ini.
Si mbah memberikan minuman berupa jamu tapi entahlah jamu apa itu sehingga ketika ririn harus meminum maka ririn selalu merasa kepahitan tapi aku selalu paksa hingga jamu tersebut habis segelas, setelah ririn menghabiskan jamu tersebut si mbah mulai mengurut perut ririn. awalnya aku perhatikan si mbah mengurut secara pelan pelan namun lama kelamaan si mbah mengurut sangat dalam ke perut ririn.
“aaaaah, sakit , ampun , kak saya engga kuat.” ririn berteriak meringis kesakitan sembari menangis.
“kak irvan ,tolong saya kak, sakit sekali saya sudah engga kuat.” ririn mengulangi kata katanya.
“Ya Allah jika aku harus mengingat kembali kejadian pada saat itu betapa sangat hina sekali, betapa sangat picik sekali, betapa egoisnya hambamu ini, pada hal kami sama sama berbuat tapi kenapa hanya dia yang harus merasakan kesakitan itu, ya Allah ampunilah dosa dosa kami.” 

“stop mbah, tolong hentikan, tolong hentikan.” akhirnya batinku terbuka juga, aku merasa tidak tega melihat keadaan ririn, sembari mengeluarkan air mata aku memohon kepada si mbah untuk menghentikan prakteknya karena aku betul betul sangat tidak tega apalagi saat itu aku memang masih sangat menyayangi ririn.
“jadi saya harus menghentikan aborsi ini?” tanya si mbah.
“iya mbah,maafin saya tapi saya betul betul tidak tega dia sangat kesakitan, saya tetap akan membayar ongkosnya tapi tolong hentikan.” ucapku.
“baiklah, kalau begitu bayar saya saja 100.000 dan kalian mesti buru buru pulang dari tempat saya.” ucap si mbah.
“baik mbah.” ucapku.
Namun sebelum kami pulang aku bertanya kepada si mbah apa ada cara lain selain diurut untuk melakukan aborsi. si mbah menjawab “iya ada.” syaratnya ririn harus sering makan buah ........tapi yang masih muda banget (sengaja aku tidak menulis nama buah tersebut, takut disangka mengajari).
Pulang dari subang aku langsung kepasar lembang untuk membeli resep yang telah diberikan oleh si mbah, lalu aku menyarankan supaya ririn setiap hari memakan buah tersebut, setelah dari pasar aku mengantar ririn dan meli pulang ke rumahnya masing masing.

Di setiap harinya, selama seminggu aku selalu telefon ririn untuk menanyakan “apakah sudah terlihat hasilnya ?”

Namun syukur Alhamdulillah, Allah memberikan kekuatan kepada janin yang terdapat dalam perut ririn karena di setiap hari itu pula ririn selalu mengatakan belum ada pendarahan sama sekali, karena seandainya Allah mencabut nyawa janin yang ada di kandungan ririn mungkin saat ini aku menjadi seseorang yang amat sangat bersalah dengan ribuan penyesalan dihantui dengan pikiran yang bermacam macam.
“Dan janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut kemiskinan, kamilah yang akan memberi rejeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang amat besar.” QS. al – Isra’ : 31

Seminggu kemudian rasanya sudah habis kesabaranku karena setiap harinya aku selalu diliputi ketakutan, aku mendatangi rumah ririn untuk selanjutnya aku bawa ririn ke dokter kandungan.
“kita akan aborsi langsung ke dokter kandungan saja rin, karena sudah habis kesabaranku.” ucapku.
Sampai ke tempat dokter kandungan tanpa malu malu, dengan pikiran “lebih baik malu dihadapan dokter toh engga kenal ini dari pada aku harus berhadapan dengan keadaan sekitar yang mengenalku.” Di hadapan dokter itu aku langsung mengutarakan niatku.
“apa betul kalian hendak membunuh janin kalian?” tanya dokter kandungan.
“betul.” jawabku.
“baiklah, begini saja saya akan perlihatkan hasil USG, setelah itu kalian boleh berpikir karena saya sendiri lebih baik menyarankan untuk melahirkan bayi ini dikarenakan di dalam janin tersebut terlihat sudah terbentuk wajah, badan, tangan, dan kaki” dokter kandungan menunjukan hasil USG dan menunjuk bentuk bentuk tubuh yang terdapat di dalam gambar tersebut.
Masya Allah, memang benar setelah aku memperhatikan foto warna hitam dengan gambar kebiru biruan rasanya tak tega aku harus membunuh janin yang tak lain adalah anakku sendiri.
Sampai di rumah aku merenung dan merenung, berpikir dan berpikir, “apa yang harus aku lakukan ?”,
sampai pada akhirnya aku menyerah dan merelakan supaya janin di dalam perut ririn dapat dilahirkan.
“ririn, saya akan berbicara dengan keluarga kamu dan keluarga saya juga, saya akan bertanggung jawab tentang kehamilanmu terserah apa pendapat mereka atau bagaimana reaksi mereka yang jelas keadaan sudah begini mau ngga mau saya harus bertanggung jawab.” ucapku.
“kapan ?” tanya ririn.
“hari ini juga saya akan berbicara dengan orang tuamu.”
 Begitu sampai di rumah ririn aku dan ririn berbicara serius dengan bapak dan ibu ariana. Aku mulai menceritakan semuanya tentang keadaan kita, orang tua ririn memang saat itu marah besar bahkan ibunya sampai menangis, pada saat itu aku pasrah terserah aku bakal ditampar, aku bakal dimaki, dicaci, aku sudah siap dengan keadaan yang terburuk pun.
Bapak dan ibu ariana akhirnya menyuruh aku untuk pulang karena mereka hendak berbicara 6 mata antara orang tua dan anak pada saat itu aku berpesan kepada mereka “ibu, bapak tolong jangan sakiti ririn, kalau toh memang bapak ibu hendak menyakitinya lebih baik lampiaskan saja kepada saya karena sayalah yang memang harus bertanggung jawab.”
“Saya akan berbicara dengan anak saya dan itu adalah hak saya lebih baik kamu pulang dan berbicara dengan kedua orang tuamu” ucap pak ariana.
Di dalam perjalanan pulang seribu kebingungan menghinggap di atas kepalaku. “apa yang harus aku lakukan ?, bagaimana untuk memulai semua pembicaraan ini?, Bagaimana nantinya tindakan mereka?, ah masa bodo toh apa sekarang atau nanti pasti orang tuaku pada akhirnya akan tau juga lebih cepat lebih baik untuk dibicarakan apalagi kedua orang tua ririn sudah tau mengenai hal ini.”
Pada saat itu aku sudah pasrah, apalagi saat itu aku masih kuliah belum mempunyai pekerjaan apa apa, pada akhirnya nanti apa aku harus meneruskan kuliah ataukah stop sudah tak terpikir lagi olehku.
Singkat cerita pada malam harinya aku memberanikan diri untuk menceritakan keadaanku dan ririn yang sebenarnya terjadi kepada kedua orang tuaku, bukan main setelah aku menceritakan semuanya, reaksi kedua orang tuaku dengan sedikit rasa tidak percaya ditambah emosi yang amat sangat marah besar bahkan seumur hidupku baru kali ini aku rasakan mereka memarahiku sejadi jadinya saat itu. Aku maklum orang tua mana yang tidak kecewa bilamana anaknya sudah dirasa dididik dengan benar tapi bukan hasil yang terbaik yang didapat malah perbuatan yang memalukan yang dirasa.
Orang tuaku kecewa terhadapku apalagi aku adalah seorang anak yang pernah tinggal di pesantren selama 6 tahun, dengan harapan di dalam keluarga ku ada yang mengerti tentang agama sehingga bisa mengajarkannya kepada lingkungan keluarga malah memberi aib yang sangat memalukan, selama 6 tahun orang tuaku rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, membangga banggakan aku kepada teman teman ayah ku bahwasanya aku adalah keluaran dari pesantren. Dan sekarang orang tuaku merasa dipermalukan dan dikecewakan.
Apalagi saat itu aku dikuliahkan dengan biaya yang tidak sedikit pula karena kampusku adalah kampus swasta yang sudah cukup pamor di kota bandung.
Pada saat itu keluargaku pasrah dan menterserahkan keadaanku, saat itu ayahku dengan marahnya melontarkan kata kata “mulai saat ini terserah apa yang akan kamu lakukan, papah sudah tidak mau tau lagi, bahkan papah tidak mau untuk membiayai kamu lagi untuk kuliah, terserah kamu mau meneruskan atau tidak !!!”
Memang pada saat itu yang sangat aku sesalkan adalah kuliahku yang kurang lebih 6 bulan lagi  menghadapi ujian akhir semester selanjutnya menunggu sekitar 4 bulan untuk diwisuda dan mendapatkan gelar S.Kom (sarjana komputer) dengan harapan dengan gelar itu aku bisa dapat langsung dengan mudah bekerja, apalagi kampusku mempunyai kerja sama dengan berbagai perusahaan swasta sehingga menyediakan BTK (Bursa Tenaga Kerja) khusus untuk alumni, tetapi pada saat itu aku tidak siap menghadapi teman temanku yang pastinya nanti akan menjadi buah bibir di seputar kampus, terlebih tidak sedikit dari mereka yang tau kalau aku dulunya pernah menjadi seorang santri. walaupun sebenarnya bisa saja aku tetap meneruskan kuliah dengan status aku telah menjadi suami tapi pada saat itu aku berpikir UUD (ujung ujungnya duit) juga karena aku hanya mempunyai sedikit tabungan, jelas tabungan itu hanya cukup untuk aku menikah saja, sementara untuk biaya kuliah, ayahku sudah tidak mau lagi membiayaiku, namun aku harus pasrah untuk selanjutnya aku berhenti dari kegiatan kampus.
Seganas ganasnya orang tua tapi kalau melihat anaknya sedang kesusahan ternyata terengah juga terutama adalah ibuku, dalam kesusahan itu ibuku yang selalu memberi pengertian kepadaku, ibuku lah yang memberi sedikit uang tambahan tanpa sepengatuhan ayahku untuk pernikahanku nantinya, ibuku yang selalu memberi support, hanya ibuku yang memahami “ya sudah terjadi, mau diapain lagi ya sudahlah, ikhlaskan, mungkin ada hikmah lain dari semua kejadian ini.” ucap ibuku, bahkan ibukulah dengan ditemani sahabatnya yang langsung keesokan harinya menemui kedua orang tua ririn untuk membicarakan kelanjutan dari masalah ini.
Dari pembicaraan mereka, disepakatilah bahwasanya mereka (orang tuaku yang diwakili oleh ibuku dan orang tua ririn) akan menikahkan kami dengan resepsi seadanya, karena akan diadakan pada waktu yang cukup singkat sebab kalau terlalu lama dikhawatirkan perut ririn akan semakin membesar sehingga bakal menjadi pembicaraan yang tidak enak di sekitar tetangga terutama tetangga di sekitar rumah keluarga pak ariana, karena mereka tinggal di sebuah desa yang rata rata jiwa rohani nya  pada kuat kuat terlebih lagi keluarga pak ariana diwibawakan oleh para tetangganya.
















╢22╟
Aku Menjadi Suami Dalam Pernikahan Dini

Tanggal 10 juni 2006,
Di tanggal itu, aku untuk pertama kalinya berucap ikrar “saya terima nikahnya ririn asri melati binti ariana dengan mas kawin berupa emas seberat 10 KG dan perlengkapan alat sholat dibayar tunai.”
Di tanggal itu pula diumurku yang ke 22 aku melepaskan statusku sebagai bujang sehingga disahkan menjadi seorang suami.
Di tanggal itu aku bersanding di pelaminan merasakan namanya menjadi raja dan ririn menjadi ratunya untuk sehari semalam berdiri di depan para tamu undangan bersalam salaman sembari tersenyum, walaupun begitu aku menjadi raja yang tidak tenang karena harus kuakui sebenarnya batinku setengah setengah untuk menerima keadaan menjadi seperti sekarang ini, namun aku tidak punya pilihan lain.
Di tanggal itu aku harus merubah pola pikirku secara singkat yang tadinya masih selalu inginnya bermain main sehingga aku harus menjadi lelaki yang lebih dewasa terlebih pada saat itu aku menjadi seorang suami.

2 minggu sebelum acara pernikahan,
Biasa di kampung kalau orang tua hendak menikahkan anaknya pasti selalu bertanya dulu kepada orang pintar tanggal berapa anaknya cocok untuk menikah, namun begitu aku jadi tidak percaya sama sekali kepada orang pintar tersebut buktinya untuk kedepannya aku dan ririn malah bercerai.
Lanjut, orang pintar itu mengatakan tanggal sekian yang cocok, berarti sekitar 2 mingguan lagi, dalam waktu sesingkat itu kami sekeluarga harus sesingkatnya menyiapkan acara resepsi pernikahan berikut para undangan dan tektek bèngek segala macam yang dibutuhkan pada saat pernikahan.
Kebetulan saat itu aku baru saja menyelesaikan ujian tengah semester sehingga kampus memberi waktu libur selama 2 minggu kepada seluruh mahasiswanya.
Di kampus (ketika keesokan harinya mulai libur), aku sengaja memberi ucapan selamat tinggal kepada teman temanku tanpa memberi tau mereka bahwa sebentar lagi aku akan menikah termasuk kepada sahabat sahabat ku, sengaja aku tak memberi tau karena pastinya mereka akan banyak bertanya dan dari pertanyaan itu justru membuat aku terjebak.
“ah, kamu ini irvan, cuma libur 2 minggu aja pake ucapan selamat tinggal segala memangnya kamu mau mati besok apa?” tanya salah seorang temanku yang menganggap ucapan selamat tinggalku adalah ucapan yang main main.
Namun saat itu memang saat saat terakhir aku bertemu teman teman kuliahku, saat saat terakhir aku menjadi mahasiswa yang padahal 6 bulan lagi aku ujian akhir tahun selanjutnya persiapan untuk diwisuda menjadi alumni bersama teman teman seangkatanku, saat saat terakhir aku menginjakan kakiku di kampus yang telah merubah sifat serta karakterku walaupun harus kuakui rata rata adalah berubah sifat menjadi seseorang yang mempunyai jiwa negatif namun begitu aku akan kehilangan kenang kenangan di kampus ini.

Ketika waktu pernikahanku hampir tiba ayahku masih tidak memberi respon apa apa kepadaku, ayahku masih menjadi ayah yang pasif dan beliau benar benar menjadi ayah yang tidak perduli bagaimana anaknya menikah nanti karena pada saat aku menikah ayahku tidak mau mengeluarkan biaya sepeserpun dan bahkan ayahku tidak mau menghadiri acara resepsi pernikahanku.
Memang selintas pernikahanku yang mendadak sudah mulai terdengar di kalangan keluarga besarku, namun ketika keluargaku bertanya kepada ayahku, beliau acuh tak acuh menjawab pertanyaan mereka bahkan menyarankan untuk tidak memperdulikan aku atau menjadikan berita itu menjadi berita gosip, selalu ayahku mengalihkan pembicaraan apabila ada yang bertanya tentang pernikahanku.
Memang aku sedikit kecewa dengan tindakan ayahku terhadap aku, namun begitu aku maklum dan berusaha untuk memahami karena mungkin ayahku lebih kecewa terhadapku saat itu, ayahku sangat sakit hati karena aku telah menyakiti perasaannya dengan perbuatanku yang sudah membuat aib. Bahkan sampai ketika keesokan harinya waktuku untuk  menikah ayahku masih belum memberikan sifat yang  positif.
Namun Alhamdulillah dengan sejuta rayuan, ibuku berusaha untuk merubah pikiran ayahku untuk setidaknya mau hadir mendampingi anaknya dalam pernikahanku besok.
“Baiklah aku akan hadir mendampingi irvan, tapi hanya untuk mendampinginya saja tidak untuk macam macam bahkan tidak untuk mengeluarkan biaya sepeserpun !!!” ucap ayahku.
Keesokan harinya tibalah pernikahan itu. Aku menikah, aku menjadi suami dan aku akan menjadi seorang ayah jelas semua itu terjadi pada saat usiaku masih terlalu muda.































 ╢23╟
Aku Menyalakan Api
Untuk Membakar Diriku Sendiri

“Hai orang orang yang beriman, makanlah diantara rejeki yang baik baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar benar hanya kepadaNya kamu menyembah.” QS. al – Baqoroh : 172

“Dan janganlah kamu memilih yang buruk buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memancing mata terhadapnya.” QS. al – Baqoroh : 267.

Pada awal pernikahan kami, ririn merasa salut kepadaku karena menurutnya aku rela melepas segala atributku sehingga mau bertanggung jawab dengan cara menikahinya, dan pelan pelan secara bertahap pula ririn mulai kembali merubah karakternya, yah semenjak aku menikahinya ririn menjadi seseorang yang berkarakter lebih baik.
Berbeda dengan ririn yang dapat berubah setelah menikah tapi untukku pernikahan tak menjadikanku lebih baik, malah menambah sederet nama dosa yang aku perbuat, kurangnya kedewasaan dan tanggung jawab sebagai suami, faktor yang memang sebelumnya setengah hati aku menikah karena berbagai macam pertimbangan dan salah satunya karena memang pada saat itu aku memang belum bekerja.
Namun Alhamdulillah setelah 2 minggu pasca pernikahan, aku dikenalkan oleh ayahnya ririn (pak ariana) kepada seseorang pengusaha bernama pak wandi yang profesinya adalah pengusaha ATK (alat tulis kantor) kebetulan pak wandi membutuhkan tenaga administrasi tapi ditempatkan di kantor cabang luar kota bandung tepatnya di kota indramayu.
Pikir pikir dari pada aku nganggur sedangkan aku ini sudah menjadi suami apalagi yang mengenalkan mertuaku, ya sudahlah aku terima pekerjaan itu walaupun harus menyebrang kota berpisah untuk sementara dengan sang istri, saat itu tak terpikir yang namanya bulan madu bagi pengantin baru layaknya pengantin pengantin lain seperti artis kebanyakan di televisi karena pak wandi secara kebetulan membutuhkan tenaga pekerja mesti dengan segera.
Pada saat itu bukan main ririn merasa bersyukur karena aku sebagai suaminya yang sangat ia cintai akhirnya sudah mulai dapat penghasilan sendiri, tentunya aku pun juga merasa senang.
2 hari kemudian aku berangkat ke indramayu dengan ditemani pak wandi, walaupun sebenarnya rasanya aneh karena baru 2 minggu sah tidur bareng, tetapi dari waktu yang singkat itu selanjutnya aku harus pergi jauh untuk selanjutnya kembali menjadi bujang dengan status, padahal saat itu aku sedang cinta cintanya kepada istriku, dan memang harus kuakui entah kenapa selama 2 minggu aku perhatikan muka ririn kok terasa lebih cantik dan lebih bersinar ketika dalam keadaan hamil ketimbang ketika waktu tidak hamil, sehingga rasanya sayang betul kalau aku harus meninggalkannya.

“saya pergi dulu rin, hati hati jaga kesehatan ririn dan juga si bayi.”  ucapku.
“ hati hati di jalan.” ucap ririn.
Kata kata perpisahan antara aku dan ririn yang tak disangka sangka karena itu menjadi kata kata perpisahan untuk selamanya, bukan kata kata perpisahan untuk sementara.
Akhirnya setelah menempuh jarak yang lumayan bikin pegel seluruh badan karena harus diam duduk selama kurang lebih 7 jam sampai juga pada tujuan.
“ jadi seperti ini yah kota indramayu.”  ucapku yang memang baru pertama kali menginjakan kakikku di kota tersebut.
Kota indramayu menurutku kota yang sangat sepi beda dengan di kota bandung karena yang aku perhatikan di kota ini setelah jam 2 siang khususnya aktifitas kantor dan sekolah benar benar berhenti orang orang pada pulang ke rumahnya masing masing sehingga setelah lewat jam 2 siang jalanan kosong tak ada yang  namanya macet karena hanya beberapa mobil saja yang lewat. tidak ada mall atau distro hanya supermarket lokal, bahkan angkot saja berhenti beroperasi sampai jam 4 sore. Bagiku menginjakan kakikku ke kota seperti ini memang aneh karena biasanya kalau di bandung tidak ditentukan oleh waktu, setiap saat pasti ramai dan macet sedangkan di indramayu sebaliknya, bahasanya pun aneh, aku pikir karena kota indramayu ini masih di daerah propinsi jawa barat sehingga bahasa daerahnya menggunakan bahasa sunda sehingga tak sulit untukku berkomunikasi tapi kenyataannya mereka punya bahasa sendiri dan itu bukan bahasa jawa walaupun sekilas sebenarnya logat dan dialeknya mirip mirip bahasa jawa.
jl. imam bonjol no. 5 kira kira 1 KM ke arah alun alun kota indramayu yang bersebelahan dengan kantor bupati dan mesjid agung, di situlah kantor sekaligus tempat kos yang akan aku tempati.
Di kantor itu tugasku adalah mencatat keluar masuk produk alat tulis kantor untuk dikirim ke kantor kantor sekitar walaupun terkadang bisa juga aku mencari langganan sendiri sehingga bisa menambah uang pemasukan, dan pada saat itu kantor milik pak wandi langganannya masih seputar kantor kantor kecil, tapi cukup lumayan.
“bagaimana irvan?, lumayan kan.” tanya pak wandi.
“waduh udara di sini panas banget pak.” ucapku.
“ya sudah sekarang istirahat, besok kamu mulai belajar.”

Di saat akan tidur malam yang aku lakukan untuk pertama kali adalah menelfon ririn untuk menanyakan kabar walaupun padahal terakhir ketemu baru tadi pagi tapi yah namanya juga pengantin baru tidak ketemu sejam saja bagaikan tidak ketemu sehari, tidak ketemu sehari bagaikan sebulan dan seterusnya.
Keesokan harinya aku mulai berkenalan serta belajar apa yang harus aku lakukan bersama teman teman sekantor dengan arahan pak Wandi tentunya.
Tak sulit aku bisa menguasai administrasi yang aku harus kerjakan sehingga dalam waktu 2 minggu saja bukan hanya pekerjaan tapi pergaulan sampai ke tetangga aku bisa beradaptasi.

1 bulan aku di indramayu
Pak Wandi memujiku atas hasil kerjaku. “irvan kamu kan sudah mulai banyak mengenal dengan tetangga coba tanya tanya apa ada yang membutuhkan alat alat tulis dalam jumlah banyak ?, terserah apakah untuk dibisniskan kembali atau untuk dipakai untuk sendiri. ” ucapnya.
“akan saya coba usahakan” ucapku.
 Ketika kantor libur, aku berusaha menawarkan produk alat tulis kantor ke sana sini, “lumayan lah ada tambahan salary, bisa kirim kirim ke kampung.” pikirku.
Tidak sia sia aku menawarkan produk akhirnya ada juga yang mau jadi langgananku, lumayan karena kebetulan yang mau adalah sebuah koperasi sekolah dan kantor percetakan koran, dan karena aku yang berhasil menawarkan jadi aku yang dapat bonus.

Singkat cerita,
2 bulan berjalan, kondisi masih baik baik saja, aku di kantor baik, kondisi sekitar baik, masalah keuangan pun baik, namun ternyata perasaan hawa nafsu memegang kendali seluruh tubuhku karena pada saat memasuki bulan ke 3, sedikit demi sedikit aku mulai memanipulasi kondisi keuangan di kantor, yah akibat  perasaaan yang tak mau bersyukur karena selalu merasa kekurangan dalam hal salary bulanan atau bonus aku melakukan tindakan yang benar benar merugikan orang lain dan terutama merugikan diriku sendiri.
Awal mulanya ketika koperasi akan menyetor uang dari hasil pembelian produk secara lunas, koperasi ini memberikan seluruh uangnya kepadaku tapi pada saat sampai di kantor, aku malah menyetor uang tersebut tidak secara keseluruhan, dengan alasan masih belum lunas lah dari sananya atau alasan koperasi masih sepi dan banyak lagi alasan alasan lain.
Pada mulanya aku memanipulasi keuangan hanya berjumlah puluhan ribu, tapi lama kelamaan menjadi ratusan ribu, pada mulanya pula aku merasa sangat berdosa melakukan manipulasi keuangan kantor ini tapi karena pertama kali, kedua kali, ketiga kali tidak juga ketahuan akhirnya jadi keterusan, tidak ada lagi perasaan takut akan bagaimana nantinya kalau ketahuan.
Yang lebih gilanya, hasil dari perbuatan aku mencuri itu aku nafkahkan ke istriku yang tidak tau apa apa tentang masalah uang yang aku dapatkan ini, apalagi pada saat itu istriku dalam keadaan hamil, tidak ada di pikiranku selanjutnya akan apa yang terjadi dengan bayiku sebab karena aku menafkahi dengan uang yang haram “yang penting aku bisa nafkahi mereka” selalu pikiran itu bergeliat di otakku.
Yah, padahal katanya aku mencintai istri dan anakku yang belum lahir, katanya aku menyayangi mereka, katanya aku mau bejuang untuk keduanya, katanya aku mau bertanggung jawab untuk keduanya, tapi pada kenyataannya aku melakukan semua itu dengan cara yang salah, dengan cara yang menyimpang, dengan cara yang justru merugikan diriku sendiri.

4 bulan berikutnya,
Pada akhirnya karena aku selalu keterusan melicikan uang kantor, maka perwakilan dari kantor diam diam mengecek langsung ke tempat langgananku, dan ternyata dari situ akhirnya terbongkar semua kejahatanku, dan kelicikanku.
Keesokan harinya aku disidang langsung oleh pak wandi,
“saya betul betul tidak menyangka kamu bisa berbuat seperti ini, kurang bagaimana saya bisa menerima kamu dalam pekerjaan ini, kurang bagaimana saya memperhatikan kamu, seandainya kamu bukanlah menantu dari teman saya, seandainya bukan saya yang membawa kamu ke tempat ini mungkin kamu sudah saya laporkan ke polisi !!!” ucap pak wandi.
Aku yang mendengar marahnya pak Wandi hanya bisa tertunduk malu, dengan sejuta perasaan bersalah dan tak henti hentinya berucap “maaf”.
Akhirnya pak Wandi menyuruhku untuk pulang ke bandung, dia memecatku, mengusirku bahkan dia akan melaporkan kejadian semua ini kepada keluarga istriku.
Ketika aku diusir keadaan sudah larut malam, tidak ada bis yang menuju ke bandung malam malam, karena bis terakhir dari indramayu menuju bandung adalah jam 5 sore, namun paling pagi ada yang berangkat jam 5, terpaksa aku menginap di mesjid agung indramayu menunggu sampai jam 5 pagi agar dapat naik bis untuk pulang ke bandung, di mesjid agung dengan ditemani nyamuk nyamuk aku betul betul tidak bisa tidur aku hanya bisa berpikir “apa yang akan terjadi dan apa yang harus aku lakukan pada saat aku sampai di rumah, menyesal sudah tidak ada artinya lagi.” perasaan takut untuk menghadapi keluarga, karena bersalah selalu menghantui sepanjang waktu.
Jam 5 pagi, waktu yang ditunggu tunggu akhirnya tiba juga dan kebetulan bis yang aku tunggu melewati mesjid, di dalam bis pikiranku tetap terfokus “bagaimana aku harus menghadapi semuanya?” menterserahkan pada keadaan, pada saat itu aku benar benar pasrah.
Jam 1 siang aku sampai di halaman depan rumahnya ririn, perasaan was was dalam melangkah, bingung tapi mau engga mau aku harus menghadapi semua keadaan.
Ternyata di dalam rumah kehadiranku sudah ditunggu tunggu terutama oleh ririn dan kedua orang tuanya, mereka sudah tau alasan kenapa aku dipulangkan karena malam sebelumnya pak Wandi sudah memberi informasi kepada mertuaku.
“Plak, plak.” tiba tiba ririn menampar mukaku, aku kaget tapi aku maklum,  aku hanya bisa diam tertunduk, kadang sekilas aku menatap mata ririn, terlihat di sana sejuta kebencian mengarah kepadaku.
“tega kamu bikin malu keluarga ini !!!” ucap ririn dengan begitu marah melihat mukaku.
“kenapa pada waktu itu kamu ngga bunuh aja janin di dalam kandungan saya ini dari pada membiarkannya hidup tapi kamu kasih makan dari hasil yang haram.”
Belum sempat lagi aku membuka mataku akibat tamparan yang dilayangkan dari tangan ririn, ”buuk!!!” akhirnya aku harus menerima tonjokan dari kepalan tangan ririn yang mengarah percis di mulutku sehingga bibirku berdarah. Ririn melakukan semua itu dengan keadaan menangis, pada saat itu aku hanya bisa diam dan tak tahu harus berbuat apa, aku hanya kasian dengan mereka karena akibat perlakuanku yang sudah membuat malu mereka, akhirnya mereka harus ikut kecipratan menanggung semuanya.
Belum lagi makian dari orang tuanya ririn terutama pak ariana yang merasa bersalah karena telah memperkenalkan menantunya yang kurang ajar kepada temannya.
Entah makian dan umpatan apa yang mereka sebutkan, aku memang mendengarkan ocehan mereka namun aku tidak bisa menampungnya di otakku karena otakku sudah benar benar  sesak.
Pada akhirnya perkataan terakhir inilah yang membuat aku kaget, yah intinya orang tua ririn memutuskan untuk supaya aku pulang ke rumah orang tuaku karena keluarga ririn menganggap kondisiku memang belum dapat meyakinkan, belum dapat siap untuk berumah tangga dan dari hasil pembicaraan yang berapi api orang tua ririn menegaskan aku harus bercerai dengan ririn pada saat setelah ririn melahirkan tetapi dari mulai sekarang aku harus keluar dari rumah mereka. Karena mereka merasa tak sudi lagi, aku yang mempunyai sifat kurang ajar tinggal bersama sama mereka.
Bahkan dalam keadaan emosi ririn sempat bersumpah bahwasanya dia akan selalu membenci aku dan tidak akan pernah mau mencintaiku lagi.
 Kejadian itu percis kira kira seminggu lagi ririn hendak melahirkan.
Pada kenyataannya, padahal aku memang masih sangat menyayangi ririn, pada kenyataannya padahal aku masih sangat mencintainya. Namun aku harus ikhlas menerima semua perbuatan mereka terhadapku karena aku merasa layak menerima semua perlakuan ini bahkan mungkin kurang, dan aku juga menyadari mungkin ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh orang tua ririn bahwa sanya aku belum siap menjadi aku seperti saat ini, menjadi aku dalam kondisi sebagai suami bahkan mungkin belum siap menjadi aku dalam keadaan berstatus ayah. 
Hari itu juga aku pulang ke rumah orang tuaku dalam keadaan lemas karena menyimpan beribu ribu masalah di benakku. Masalah yang aku buat sendiri sehingga aku harus menanggungnya sendiri.
Sampai di rumah, tak disangka aku menerima perlakuan yang tak jauh berbeda dengan perlakuan yang aku terima dari kedua orang tua ririn, terutama ayahku, memang aku tak menerima kekerasan fisik seperti dipukul atau ditampar tapi tetap saja hatiku, otakku, kepalaku semuanya sesak, ayahku merasa mensyukuri anaknya mendapat musibah seperti sekarang ini.
Di kamar aku merenung,  menyesali semua kejadian yang pernah aku lewati, karena akibat perlakuanku, aku harus kehilangan segalanya, aku benar benar menyesal karena akibat ulahku, aku harus menerima semua kesedihan ini.
Aku terpuruk dalam kondisiku yang pada saat itu benar benar labil, aku terpuruk dalam keadaanku karena aku harus menanggung beban semua ini sendirian dan dalam keadaan aku masih muda masih belum banyak makan asam garam. Apalagi pada saat itu ternyata orang tuaku juga (terutama ayahku) seolah olah sepertinya masih memusuhiku, masih belum bisa memaafkan kesalahanku, kesalahan karena aku sudah membuat malu dirinya, bukan hanya karena aku menikah karena terpaksa tapi juga karena aku telah mencuri, itu terbukti karena baru 2 hari aku tinggal di rumah, ayahku sepertinya selalu menghindar ketika aku berusaha untuk mendekatinya, dia selalu dalam keadaan emosi ketika  memanggilku, tak pernah ada basa basi untuk mengajakku ketika waktunya makan, aku betul betul diacuhkannya.
Aku maklum dan aku tidak menyalahi beliau, semua perlakuan dari orang sekelilingku aku sudah siap untuk menerimanya, bahkan perlakuan terpahit pun. Dan aku berusaha untuk sadar diri sampai akhirnya terlintas di pikiranku “mungkin aku juga tidak diterima untuk diam dan tinggal di rumah ini, aku harus angkat kaki, aku harus pergi dari rumah ini, aku ngga boleh merepotkan kedua orang tuaku kembali, karena sudah banyak kerepotan kerepotan yang sudah aku buat.”
Aku lihat buku tabunganku, “yah lumayan masih cukup buat sewa kamar kos”.

Keesokan harinya aku benar benar mencari tempat kos yang jaraknya kurang lebih hanya 5 KM dari rumah orang tuaku, setelah tanya tanya ternyata ada juga tempat kos yang sesuai dengan kondisi keuanganku, aku menyanggupinya dan langsung membayar DP nya, aku berjanji kepada pemilik tempat kos  untuk secepatnya pindah ke tempat kos tersebut.
                                                           ╢24╟
Konsekuensi Dari Semua Kesalahanku.

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang orang yang dapat mengalahkan kamu, jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang orang mukmin bertawakal.” QS. Ali Imron : 160
Adalah : Hancurnya rumah tangga, bencana yang bersifat materi, kesedihan, kesendirian, kecemasan, perasaan terhina, dan dendam kesumat terhadap diri sendiri. Semua itulah konsekuensi dari semua kesalahanku dan semua itu adalah suatu pengalaman yang sangat pahit dalam hidupku.

Aku berada dalam kamar kos berukuran 3X4, dengan pembayaran sewa perbulan Rp. 350.000, di ruangan tersebut aku hanya ditemani kasur tipis, tas koper kecil berisi pakaian seadanya, dan perlengkapan ibadah.
Tidak ada lagi seorang istri yang bisa diajak bicara ketika hendak tidur, tidak ada lagi teman teman untuk diajak bercanda, tidak ada lagi orang tua dihadapanku sehingga aku dapat mengadu keluh kesah, tidak ada lagi orang orang di sekeliling ku yang bisa membuatku tersenyum, tertawa, bahagia, senang dan sebagainya, dan juga tak ada media elektronik sebagai hiburan, tidak ada siapa siapa.
Namun dalam kesendirian itu, syukur Alhamdulillah, Allah mau membukakan pintu hidayahnya sehingga terketuk hatiku untuk mengingat sebab sebab kenapa aku jadi seperti ini, aku mengingat kembali masa laluku, merenung, dan menelaah.
Aku bertanya kepada diriku : Kenapa aku bisa seperti sekarang ini ?, apa aku dapat berubah?, apa yang harus aku lakukan saat ini ?.
Dari 3 pertanyaan itu yang aku tanyakan kepada diri sendiri, aku berusaha bukan hanya sekedar menjawabnya tapi juga mengaplikasikannya.
Aku bisa seperti ini karena pada intinya aku melupakan agamaku, aku melupakan rukun rukun yang ada di dalamnya. firman Allah : “Karena itu ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula kepadamu)” QS. al – Baqoroh :152.    
Allah maha pengampun, aku yakin Allah mengampuni dosa dosa ku yang terdahulu, semoga dari kesendirian ini menjadikan pelajaran yang berarti sehingga kesendirian ini menjadi hikmah.
“Ya Tuhan kami ampunilah dosa dosa kami dan tindakan tindakan kami yang berlebih lebihan dalam urusan kami dan kuatkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”  QS. Ali Imron 147
  Dimulai dari perubahanku, aku harus betul betul menutup lembar kelamku, membuka kembali dengan lembaran baru, lembaran yang semoga menjadi khusnul khotimah, melupakan masa lalu tapi tidak melupakan tanggung jawab dan orang orang disekelilingku terutama orang yang aku hutang budikan terhadapnya.
Itulah jawaban dari hasil kesendirianku.
Hasil renunganku aku amalkan dengan mencoba kembali mengambil air wudhu untuk selanjutnya melaksanakan sholat tobat dan sembari menunggu datangnya sholat fardhu.























 ╢25╟
Sekilas Cerita Dari Tempat Kos

Cerita ini betul betul aku mengalaminya, dan aku tidak akan pernah melupakan kejadian pada saat itu.
Di belakang tempat kos yang aku tempati ternyata adalah kuburan tempat penduduk di daerah sana dikuburkan, antara kuburan dan tempat kosku hanya dipisahkan oleh dinding  belakang.
                                  kuburan
 
Kmr mandi
 
lorong/dapur
 
Kmr tidur
 

Kurang lebih seperti inilah denah tempat kosku, dan aku mengetahui kalau di belakang kamarku adalah kuburan ketika aku mulai menempati tempat tersebut.
Tempatku konon kata si empunya sudah hampir 2 bulan tidak diisi.
Dimulai pada malam pertama aku menempati kamar itu, setelah aku pulang dari membeli nasi goreng, aku melihat jam di hpku ternyata jam menunjukan pukul 9 malam, rasa lelah, cape rasanya pingin langsung istirahat, lagipula apa yang harus aku lakukan karena di tempatku tidak ada apa apa.
Aku mulai terlelap dalam tidurku, namun tiba tiba .
“kletek, kletek, kletek.” suara tersebut muncul dari kamar mandi.
Aku terbangun dari tidurku. sempet loading dulu, “mungkin cuma karena mimpi” pikirku.
Tapi setelah aku teliti di dalam pikiranku “ini sih bukan suara dari tidurku, perasaan, ini suara dari kamar mandi. Masya Allah ada suara dari kamar mandi.Aku kan di kamar ini cuma sendiri” langsung saja bulu kudukku berdiri tegak.
Bacaan ayat kursi dan kalimat taudz tak henti hentinya aku ucapkan sampai akhirnya aku benar benar tertidur kembali.
Besok paginya aku memberanikan diri untuk ke kamar mandi dan aku lihat sekelilingnya ternyata tak ada yang aneh.
Setadinya aku mau menceritakan hal yang aku alami kepada tetangga sebelah, tapi setelah dipikir pikir aku perhatikan tetanggaku rata rata mereka adalah penyewa yang sudah berkeluarga, dari pada akhirnya membuat mereka takut karena aku memvirusi mereka. aku mengurungkan niatku.
Waktu menunjukan pukul 8 malam, setelah sholat isya aku sengaja keluar untuk ngobrol bersama para tetangga, namun begitu, para tetangga satu persatu mulai memasuki kamarnya untuk beristirahat.
Sampai akhirnya tiba juga pukul 9 dan pada saat itu sudah tidak ada lagi orang yang nongkrong kecuali aku. Merasa trauma akibat suara suara yang aku denger dari kamar mandi tadi malam membuat aku berat untuk melangkah menuju ke kamarku.
“tapi dari pada aku harus tidur di luar, lagi pula aku sudah bayar lunas” ya sudahlah aku terpaksa melangkahkan kakikku dengan diiringi bacaan Bismillah.
Aku merebahkan tubuhku, tapi ketika di atas tempat tidur pikiranku tidak mengarah kepada kejadian yang aku alami tadi malam, pikiranku fokus kepada masalah masalah serta kesedihan yang aku alami saat itu, penyesalan penyesalan terbalut dalam hatiku sampai akhirnya aku menitikan air mata, rasa rindu kepada orang orang yang pernah menjadi bagian hidupku aku sangat rasakan pada saat itu.
Tiba tiba, “Krekk, kletek,” suara muncul dari kamar mandi.
Lamunanku berubah menjadi pikiran yang sadar, yah sadar karena ternyata ada suara dari kamar mandi, aku perhatikan jam di hp ku, sudah jam 11 malam, aku betul betul paranoid saat itu, bulu kudukku sepertinya sudah pada mau loncat loncat.
Pikiranku berkata “kata orang tua dulu kalau kita terlalu banyak ngelamun pasti bakal kesambet, apalagi ngelamunnya di tempat yang sudah lama kosong, apa iyah ini setan atau jin atau sebangsanya ingin merasuki dirikku karena aku banyak ngelamun, ah kalau begitu aku langsung tidur aja deh tidak pake acara ngelamun ngelamun segala”, sebelum tidur tak henti hentinya aku membaca kalimat Tau’dz dan ayat kursi sehingga akhirnya aku tidur telelap
Besok paginya sengaja aku banyak banyak membaca al- Qur’an terutama surat yasin, terus dan terus aku baca sampai aku benar benar pegel dan lapar.
Singkat cerita, malam kembali tiba  “saat ini aku benar benar harus berani, berani untuk melihat, melihat apa sebenarnya yang terjadi di kamar mandi ketika malam tiba.”
Di atas sajadah aku menunggu suara itu datang, menunggu dan menunggu.
Dan akhirnya yang ditunggu pun datang.
“kretek, sret, krektek.” suara itu datang lagi dari kamar mandi.
Aku berusaha untuk mengkuatkan langkahku menuju kamar mandi, antara penasaran dan ketakutan bercampur aduk di benakku.
“Bismillahirohmanirrohim” aku berucap sembari tetap menjaga jarakku untuk pelan pelan menuju kamar mandi.
“ya Allah tolonglah hamba, tolonglah hamba.” begitu aku buka pintu kamar mandi tak kusangka ternyata yang kulihat adalah, adalah 3 tikus gede gede.
“anjrit gila!!!” bahasa itulah yang pertama aku ucapkan ketika melihat isi kamar mandi. Aku langsung lari terbirit birit ke luar kamar, lari bukan karena takut, tapi karena geli sebab tikus nya gede gede segede anak kucing.     
“ha... ha... ha...” di luar kamar,  jam 10 malam untung tidak ada siapapun aku tertawa terbahak bahak. tertawa memikirkan “ternyata selama 3 hari ini aku ditakut takuti hanya oleh tikus.”
Aku kembali masuk ke dalam kamar penasaran “itu tikus datangnya dari mana sih?”. Aku perhatikan lubang pembuangan air tertutup rapat, “0oh ternyata tikus tikus itu masuk lewat lubang WC, ya sudahlah sekarang sudah malam besok lagi saja aku urus WC ini supaya tikus tikus itu tidak masuk lagi ke kamar mandi.
Keesokan harinya aku cari triplek bekas dan batu besar sehingga ketika malam tiba aku langsung menutup lubang WC ku dengan triplek ditindih oleh batu batu sehingga tikus tidak dapat lagi masuk karena tertahan, sehingga aku bisa tidur pulas.          
Tikus juga ternyata bisa kurang ajar, karena dia sudah membuat ku paranoid padahal aku benar benar sedang sedih, sedih memikirkan keadaanku, tapi tikus ini malah  menjailiku, yang bikin aku heran tikus ini selalu muncul malam hari ketika aku sedang asyik asyiknya ngelamun, merenung dan meratap.
“ah, tikus tikus ada ada saja kamu.”
Tapi aku maafkan deh kalian, karena kalian membuat melupakan kesedihanku walaupun untuk sementara.







╢26╟
Aku Menjadi Ayah

1 minggu kemudian setelah aku menempati kamar kos.
“kring.......kring.....kring......” Hpku berbunyi, lalu aku melihat layar Hpku ternyata ini telefon dari nomer rumahnya ririn.
“Assalamu alaikum”
“Wa’alaikum salam, ini dengan irvan?” tanya si penelfon yang ternyata adalah tantenya ririn yang biasa aku panggil dengan sebutan ua euis.
“iya betul. ada apa ?” tanyaku.
“irvan, ririn sudah hendak melahirkan, kamu diharapkan untuk datang langsung ke bidan barokah di lembang.”
“iyah, saya pasti datang.” ucapku.
Tak banyak melakukan ini itu, setelah menerima telefon tersebut aku langsung berangkat menuju ke rumah orang tuaku untuk meminjam kendaraan guna pergi ke lembang, pada saat itu aku berangkat sendirian.
Kira kira 2 jam kemudian, aku sampai pada tujuan “Bidan Barokah” itulah tempat ririn melahirkan, aku mencari dan mencari sampai aku akhirnya melihat keluarga ririn sedang menunggu di luar ruangan.
“Assalamu alaikum.” ucapku kepada keluarga ririn.
“Wa’alaikum sallam, irvan bayimu sudah dilahirkan dengan selamat.” ucap salah satu keluarga ririn.
“Alhamdulillah, apa jenis kelaminnya?” tanyaku.
“perempuan”
Lalu perlahan perlahan aku memasuki ruangan tempat bayi ditiduri. Ibunya ririn yang menunjukan letak anakku.
“itu adalah anakmu irvan, ayo sebagai ayah kamu harus mengadzaninya bukan?” ucap ibunya ririn.
“ah, i...iyah.”
Aku memandang bayiku “Ya Allah, terima kasih ya Allah karena Engkau telah memberikan kesempurnaan yang sangat sempurna kepada anakku.” tak kuat aku menahan haru sehingga akhirnya aku menitikan air mata.
“boleh saya gendong?” Tanyaku.
“gendonglah” ibunya ririn membantuku sehingga aku bisa menggendong anakku.
Allah maha sempurna, itu yang aku lihat dari seluruh tubuh anakku yang sempurna.
Allah maha pemaaf, itu yang aku lihat dari keadaan anakku sekarang padahal jelas jelas aku pernah menafkahi anakku dengan nafkah yang bukan semestinya .” Masya Allah, Astaghfirullah.”
Allah maha penyayang, itu yang aku lihat dari kecantikan anakku sehingga aku benar benar dihanyutkan oleh perasaan sayang yang amat sangat ketika aku melihat anakku.

Allah memberikanku seorang bayi
Seorang bayi perempuan yang paling cantik
Lalu kugerakan jariku untuk menyentuh
Menyentuh kulitnya yang lembut dan suci
Lalu aku menggendongnya di sebelah kiriku
Dan lalu terus kuucapkan satu kata
Cantik, cantik, cantik
Sembari kuelus pipinya yang halus
Aku menggendongnya dengan sejuta rasa kasih sayang
Kasih sayang sehingga masuk ke dalam lubuk hatiku
Lubuk hatiku yang paling dalam
Pada saat itu kubisikan satu kalimat
“Nak, ayahmu tidak bisa memberikan apapun
selain hati orang tua yang kotor ini
Tapi dengan melihat dirimu ayah memohon
Memohon kepadamu wahai makhluk suci dan bersih
Sehingga permohonan Ayahmu ini
Dapat dikabulkan oleh Sang Pencipta
Ayah memohon :
Bantulah ayahmu ini sayang
Bantulah dengan do’amu
Bantulah dengan harapanmu
Sehingga ayahmu dapat membersihkan hati yang kotor ini
Sehingga menjadi suci kembali
Maafkan ayahmu sayang, maafkan ayahmu sayang”
Lalu aku mengadzan kan telinga kanannya dan mengiqomatkan telinga kirinya.
“kak irvan..” ririn memanggilku dari tempat tidur.
“lihat kak bayi kita begitu cantik.” ucap ririn.
“i..iya, Alhamdulillah.” ucapku.
Adalah kata kata berikut yang diucapkan oleh ririn yang tidak akan pernah aku  lupakan.
“Kak irvan, pandang bayi itu kak, begitu lucunya dia, begitu cantiknya dia.”
“Kak irvan sekarang kakak sudah menjadi ayah, saya berharap kakak bisa menjadi ayah yang baik sehingga menjadi contoh untuk anak kita kak.”
“Kak irvan, apa kakak tega menafkahi anak tersebut dengan nafkah dari hasil yang haram, saya percaya kakak punya hati nurani.”
“Kak irvan bilamana saya, atau keluarga atau orang lain tidak bisa merubah perilaku kakak, semoga bayi tersebut bisa.”
Dari ucapan ririn tersebut hati nuraniku betul betul terbuka, “Insya Allah, aku akan memperbaiki kelakuanku.”

“Maaf, boleh saya pinjam bayinya untuk dibersihkan.” ucap seorang suster.
“ya silahkan” padahal saat itu aku lagi betah betahnya mengagumi karya Tuhan yang paling indah.
“Aku sudah menjadi seorang ayah, seorang ayah itulah jabatan baruku saat ini, aku harus bisa, aku harus bisa.” Pikirku.
“irvan” orang tua ririn menyapaku.
“bapak, ibu maafkan semua kesalahan saya” sembari menangis aku memeluk mereka.
“kami sudah maafkan, boleh kami berbicara” ucap mereka.
“silahkan”
“irvan, kami sebenarnya tidak ingin mengusik kebahagiaan mu sebagai seorang ayah yang baru, tapi kami sebagai orang tua ririn merasa kamu belum siap untuk menghadapi situasi seperti kamu sekarang ini, dari segi sikap dari segi finansial dan dari segi apapun, ririn kini telah melahirkan, namun setelah melahirkan ini biarkan kami sebagai kakek dan neneknya yang merawat bayi mu kami berjanji akan merawat dengan sebaik baiknya, dan kamu sebagai ayah akan tetap akan menjadi seorang ayah tapi sebagai seorang suami, kami sebagai orang tua ririn kini meminta secara baik baik untuk supaya kamu berpisah, bahkan kalau perlu kami yang akan mengurus segalanya dan meskipun begitu kami juga tidak akan menuntut apapun darimu, irvan sebenarnya kami meminta seperti ini adalah untuk kebaikanmu juga, semoga setelah bercerai kamu bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa namun begitu kami berharap kita masih tetap menjaga silaturahmi karena walaupun begitu bayi tersebut adalah anakmu dan kamu mempunyai hak untuk bertemu.” Nasehat yang sangat bijak dari kedua mertuaku.
Sebenarnya aku sangatlah berat bilamana harus berpisah dengan ririn, istriku yang masih aku sayangi, sangatlah berat berpisah dengan keluarga istriku, apalagi aku harus langsung berpisah dengan anakku yang baru saja dilahirkan padahal aku baru saja mulai merasa menyayanginya.
Namun begitu apa yang dikatakan kedua mertuaku ada benarnya bahwasanya aku belum siap dari segi apapun, aku harus sadar diri, toh walaupun begitu mereka masih tetap mau menjaga silaturahmi denganku.
“baiklah kalau begitu ibu, mungkin memang ririn tidak ditakdirkan untuk menjadi jodoh saya.” ucapku.
“jodoh memang Allah yang mengatur namun begitu berharaplah semoga selanjutnya kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari ririn.” ucap kedua orang tua ririn.
“kapan rencana ibu dan bapak akan memisahkan kami?” tanyaku.
“setelah 40 hari ririn melahirkan kamu datang saja ke rumah kami” jawab mereka.
“ririn mengetahui tentang masalah ini?”
“belum, rencananya kami akan memberi tau setelah ririn melahirkan”
Ya Allah berikan aku kekuatan dengan cobaan yang baru ini.
Ah hidup ini memang rumit, ketika aku hendak disadarkan dengan kehidupan yang Insya Allah aku mau berubah, aku mau bertaubat tetapi justru aku harus merasakan kehidupan baru dengan status baru yang harus aku jalani yah kehidupan dengan status duda. Namun begitu aku ikhlas. 
“Kak irvan” tak lama ririn memanggilku.
“ada apa?” tanyaku.
“tolong beri nama anak kita dengan nama yang baik kak”
Namun aku tetap memandang melas wajah ririn dengan pandangan penuh penyesalan karena sebentar lagi aku akan berpisah dengan orang yang masih amat aku sayangi.
“kak irvan !!!”
“ah i...iya”
“kakak mau kan memberi anak kita nama yang baik.”
“iya mau nanti saya akan carikan.”

Setelah merenung dan merenung nama apa yang cocok, yang baik, yang pantas untuk anakku.
Beruntung aku pernah belajar bahasa arab ketika aku tinggal di pesantren walaupun tidak pintar pintar amat, sehingga aku berusaha mengambil nama anakku dari bahasa arab tentunya yang baik baik.
Selama hampir 3 jam aku berpikir akhirnya dapat juga nama untuk anakku, adalah “Kaysa Zahra Khoerunissa Na’im”, nama tersebut aku ajukan kepada ririn, syukur Alhamdulillah setelah aku memberi penjelasan dan arti dari nama tersebut ririn menyetujui nama itu.

Selama 2 hari aku menemani ririn di bidan barokah, rasanya keceriaan tersebut datang kembali, karena setelah berbulan bulan aku tidak menemukan keceriaan ririn, rindu rasanya.
Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku ada 2 orang yang amat aku sayangi yaitu anak dan istriku berada di sisiku, aku berusaha menghibur ririn di kejenuhan tempat tidur begitupun ririn berusaha untuk selalu menasehati aku semoga aku dapat berubah, dapat menjadi orang yang baik sembari sesekali menggoda dan mengajak bercanda bayi kami yang berada di tengah tengah kami.
Nasehat nasehat tersebut ririn sampaikan kepadaku dari atas tempat tidur sembari terbaring lemah akibat baru melahirkan.
“Ya Allah jadikan nasehat yang diberikan oleh istriku saat itu menjadi hal yang terlaksanakan olehku sehingga aku menjadi orang yang baik .”
Hanya 2 hari dari lahirnya anakku, aku bisa merasakan indahnya kebersamaan, indahnya berkeluarga, namun setelah 2 hari tersebut ririn diijinkan pulang oleh bidan pemilk tempat, namun dengan diijinkannya ririn pulang berarti kesendirian kembali untukku.
Memang berat rasanya, tapi mau bagaimana lagi karena aku harus menerima untuk menghadapi situasi seperti ini.
“irvan.” ucap bu ariana
 “iya bu.” ucapku
“atas nama keluarga ibu meminta maaf” ucap bu ariana
“tidak bu, justru saya lah yang mestinya meminta maaf karena terlalu banyak dosa dan aib yang sudah saya berikan kepada keluarga ibu namun begitu saya juga ingin berterima kasih atas semua nasehat dan perhatian dari semuanya”
“ya sudah, pokoknya ibu mau meskipun kita berpisah tapi tetap kita menjaga silaturahmi dengan baik”
“Insya Allah, bu”
Akhirnya ririn, anakku dan keluarga dari mertuaku pergi dari hadapanku dan moment itu menjadi moment perpisahan antara anak dan istriku setelah akhirnya aku memeluk keduanya dengan pelukan sejuta perasaan rasa sayang karena pelukan itu adalah pelukan perpisahan.
Aku hanya bisa melambai dan melambai serta berharap semoga ini menjadi perpisahan yang membawa hikmah, menjadikan pelajaran sehingga memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Aku memperhatikan mereka pergi sampai kendaraan yang mereka tumpangi hilang dari pandanganku.
Setelah mereka pergi aku pergi menuju mesjid lembang untuk melaksanakan sholat ashar dan berdoa dengan khusyu berharap sesuatu dengan cobaan hidupku selanjutnya, dengan penuh pasrah dan ikhlas aku berdo’a kepada Sang Maha Kuasa   











╢27╟
Arti Nama dan Do’a Serta Nasehat
Untuk Anakku

Aku menamakan anakku “Kaysa Zahra Khoerunissa Na’im”, yang artinya :
Kaysa = cerdik / pintar
aku ingin anakku menjadi anak yang pintar dalam berbagai hal, pintar dalam masalah agama, pintar dalam masalah ilmu pengetahuan, pintar berpendapat, pintar menghadapi masalah dan pintar terhadap segalanya yang baik  baik.

Zahra = bunga
aku ingin anakku dikenal oleh sepergaulannya dengan orang yang tak pernah memiliki cela sehingga namanya selalu harum bagaikan bunga. dan orang orang di sekelilingnya akan sangat kehilangan bilamana anakku tak ada bersama mereka.

Khoerunissa = wanita yang baik
aku ingin anakku menjadi wanita yang baik, menjadi soleh, jujur, dalam bergaul, menjadi teman yang baik, ketika menikah menjadi istri dan ibu yang baik. wanita yang selalu menegakan amar ma’ruf nahi munkar.

Na’im
pada akhirnya ketika anakku meninggal kelak. Allah menjadikan anakku manusia yang halal ruhnya untuk masuk ke dalam surga (na’im)












Do’a yang ditulis oleh Ust. Yusuf Mansyur untuk anaknya:

Duhai Penguasa waktu, tiada terasa kini saya telah menjadi ayah, dan istri saya menjadi ibu,melanjutkan regenasi Sunnatullah-Mu.
Bila kehadiran putri kami adalah anugerah dariMu, perkenankan kami menjadi orang orang yang bisa menjaga anugerahMu ini, anugerah yang tiada ternilai. Dan bila kehadiran putri kami adalah kepercayaan dariMu, jadikan kami orang orang yang memang layak mendapatkan kepercayan dariMu
Duhai dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau tunjukan kebaikanMu di tengah dosa dan maksiat yang kami jalankan, melalui kehadiran seorang anak yang membawa tambahan kebahagiaan, maka lengkapilah kebahagiaan kami dengan menjadikan kami semua orang orang yang shaleh yang mampu berbuat kebaikan, Petunjuk dan bimbinganMu senantiasa akan kami butuhkan, supaya kami tidak seperti orang buta yang berjalan dalam kegelapan, buta diatas kegelapan. Amiin.



“Ya Tuhanku,  berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. sesungguhnya Engkau maha pendengar do’a.“ QS. Ali Imron : 38
 “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang orang yang shaleh.” QS. as – Saffat : 100

Aku akan menasehati anakku, seperti halnya luqman memberikan nasehat kepada anaknya, dan nasehat itu sekaligus untuk diriku sendiri.

Anakku,
“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah ), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi maha terpuji.” QS. Luqman :12

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kezhaliman yang besar. “ QS. Luqman :13   

Anakku,
Berbuat baiklah kepada kepada kedua orang tuamu, ibumu telah mengandungmu dalam keadaan lemah yang bertambah tambah dan menyapihmu dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepada Allah dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada Allahlah kembalimu.

Anakku,
Jika orang tuamu memaksamu untuk mempersekutukan Allah sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu maka janganlah kamu mengikuti kedua orang tuamu, dan pergaulilah kedua orang tuamu di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali pada Allah.

“Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya).” QS. Luqman : 16

“Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal hal yang diwajibkan (oleh Allah).” QS. Luqman :17

Anakku,
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang sombong lagi  membanggakan diri.” QS. Luqman : 18

Anakku,
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakanlah suaramu.” QS. Luqman 19.


   



     ╢28╟
Cara Menaikan Kadar Iman

Adalah:
1.      perbanyaklah membaca al qur’an dan renungkan maknanya
ayat ayat al Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya, sebagian ayatnya mampu menggetarkan jiwa seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, di lain pihak al-Qur’an mampu membuat nangis pendosa atau membuat tenang seseoran gmencari ketenangan. “dan kami turunkan dari al – Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang orang yang beriman dan al- Qur’an itu tidak lah menambah kepada orang orang yang lalim selain kerugian.” QS. al – israa: 82

2.      pelajarilah ilmu mengenai asma’ul husna
bila seseorang memahami sifat Allah yang maha mendengar, maha melihat dan maha mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan geraka hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah. Berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu denganNya (yaitu dengan banyak memperbanyak amal ibadah)
bila seseorang memahami sifat Allah yang maha santun, maha halus dan maha penyabar, maka ia pun merasa malu ketika ia marah dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.

3.      pelajarilah dengan cermat sejarah (siroh) kehidupan Rasulullah SAW.
Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan pesan beliau selaku utusan Allah.
Inilah hadist yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah SAW adalah salah satu jalan menuju surga dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW.

4.      mempelajari jasa jasa dan kualitas agama islam.
perenungan terhadap syariat islam, hukum hukumnya akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempuranaan ajaran agama islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etika yang sedemikian rincinya seperti islam, dimana untuk makan dan ke Wc pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya bahkan untuk berhubungan suami istri pun ada aturannya.

5.      mempelajari kehidupan orang orang sholeh (generasi salafus sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in )
mereka adalah generasi geneasi terbaik dari islam. Mereka adalah orang orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung uhud sementara manusia jaman kini diibaratkan kadar keimanannya tak lebih dari sebutir debu dari gunung uhud. Umar r.a pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu makanan yang yang diberikan kepadanya kurang halal sumbernya.

6.      berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas
amal perbuatan perlu digerakan, dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan amalan ini.












╢29╟
Memperoleh Kembali Hidayah Tuhan
Yang Pernah Hilang

Aku mengalami kejadian suka dan duka, aku mengalami kejadian susah dan senang, pahit dan manis, namun begitu aku mengalami semuanya dengan penuh ikhlas.
Saat itu aku sendirian di kamar kosku, sembari duduk sila diatas sajadah aku merenung dan merenung serta berdzikir berharap Allah mau memperhatikan aku kembali karena tidak ada lagi orang orang di sekitar mau memperhatikan, berharap Allah mengampuni segala dosa dosa ku karena padaNya aku hanya bisa berharap di tengah tengah kesendirianku.
Apabila Ust. Yusuf Mansyur bisa mendapatkan renungan dan hidayah dalam kesendirian sewaktu dia dalam penjara, mungkin “Insya Allah” aku mendapatkan renungan dan hidayah dalam kesendirian di tempat kos ini.
Saat itu terlintas di pikiranku adalah wajah anakku, seolah olah pikiranku berkata ”bila engkau melupakan Tuhanmu berarti engkau tak sayang anakmu, untuk itu dekatkanlah Allah maka engkau akan merasa dekat dengan anakmu.”
Tak dipungkiri memang saat itu tak henti hentinya aku berdoa untuk anakku karena aku mengalami maha rindu yang luar biasa kepada anakku, namun aku tidak bisa berbuat apa apa untuk melampiaskan perasaanku, akhirnya aku hanya bisa berdoa dan terus berdoa untuk kebaikanku dan kebaikan anakku.
Sebetulnya bisa saja aku berkunjung ke rumah ririn untuk bertemu dengan anakku akan tetapi aku belum siap untuk bertemu dengan warga sekitar kampung rumahnya dikarenakan aku sangat dikenal betul oleh warga sekitar akibat aku pernah memberikan pengamalan ilmu tentang agama, namun begitu aku sendiri justru yang mengamalkan segala bentuk maksiat dan itu diketahui oleh mereka, aku merasa malu untuk bertemu namun begitu aku pun tidak berniat untuk putus silaturahmi.

“Anakku, walaupun engkau terlahir berawal dari perbuatan dosa yang dilakukan oleh kedua orang tuamu, namun kelahiranmu ke dunia ini membawa anugerah yang sangat luar biasa, kelahiranmu membawa cahaya perubahan untuk ayahmu sehingga dapat memperoleh kembali hidayah Tuhan yang pernah hilang , terima kasih anakku, puji syukur kehadiratMu Ya Allah”

Sembari menunggu datangnya hari perceraianku yang kurang lebih waktunya sekitar 2 bulan lagi, aku berusaha mempertebal kembali imanku dimulai dengan melaksanakan ibadah wajib serta ibadah yang sunah, syukur Alhamdulillah semua bacaannya tidak sampai lupa. Selain itu aku juga berusaha untuk mencari kerja dengan selalu melihat info lowongan kerja melalui media cetak, aku tidak perduli pekerjaan apapun akan aku kerjakan yang penting halal, karena aku juga sadar diri disebabkan ijasahku pada saat melamar adalah ijasah aliyah.
Setelah akhirnya aku melamar dan terus melamar pekerjaan, syukur Alhamdulillah pada akhirnya ada juga perusahaan yang mau menerimaku untuk bekerja, perusahaan tersebut bergerak di bidang penjualan alat alat elektronik dan rumah tangga, letaknya di sekitar jalan tega lega bandung, tugasku adalah sebagai sales yang mencari konsumen secara door to door (pintu ke pintu) atau mencari konsumen ke tempat usaha seperti pasar sehingga ada yang mau membeli kebutuhan elektronik atau rumah tangga namun secara dikreditkan.
Aku jalani pekerjaan tersebut sehari harinya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran serta tak henti hentinya untuk berhenti berusaha, pekerjaan yang sangat melelahkan memang karena dapat konsumen sehari saja sudah sangat bersyukur bahkan kadang kadang justru tidak dapat apa apa, bahkan juga terkadang ada orang yang malah marah marah karena merasa terganggu dengan kehadiran kita setelah akhirnya seharian berjalan dan berjalan. Entahlah berapa puluh kilo meter aku telah berjalan selama aku bekerja di perusahaan tersebut apabila pada sehari harinya aku gabungkan.

Aku jalani 2 hal dalam kesendirianku pada saat itu yaitu :
1.                        Mempertebal kembali imanku dengan cara mempraktekan keterangan “cara menaikan kadar iman”
2.                        Bekerja, mencari penghasilan yang halal, yang Insya Allah menjadi berkah untukku dan sisanya dapat aku gunakan untuk menafkahi anakku.

Diriwayatkan dari Abu Said al – Khudri : “ada seseorang arab badui datang kepada Rasulullah SAW, dan bertanya :’wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling baik?’ Rasulullah menjawab,’seorang mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya, kemudian seseorang yang mengasingkan diri di sebuah lembah untuk menyembah Rabbnya’.” Dalam riwayat lain ditambahkan : “...., dan bertaqwa kepada Allah, serta meninggalkan manusia dari kejahatannya.”
Umar ibn khaththab pernah berkata : “menyendirilah sewajarnya”

Diriwayatkan oleh Hakim dan Abu dzarr secara marfu’ dengan sanad Hasan : “Menyendiri itu lebih baik dari pada duduk dengan teman yang buruk budi pekertinya.”
al – Qusyairi dalam ar –Risalah mengatakan : “ alasan orang memilih beruzlah adalah untuk menghindarkan diri dari orang lain terhadap kemungkinan kejahatan yang ia lakukan. Bukan sebaliknya menghindarkan dirinya dari kemungkinan kejahatan yang dilakukan oleh orang lain. Alasan pertama, menghindarkan diri dari sikap merendahkan diri karena itu merupakan sifat orang yang merendahkan diri. sedangkan alasan kedua, karena keyakinan bahwa dirinnya lebih baik dari orang lain, dan ini merupakan sifat yang sombong.”
al – Khaththabi mengatakan : “ seandainya manfaat dalam beruzlah itu hanyalah menghindarkan diri dari kebiasaan ghibah dan dari kebiasaan melihat kemungkaran yang tidak mampu ia hilangkan, maka itu sudah merupakan sesuatu kebaikan yang besar.”















╢30╟
Aku Menjadi Duda

Tibalah hari yang ditunggu tunggu namun tidak diharapkan, setelah aku menunggu sekitar 7 minggu dari hari kelahiran anakku, menunggu dengan bermuhassabah untuk mengisi waktuku yang kosong, akhirnya hari itu tiba, adalah hari perceraianku.
Seperti biasa aku mengurus pernikahanku secara sendirian begitu pun aku mengurus perceraianku secara sendirian pula.
Berat rasanya aku hendak melangkahkan kakikku untuk pergi ke rumah ririn karena selalu dibenakku berbicara “irvan, sebenarnya kamu masih punya harapan untuk membentuk keluarga yang lebih baik.” tapi motivasi itu tak didukung oleh keadaanku yang sedang kalut. Aku benar benar sendirian, pikiranku buntu, aku benar benar labil, tak ada orang di sekeliling yang benar benar hendak diajak tuk bertukar pikiran, saat itu aku hanya bisa menuruti apa yang diinginkan oleh keluarga istriku, mereka menginginkan kami berpisah, mau tak mau aku mesti menuruti keinginan mereka.
Aku pergi ke lembang (rumah ririn) sengaja tidak menggunakan kendaraan pribadi, aku lebih memilih menggunakan bis DAMRI, memang sampainya akan lebih lama sekitar 40 menit dibandingkan menggunakan kendaraan sendiri tapi melihat resiko dari keadaanku, aku takut ketika aku sedang berkendara pikiranku memikirkan yang tidak tidak sehingga ditakutkan tidak fokus dalam berkendara, apalagi jarak dari tempat kos menuju lembang lumayan jauh.
Selain pakaian yang aku bungkus ke seluruh tubuh beserta isinya, aku hanya membawa kesiapan mental.
Tak terasa sampai juga aku di depan gerbang rumahnya ririn, begitu aku mengucapkan salam dan dipersilahkan masuk oleh keluarga ririn, ternyata memang saat itu kedatanganku sangatlah diharapkan karena di ruangan tersebut sudah berkumpul istriku, keluarganya, bahkan ada orang perwakilan dari kantor KUA lembang, serta anakku, yah anakku yang masih bayi, anakku yang masih berumur 7 minggu padahal saat itu sedang lucu lucunya yang hendak menyaksikan perceraian orang tuanya, anakku yang tidak mengerti apa apa tentang kejadian yang akan dihadapinya.
Setelah aku dipersilahkan duduk tanpa banyak basa basi orang dari utusan KUA yang bernama pak Yusuf menasehati kami, memberikan kata kata yang entahlah aku tak bisa mengingatnya karena pada saat itu yang ada di dalam pikiranku hanyalah anakku, anakku yang aku merasa kasian sekali kepadanya karena dia harus memiliki orang tua seperti ini, aku terus memikirkan kondisi anakku untuk kedepannya, “apa anakku akan merasa malu?”,”apa anakku akan baik baik saja?”, “apa anakku mau memaafkan kesalahan ayahnya ini?”, “ah, maafkan ayahmu ini nak, maafkan ayahmu”.
“Jadi bagaimana keputusan kalian bedua?” tanya pak Yusuf.
“bercerai” ucap ririn.
Karena ririn sudah memulai ucapan tersebut akhirnya dengan berat hati aku pun berucap “bercerai”
“kalian yakin?” tanya pak Yusuf.
“iya” jawab kami berdua.
Aku berpikir seandainya ada 1 orang saja perwakilan dari keluargaku yang mau mendukungku dengan pernikahanku ini mungkin perceraian ini tidak akan terjadi. Tapi ya sudahlah dalam hal ini aku tidak mau menyalahkan siapa siapa, aku menganggap “mungkin semua ini sudah menjadi suratan takdirku”
Selanjutnya pak yusuf membimbingku untuk mentalak ririn, lalu mengeluarkan sejumlah kertas untuk selanjutnya aku tanda tangani sebagai bukti sahnya pada hari itu aku bercerai, semuanya itu aku lakukan di depan mata anakku.
Tidak sampai 1 tahun usia pernikahanku tepatnya aku berstatus suami hanya 8 bulan, lalu selanjutnya aku berstatus duda.
Pada hari perceraian tersebut sebenarnya aku lakukan semua itu dengan niatan hatiku yang sama sekali tidak tulus, tidak ikhlas, karena aku melakukan semua itu dengan sangat terpaksa.
“Aku masih menyayangi ririn, dan aku sangat sangat mencintai anakku.”
“Apa memang tak ada lagi kata maaf untukku?, apa memang tak ada lagi kesempatan untuk supaya aku benar benar berubah menjadi orang yang kalian inginkan?” semua perkataan tersebut hanyalah menjadi perkataan bak pahlawan kesiangan.

“Ya Allah kau berikan kepada hambamu ini perasaan cinta, perasaan sayang namun begitu jadikan semua perasaan tersebut menjadi perasaan yang aku ridho dan ikhlas ketika memiliki dan ketika aku harus berpisah, ya Allah kuatkanlah hati hambamu ini.”

“ririn tolong jaga anak kita, tolong jangan sampai kamu putuskan hubungan antara aku dan dia sebagai ayah dan anak” ucapku sembari aku gendong dan memeluknya karena aku benar benar tidak mau dipisahkan dari anakku.
“kak, kapan saja kalau mau datang ke rumah ini, datang saja kita tetap berhubungan baik.”
 “sampai kapanpun caca (panggilan untuk anakku) akan menjadi anak dari kamu dan saya sama sekali tidak ada niat untuk supaya hubungan silaturahmi terputus.”
“namun begitu karena chaca adalah anak kak irvan maka kak irvan juga harus bertanggung jawab dan menafkahi, baik itu untuk kebutuhan sehari hari maupun pendidikannya kelak ketika sekolah.”
bahkan ririn sempat menggoda.
“awas, kalau suatu saat nanti Kak irvan macam macam dengan perempuan yang bakal menjadi calon kakak, terus kakak tidak bersikap baik kepada perempuan tersebut, dan ulah kakak terdengar oleh telinga saya maka sayalah yang akan menghajar kakak seperti tempo hari.” 
Semua perkataan tersebut secara tulus diucapkan oleh ririn.
Aku merasa berterima kasih kepada ririn dan keluarga besarnya yang sudah mau memaafkan semua kesalahanku walaupun konsukuensinya aku harus berpisah dengan mereka, akupun sangat berterima kasih karena mereka mau merawat anakku dengan sebaik baiknya.
Pada saat itu aku hanya berjanji bahwa sanya aku pun juga akan mencoba menjadi ayah yang baik, ayah yang mau bertanggung jawab dan memang itu yang aku mau tanpa adanya perasaan terpaksa, aku ingin menafkahi anakku dengan nafkah yang halal tentunya.

   
    




╢31╟
Hijrah Demi Melupakan Masa Lalu

Sempit rasanya dunia ini seakan akan kita tidak dikenal oleh dunia, jenuh dan sedih menghinggap pada perasaanku.
Aku tidak betah menghadapi hidup pada saat itu karena kegiatan sehari harinya selalu seperti itu dan seperti itu, paginya aku berangkat kerja, dalam pekerjaan karena profesiku sebagai sales maka aku harus keliling kota bandung yang mana di daerah tersebut selalu teringat memori masa lalu, memori bersama teman temanku, memori bersama ririn, yang akhirnya aku tidak konsen terhadap pekerjaanku.
Begitu pulang, di tempat kos tidak ada hiburan ujung ujungnya melamun, rata rata yang aku lamunkan adalah kenangan masa lalu.
Dikatakan :”Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi. Masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena memang ia sudah tidak ada.”
Aku setuju dengan pendapat tersebut tentang masa lalu, tapi ternyata perasaan dan hati tidak bisa membohongi, sejuta usaha aku lakukan seperti berdo’a dan berusaha mencari kegiatan namun berminggu minggu tetap saja aku selalu mengingat dan mengingat kembali masa laluku.
“aku harus berusaha mencari lingkungan yang baru, aku harus mencari pergaulan yang baru, dan tentunya yang baru yang lebih baik dari hari kemarin, semoga dari lingkungan dan pergaulan yang baru ini aku bisa melupakan masa laluku, masa lalu yang kelam dan bikin sesak.” terpikirlah pada saat itu pemikiran seperti itu.
Tapi aku bingung mau ke mana kakikku akan aku langkahkan, pada akhirnya aku hanya berharap dan terus berdo’a agar semoga Allah mau membantuku mencari jalan keluar dalam permasalahanku ini, sembari terus melakoni kegiatanku dalam kesehariannya.
Alhamdulillah, Allah mengabulkan do’aku, melalui perantara ua teti yaitu kakak dari ibuku.
NB : ua adalah sebutan untuk kakak dari ayah atau ibu  biasanya panggilan ini dipakai oleh orang orang sunda kebanyakan.
Ua teti tinggal di jakarta tepatnya di daerah bilangan bintaro, kebetulan beliau baru saja pensiun dari pekerjaannya di P.U bidang perairan, di masa masa pensiunnya beliau hendak mencari kegiatan dengan membuka usaha kecil kecilan berupa rumah makan, Beliau mengajakku untuk bergabung menjadi karyawannya.
Tak banyak ambil pusing, aku terima tawaran beliau dan mau tidak mau aku harus mengundurkan diri dari pekerjaanku sebagai sales karena aku harus hijrah ke jakarta.
Dengan harapan semoga hijrahnya aku ke lingkungan yang baru ini bisa mendapat teman bergaul yang baru dan tentunya kehidupan yang lebih baik dari masa laluku.
Tentunya aku berharap pada diriku untuk benar benar bisa melupakan  masa lalu. Berharap menemukan cita cita, serta jati diri dan menjadikan aku lebih dewasa.

Permohonan do’a restu dan permintaan maaf aku utarakan kepada kedua orang tuaku, aku meminta kepada kedua orang tuaku khususnya untuk mendo’akan aku, semoga aku menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, menemukan cita citaku, dan diberi kelancaran terhadap setiap usahaku. Aku pamit kepada mereka.
Begitu juga kepada ririn aku utarakan keinginanku melalui telefon berharap kita bisa saling mendoakan untuk kesuksesan hidup masing masing di antara kita.
“Aku Pamit!”

 










╢32╟
Sekilas Cerita Kehidupanku di Jakarta

Hijrahku ke jakarta untuk membuatku mendapatkan suasana yang baru, lingkungan yang baru, pergaulan yang baru, tentunya semuanya bisa mengantarkan aku kepada kehidupan yang lebih baik.
Aku di jakarta tinggal bersama uaku (kakak dari ibuku), dan aku sangat bersyukur bisa tinggal bersama beliau, karena beliau adalah orang yang bisa membuat aku kembali bersemangat menjalani hidup, banyak nasehat dan pelajaran tentang kehidupan dari beliau yang aku serap, terutama tentang perhatian, aku sangat bersyukur ketika aku berada dalam keadaan yang labil, Allah mendekatkan aku dengan uaku ini.
Adalah ua teti, pensiunan direktur di P.U bagian perairan menurutku beliau adalah wanita sempurna, beliau bisa menjadi ibu bagi setiap orang, wanita yang penyabar, bijaksana, taat beribadah, sederhana , dan dermawan banyak anak asuhnya yang beliau nafkahi di asrama yatim piatu, pokoknya serba sempurna. Aku senang berada di dekatnya karena ada saja pelajaran yang aku simak baik dari nasehatnya atau tingkah lakunya bahkan aku pun berharap kelak bilamana Allah mentakdirkan aku kembali menikah maka aku berharap bisa mempunyai istri yang tingkah lakunya seperti ua teti.
Dan juga ua wiwid suami dari ua teti, beliau pun ikut andil dalam membimbingku, mendidiku serta mengajariku untuk menjadi lelaki yang mampu bertanggung jawab. Aku kagum terhadap beliau pelajaran yang aku dapatkan dari beliau adalah sebagai lelaki beliau orang yang sangat bijaksana, bertanggung jawab dan pekerja keras, itulah pelajaran yang sangat aku garis bawahi dari sifat beliau. Yah walaupun sedikit galak tapi terkadang bisa juga ngebanyol dan sangat sederhana padahal beliau ini seorang deputi menteri, entahlah apakah memang sederhana atau benar seperti yang aku dengar katanya pelit atau sederhana dan pelit bedanya ngga beda beda jauh.
Aku sangat berterima kasih kepada kedua orang tua ini yang sudah mau mengayomi, membimbing dan menasehati sehingga aku menjadi terpikir untuk tidak menyerah, menjadi terpikir untuk berkreatif  dalam menghadapi kehidupan.
Pada intinya kepindahanku ke jakarta adalah kepindahan yang amat aku syukuri karena justru di sinilah aku mendapatkan segudang ilmu yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya.
Kegiatanku di jakarta adalah menjadi pegawai yang bertugas sebagai waiter di rumah makan milik ua ku, masih di sekitar bilangan bintaro kira kira jaraknya 3 KM dari rumah sehingga aku hanya menggunakan sepeda saja ketika aku hendak pergi kerja, yah walaupun hanya rumah makan kecil kecilan tapi Alhamdulillah aku jadi nya punya aktifitas, selain itu sebagai sampingan aku menjadi joki three in one, yah menjadi joki, tapi bukan joki yang selalu nangkring di pinggir jalan terus nunggu mobil yang berhenti lalu kita naik. Aku menjadi joki untuk uaku karena kantornya berada di depan monas sehingga untuk menghindari macet uaku bersama sopirnya harus melewati jalan yang penumpangnya mesti 3 orang atau lebih, akhirnya akulah yang menjadi joki, pulangnya dari monas jalan ke stasiun tanah abang untuk naik kereta pulang ke arah bintaro.
Lumayan lah sehari demi sehari, sebulan demi sebulan aku melakoni aktifitasku, sehingga sedikit demi sedikit aku sudah dapat melupakan memori masa laluku tentunya tanpa mengabaikan tanggung jawabku.

  Selain itu selama tinggal di jakarta aku juga jadi punya hobi baru, yaitu membaca buku buku yang menyulut motifasi sehingga tergerak bagiku untuk berkreatifitas dan tidak takut untuk menghadapi masa depan apakah yang dasarnya secara islami ataukah umum, sehingga minimal seminggu sekali aku pasti pergi ke toko buku apakah untuk membeli atau hanya membacanya saja dan ketika aku sudah berada di dalam toko buku bisa sampai 2 jam lamanya. Memang sangat besar juga pengaruh sebuah buku terhadap pemikiranku dan pengetahuanku dan pada akhirnya aku senang sekali bersahabat dan bergaul dengan buku walaupun begitu bukan berarti aku tidak mau bergaul dengan orang orang yang ada di sekitarku.







  
╢33╟
Sebaik Baik Teman Adalah Buku

al- Jahizh menasehatkan untuk senantiasa membaca dan mengkaji agar anda bisa mengusir kesedihan. katanya “Buku adalah teman duduk yang tidak akan memujimu dengan berlebihan, sahabat yang tidak akan menipumu, dan teman yang tidak akan membuatmu bosan. Dia adalah teman yang sangat toleran yang tidak akan mengusirmu. Dia adalah tetangga yang tidak akan pernah menyakitimu. Dia adalah teman yang tidak akan memaksamu mengeluarkan apa yang anda miliki. Dan tidak akan memperlakukanmu dengan tipu daya, tidak akan menipumu dengan kemunafikan, dan tidak akan membuat kebohongan.”
Buku adalah sesuatu yang jika anda pandang maka akan memberikan kenikmatan yang panjang, dia akan menajamkan kemampuan intelektual. Dia akan memperkaya ungkapan ungkapan anda, akan menenangkan jiwa dan akan mengisi dada. Buku akan memberikan penghormatan orang orang awam dan persahabatan dengan raja raja, kepada anda. Dengannya anda akan mengetahui sesuatu hanya dalam sebulan, satu hal yang tidak bisa anda dapatkan dari mulut orang dalam selama satu masa. Dengannya anda juga bisa menghindarkan hutang dan kesusahan mencari rejeki. Dengan buku, tidak harus belajar dari orang yang secara akhlak lebih rendah dari diri anda, dan tidak harus duduk bersama orang orang yang hatinya penuh kedengkian dan orang orang yang kaya.
Buku adalah sesuatu yang akan senantiasa akan taat baik di siang hari maupun malam hari. Dia akan ikut saja baik dalam perjalanan maupun ketika berasa di ruma. Dia tidak akan pernah mengantuk, dan tidak akan pernah terkena kelelahan malam. Dia adalah guru yang jika anda membutuhkannya, maka ia tidak akan terasa malu. Dan jika anda meninggalkannya untuk ganti materi, maka dia tidak akan memutuskan faedahnya, walaupun anda meninggalkannya, dia akan selalu taat.
Semua ini akan menghindarkan diri anda dari segala kemungkinan buruk, dan menghadapkan pada manfaat yang sangat besar. anda berhasil mendapatkan pokok sekaligus cabangnya, seandainya yang anda dapatkan darinya tak lebih dari kegiatan yang menghalangi niat anda dari keinginan yang murahan, dari keinginan untuk bersenang senang saja, dan dari main main yang tidak berarti, maka itu sudah merupakan nikmat yang besar dan karunia yang agung.
Buku adalah pilihan terbaik bagi orang orang yang kosong untuk menghabiskan waktu siangnya, dan bagi orang orang yang suka bersenang senang untuk menghabiskan malam malam mereka. Buku adalah sesuatu yang tanpa disadari : memberikan dorongan untuk mencoba, menggunakan nalarnya, membentuk kepribadiannya, menjaga kehormatan mereka, meluruskan agama mereka, dan mengembangkan harta mereka.

Faedah membaca:
1.       membaca dapat mengusir perasaan was was, kecemasan dan kesedihan.
2.       membaca dapat menghindarkan seseorang agar tidak tenggelam dalam hal hal yang batil.
3.       membaca dapat menjauhkan kemungkinan seseorang untuk berhubungan dengan orang orang yang menganggur dan tidak memiliki aktifitas.
4.       membaca dapat melatih lidah untuk berbicara dengan baik, menjauhkan kesalahan ucapan, dan menghiasinya dengan balaghah dan fashahah.
5.       membaca dapat mengembangkan akal, mencerahkan pikiran dan membersihkan hati nurani.
6.       membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan daya ingat serta pemahaman.
7.       dengan membaca, orang dapat mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, kebijaksanaan kalangan bijak bestari, dan pemahaman ulama.
8.       mematangkan kemampuan seseorang untuk mencari dan memproses pengetahuan, untuk mempelajari bidang bidang pengetahuan yang berbeda, dan penerapannya dalam kehidupan nyata.
9.       menambah keimanan, khususnya ketika membaca buku buku karangan muslimin. sebab buku merupakan :
Ø  pemberi nasehat yang paling agung.
Ø  pendorong jiwa yang paling besar.
Ø  dan penyuruh kepada kebaikan yang paling bijaksana .
10.   membaca dapat membantu: 
Ø  pikiran agar lebih tenang.
Ø  membuat hati agar lebih terarah.
Ø  dan memanfaatkan waktu agar tidak terbuang percuma.
11.   membaca dapat membantu memahami :
Ø  proses terjadinya kata secara lebih detil.
Ø  proses pembentukan kalimat.
Ø  untuk menangkap konsep dan untuk memahami apa yang berada di balik tulisan.






























╢34╟
Berguru Pada Air

“Bukanlah rusak wajah ataupun kehilangan harta musibah sebenarnya tapi rusak hati”
Setelah aku mengantar ua ku ke kantornya yang berada di sekitar monas, aku selalu berjalan ke stasiun tanah abang untuk pulang naik kereta walaupun sebenarnya bisa juga menggunakan kopaja, tapi kalau naik kereta ongkos jauh lebih murah. di saat  berjalan aku selalu melewati pinggiran sungai gambir di depan kantor bank indonesia.
Ketika hendak menyebrang karena aku harus menunggu mobil berhenti maka aku selalu menampakan mukaku ke arah sungai tersebut, disana aku melihat mukaku yang rusak tak beraturan, aku merasa mukaku sangat jelek sekali.
Dari situ karena seringnya aku berkaca pada air di pinggiran sungai tersebut sehingga aku mendapat pelajaran, muka yang rusak saja jeleknya minta ampun pastinya akan ditakuti, apalagi hati yang rusak, pastinya orang orang di sekitar kita tidak akan mau mendekati diri kita, bahkan Allah pun akan membenci kita.  Semoga saja aku menjadi golongan orang yang tidak rusak hatinya.   
Dari peristiwa itu aku selalu mendawamkan do’a sebagai berikut :

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺍﺠﻌﻞ ﻟﻰ ﻧﻭﺮﺍﻓﻰ ﻘﻟﺑﻰ
ﻭﻧﻭﺮﺍﻔﻰ ﻗﺑﺮﻯ . ﻭﻨﻭﺭﺍﻔﻰ ﺴﻤﻌﻰ
ﻭﻧﻭﺭﺍﻔﻰ ﺑﺻﺭﻯ . ﻭﻧﻭﺭﻔﻰ ﺷﻌﺭﻯ
ﻮﻨﻮﺮﺍﻔﻰ ﺑﺷﺭﻯ . ﻭﻧﻭﺮﺍﻔﻰ ﻠﺤﻤﻰ
ﻭﻨﻭﺭﺍﻔﻰ ﺪﻤﻰ . ﻮﻧﻮﺭﺍﻔﻰﻋﻅﺎﻤﻰ
ﻭﻧﻮﺮﺍﻤﻦ ﺑﻴﻦ ﻴﺪﻱ . ﻭﻧﻭﺭﺍﻤﻥ ﺨﻟﻔﻰ
ﻭﻧﻭﺭﺍﻋﻦ ﻴﻤﻴﻧﻰ . ﻭﻧﻭﺭﺍﻋﻦ ﺷﻤﺎﻟﻰ
ﻭﻧﻭﺭﺍﻤﻥ ﻔﻭﻗﻰ . ﻭﻧﻭﺭﺍﻤﻥ ﺗﺤﺗﻰ
ﺍﻠﻠﻬﻡ ﺯﺪﻨﻰ ﻨﻭﺭﺍ . ﻮﺍﻋﻄﻧﻰ ﻨﻭﺮﺍ
ﻭﺍﺠﻌﻞ ﻟﻰ ﻨﻭﺭﺍ ﻭﺍﺠﻌﻟﻨﻰ ﻧﻮﺭﺍ

artinya :

Ya Allah jadikanlah cahaya di hatiku
Dan cahaya di kuburku, Dan cahaya di pendengaranku
Dan cahaya di penglihatanku, Dan cahaya di rambutku
Dan cahaya di kemanusiaanku, Dan cahaya di dagingku
Dan cahaya di darahku, Dan cahaya di tulangku
Dan cahaya di kedua tanganku, Dan cahaya di hadapanku
Dan cahaya di sebelah kananku, Dan cahaya di sebelah kiriku
Dan cahaya di atasku, Dan cahaya di bawahku
Ya Allah tambahkanlah padaku cahaya,
Anugerahkan padaku cahaya
Jadikanlah padaku cahaya, Jadikan aku cahaya

























╢35╟
Ya Allah, Berikan Untuknya Jodoh Yang Baik
       

Text Box: UNDANGAN PERNIKAHAN

MENIKAH :


RIRIN ASRI MELATI
(RIRIN)


dengan


AVIAN AR RAFI
(RAFI)


Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu alaikum Wr. Wb.

Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT, kami bermaksud menyelenggarakan resepsi pernikahan putra putri kami :

Yang Insya Allah akan dilaksanakan pada :
Sabtu, 2 februari 2008
pukul 10.00 – selesai
di Aula mesjid al- mubaroq
Kecamatan Lembang, Bandung

Merupakan kebahagiaan dan kehormatan bagi kami, apabila Bapak / Ibu / Saudara / I berkenan hadir untuk memberikan do’a restu kepada putra putri kami.
semoga kita semua senantiasa berada dalam perlindungan dan ridhoNya.


Wassalamu Alaikum Wr. Wb. 











































Surat undangan tersebut aku terima dari adikku, adikku berkata saudara ririn lah yang mengantar surat undangan itu.
Aku lihat dan lalu membacanya ternyata ririn akan menikah dengan lelaki bernama Rafi, wah hebat setahun kita bercerai ternyata ririn sudah mendapatkan lagi pasangan hidupnya, berbeda dengan aku yang sampai sekarang masih terus menjomblo karena terlalu dibayang bayangi oleh perasaan masa lalu.
Nama rafi mengingatkan aku kepada temanku sewaktu aku masih di pesantren, “tapi masa iyah sih rafi yang ditulis di surat undangan adalah rafi yang sama dengan rafi temanku sewaktu di pesantren, ah tidak mungkin lagi pula memang di dunia ini nama rafi cuma satu pastinya ada ratusan, wong nama irvan aja aku lihat di buku telefon ada ratusan belum yang tidak tercantum, lagi pula kalau iyah bagaimana juga ceritanya mereka bisa bertemu?, ah masa bodo yang penting lelaki yang akan menjadi pendamping ririn bisa menjadi suami yang baik, suami yang bisa membimbing istrinya dan khususnya dia mau merawat anakku seperti anaknya sendiri.” pikirku.
Sebenarnya aku malas menghadiri pernikahan mereka karena berbagai alasan, diantaranya : aku belum bisa melepaskan bayang bayang ririn dari kehidupanku intinya aku masih belum bisa untuk melupakannya karena aku masih menyayanginya dan pastinya aku akan merasa sangat cemburu melihat ririn bersanding dengan lelaki lain di atas pelaminan, lalu kondisi daerah sekitar di rumah ririn yang penduduknya pada mengenalku, aku takut dan malu karena pastinya kehadiranku menjadi pembicaraan bagi warga sekitar.
Tapi di sana aku punya seorang anak, seorang anak perempuan yang hampir setahun aku tidak bertemu dengannya, aku pikir ini adalah kesempatan untukku bertemu dengan buah hatiku yang amat aku rindukan. Aku merasa sangat penasaran seperti apa sekarang rupanya dia?, apa yang sudah bisa dia lakukan?, apa anakku akan mengenalku sebagai ayahnya?. Semua jawaban itu akan terjawab bilamana aku mau hadir di pernikahan ririn nanti.
2 minggu kemudian setelah aku membaca surat undangan tersebut.
Sengaja aku hendak menghadiri pernikahan ririn malam hari, karena kalau siang aku malu terexpose oleh warga sekitar, pastinya ada perasaan serba salah, kalau tidak menyapa takut disangka sombong, disapa pastinya pembicaraan akan menjadi ngaco, ngebahas masa lalu lah, ngebahas apa yang terjadi sekarang lah, ah pokoknya aku belum siap bersilaturahmi dengan para penduduk kampung meskipun saat itu aku telah meninggalkan semua kebiasaan burukku tetap saja mereka pastinya mengingat aku tentang aibku.
Toh kalau di kampung pernikahan itu tidak seperti di kota kebanyakan ada jadwalnya, di sana yang penting undangannya pada hari itu maka si pengantin akan menunggu tamu seharian dari pagi sampai malam.
Aku berangkat dengan ditemani oleh adikku mengendarai mobil milik ayahku, sengaja sore harinya berangkat karena aku mau mampir dulu ke mall BIP (Bandung Indah Plaza) untuk membeli hadiah buat anakku, sampai di mall setadinya aku mau membelikan untuk anakku berupa mainan dan makanan namun aku urungkan, karena aku lebih memilih menghadiahkan anakku dengan al –Qur’an digital dengan harapan semoga ririn sebagai ibunya mau mengenalkan bacaan bacaan al – Qur’an kepada anakku dari sewaktu masih kecil.
Tak terasa sampai juga aku ke wilayah tempat resepsi pernikahan ririn.
“Jadi di sini tempatnya?” pikirku.
“kak, nanti sewaktu pulang, kakak jangan jadi seperti orang stress loh karena aku ngga bisa nyetir, masa kita mau nginep di sini” sindir adikku.
“tenang aja.”
Turun dari mobil, yang pertama kali menyambutku adalah sepupu ririn yang bernama iwan, maklum karena sudah lebih dari setahun kita tidak bertemu akhirnya kita ngobrol dulu sejenak, sampai akhirnya iwan berkata seperti ini.
“irvan, kamu pasti kenal siapa yang menjadi suami ririn.”
“oh iya, memangnya siapa?” tanyaku.
“mending kamu lihat sendiri” ucap iwan
Begitu aku melangkahkan kakiku ke ruangan pengantin dari kejauhan aku perhatikan “iyah, perasaan aku kenal dengan lelaki yang menjadi pasangan ririn”, aku menghentikan langkahku “itu kan rafi, jadi nama rafi yang ada di dalam surat undangan adalah temanku sewaktu kita bersama sama di pesantren, kok bisa ???” seribu tanda tanya muncul di atas kepalaku.
“kak irvan, mungkin kakak sudah kenal dengan rafi” ucap ririn.
“yah pastinya, bagaimana ceritanya kalian bisa bersama ? ah maaf sepertinya tidak sopan membahas masalah kalian di hari pernikahan kalian, namun begitu selamat menempuh hidup baru” ucapku.
“terima kasih” jawab mereka
Aku merasa kaget melihat ririn bersanding dengan temanku, namun aku merasa lebih kaget lagi ketika ibunya ririn menggendong chaca, anakku.
Yah anakku, “Ya Allah sudah sebesar ini dirimu nak”, dengan ditutupi tutup kepala dan berpakaian sangat rapih anakku sangat lucu dan cantik sekali, sepertinya dia terlihat baru bangun tidur.
“Ah anakku, boleh saya menggendongnya ibu?” aku serasa memohon untuk memeluk anakku.
“silahkan”
Setelah hampir setahun aku tidak bertemu dengan anakku dan untuk pertama kalinya dalam hidupku aku bisa memeluk erat anakku, mencium dengan penuh rasa kasih sayang pada keningnya, dan selalu membisiki dengan bisikan “aku sayang kamu nak, aku sayang kamu nak, maafkan ayahmu ini”
Tapi namanya juga anak kecil dia tidak paham kalau aku ini adalah ayahnya, ayah kandungnya sehingga dia merasa asing dan berontak ingin turun dari pangkuanku namun begitu aku maklum, dia lalu berlari ke arah pengantin dan meminta digendong oleh rafi, ayah tirinya.
Dari gelagat anakku seperti dia mengenal betul siapa rafi berarti ririn dan rafi sudah lama berhubungan, namun dari kapan? itu yang aku tidak tahu.      
 Perasaanku merasa cemburu aku melihat ririn bersanding dengan rafi di pelaminan namun aku merasa lebih sangat cemburu ketika anakku lebih memilih untuk dipeluk oleh ayah tirinya ketimbang aku yang jelas jelas adalah ayah kandungnya.
Namun begitu aku berusaha tetap sabar dan maklum “namanya juga anak kecil, aku yakin suatu saat nanti dia pasti mengetahui semuanya, aku hanya harus bersabar untuk mendapatkan cinta kasih dari anakku”
Yah mungkin aku tidak bisa mendapatkan lagi cinta dari seorang wanita yang aku sangat cintai yaitu ririn namun begitu aku masih punya harapan untuk mendapatkan cinta dari anakku, Kaysa Zahra Khoerunissa Na’im.
Aku duduk di kursi tamu undangan ditemani oleh iwan, dia menjelaskan kenapa rafi bisa bersanding dengan ririn.
 Ternyata pada intinya setahun yang lalu tepatnya ketika aku baru bercerai, kebetulan saat itu rafi dan temannya yang berjumlah 4 orang hendak melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) tugas dari kampusnya yaitu menjadi guru bantu di pedesaan atau perkampungan, karena rafi pernah mengunjungi kampung asri ini tepatnya pada waktu aku dan arif sedang melaksanakan masa bhakti, maka rafi berniat memilih kampung asri sebagai tempat prakteknya, dihubungilah arif untuk supaya dikenalkan secara akrab kepada sesepuh kampung asri, karena arif dan rafi satu kampus namun berbeda fakultas, bahkan pada saat itu arif yang langsung mengantar rafi dan teman temanya, pada saat itulah rafi berkenalan dengan ririn dan anakku, apalagi rafi menjadi guru bantu selama 3 bulan jadinya setiap hari mereka dapat bertemu, pada saat pertemuan itu mungkin benih benih cinta diantara mereka muncul yang pada akhirnya mereka menikah.
Aku melihat keduanya duduk di pelaminan, aku berpikir: yah disisi lain aku bersyukur yang menjadi suami ririn adalah temanku sendiri, apalagi aku mengenal baik dengan rafi bagaimana tidak, karena aku dan rafi bersama sama menjadi teman selama 6 tahun walaupun kita akhirnya tidak pernah bertemu lagi semenjak perpisahan santri tepatnya pada tahun 2002 berarti hampir 6 tahun, yah semoga sifat baiknya sewaktu di pesantren tidak berubah sampai sekarang.
Rafi memang salah satu santri terbaik pada angkatan kami selain pintar dia termasuk santri yang jarang dihukum, kiai dekat sekali dengan rafi padahal jarang sekali ada seorang santri yang bisa mendekati kiai kecuali santri tersebut  istimewa di mata kiai, makanya dia dijadikan ro’is (pemimpin) pada angkatan kami.
Hidup bagaikan panggung sandiwara, ada skenario yang mengatur gerakan kita sehingga kita menemukan sesuatu kebetulan yang tak disangka sangka.
Aku mengkategorikan rasa sayang menjadi 2 bagian :
1.                         rasa sayang dan memiliki, hal ini bagus berarti diantara keduanya bisa melampiaskan perasaan masing masing.
2.                         rasa sayang tapi tidak memiliki, dan inilah yang terjadi padaku saat ini, aku masih menyayangi mantan istriku tapi aku tidak bisa memiliki dengan kata lain aku bertepuk sebelah tangan.
Lalu rasa sayang tapi tidak memiliki ini aku kategorikan lagi menjadi 2 bagian :
1.       mengikhlaskan ; ini bagus dan aku pun saat ini sangat mengikhlaskan mantan istriku bersanding dengan lelaki lain.
2.       tidak mengikhlaskan ; ini yang repot karena tidak sedikit memang informasi yang kita dengar dari media cetak atau elektronik “gara gara putus cinta lalu gantung diri” wah jangan sampai deh aku sampai seperti itu.
Aku ikhlas melihat mereka bersanding walaupun sedikit rada nyelekit ibarat hati sedang dicubit, namun  semakin lama aku memperhatikan mereka hatiku jadi engga karuan.
“wah ternyata perasaan tidak pernah bisa menipu, aku harus segera pulang.” pikirku.
“mau ke mana buru buru?” tanya iwan
aku hanya bisa menjawab dengan senyuman dan berkata :
“sampai jumpa di suatu saat nanti” jawabku.
Iwan rasanya paham melihat tingkahku, namun begitu dia juga berpesan kepadaku.
“jangan kamu pernah untuk melupakan kampung ini dan seluruh warganya, sampai kapanpun kita tetap menunggu supaya kamu mau bertamu ke kampung ini.”
Aku hanya bisa MengInsya Allahkan pernyataan iwan.
Aku pamit pulang kepada kedua pengantin, keluarga ririn dan kepada anakku sembari mencium keningnya dan memberikan hadiah yang sudah aku belikan.
 Mereka pun memberikan pesan kepadaku yang hampir sama dengan yang dipesankan oleh iwan.

Begitu aku tiba di rumah aku sengaja meng sms ririn dengan tulisan :
Selamat menempuh hidup baru untuk kalian berdua.
untuk ririn : saya adalah seorang pendosa namun begitu saya berharap kamu mau menghargai pesan dari saya, karena saya berharap kamu menjadi istri yang baik, istri yang sholeh, istri yang taat kepada suami, terlebih saya tau siapa suamimu. saya sangat menyayangi kamu namun bukan berarti saya ingin memiliki kamu kembali justru karena saya percaya kamu bisa menjadi istri yang islami dengan diperistri oleh suamimu saat ini.
untuk rafi : saya titipkan kedua wanita yang amat sangat saya sayangi, saya percaya kamu bisa membimbing keduanya menjadi wanita yang baik baik, saya merasa ririn tidak salah menjadikan kamu seorang suami untuknya dan menjadikan kamu seorang ayah untuk anakku, karena saya yakin kamu bisa menjadi pemimpin dan imam yang bertanggung jawab.
Sekali lagi selamat untuk kalian, saya mendoakan semoga kalian menjadi pasangan yang diridhoi oleh Allah SWT sehingga terbina keluarga yang sakinah, wahdah dan rohmah.   


      



























╢36╟
Dia Memanggilku Ayah

Saat itu tepatnya 5 hari menjelang idul fitri 1429H.
Suara HPku berbunyi, aku lihat, ternyata yang telefon dari HP nya ririn.
“Assalamu alaikum” jawabku.
“Wa’alaikum sallam, apa kabar kak irvan?” ririn bertanya
Oh suara ririn, sebenarnya aku sangat rindu sekali mendengar suara ini.
“Baik Alhamdulillah, ada apa?” tanyaku.
“Kak irvan ada yang mau bicara”
“siapa?” tanyaku.
“A....ayah mo...on ma..f lahil bathin.” suara anakku.
“chaca kamu panggil aku ayah” ah, haru rasanya hatiku ketika untuk pertama kalinya aku dipanggil ayah oleh anakku. Seandainya saja anakku ada di hadapanku pastinya akan aku peluk erat erat, sehingga pelukanku menusuk sampai lubuk hatiku yang paling dalam.
“tidak sayang, kamu tidak punya salah apa apa, justru ayah yang semestinya meminta maaf kepadamu” ucapku.
“kak irvan, itu tadi suara chaca” ucap ririn.
“iya, terima kasih rin, terima kasih kamu sudah mau mengenalkan chaca kepada ayah yang sebenarnya dari ketika dia masih kecil.” ucapku.
“tunggu dulu chaca masih mau ngomong” ucap ririn.
“a..yah, cha lom beli baju lebalan” anakku berucap.
“ha...ha...” geli bercampur sedih aku mendengar anakku berbicara.
“i..ya sayang nanti ayah beliin kamu baju lebaran” ucapku.
“Dasar kamu ririn baru saja aku larut di tengah haruku, kamu malah menyogok chaca untuk supaya dibeliin baju, awas kamu kalau anakku diajarkan matre sama kayak ibunya.” candaku sembari terharu.
Pada saat itu aku yakin anakku tidak mengerti kepada siapa dia berbicara,meskipun begitu aku sangat senang, walaupun sebentar mendengar suaranya tapi aku percaya suatu saat nanti chaca anakku akan mengerti segalanya, akan mengerti bahwa ayahnya sangat menyayanginya. terima kasih aku ucapkan kepada ririn dan rafi, karena kalian tetap menjaga silaturahmi antara ayah dan anak.

                                                            ╢37╟
Mimpi Indah dan Mimpi Burukku

Aku tidak pernah melihat anakku bagaimana rupanya kalau dia tertidur, bagaimana rupanya kalau dia menangis, bagaimana kalau dia tertawa, bagaimana lucunya dia, bagaimana gemesnya dia, bagaimana kalau dia berjalan, makan, minum, mandi, bahkan aku tidak pernah melihat anakku ketika dia memanggil ayah di hadapanku dan lain lain yang berhubungan dengan anak.
Aku yakin bagi seorang ayah yang sangat mencintai anaknya apabila dirinya tidak bisa melakukan tugas seorang ayah sama seperti aku pastinya akan menjadi salah satu penderitaan dalam hidupnya.
Aku selalu memanjatkan do’a untuk melihat semua itu terjadi, entah pada suatu saat nanti atau hanya dalam mimpi.
Alhamdulillah, Allah mengabulkan do’aku, karena aku sering sekali bermimpi ada seorang bayi sedang tidur dipangkuanku, aku tidak tau itu bayi siapa karena aku tidak pernah tau bagaimana rupa bayiku ketika dia tertidur, namun meskipun begitu dalam mimpi tersebut aku memeluk, serta mengusap pipinya yang lembut seraya berkata: anakku, anakku. Dalam mimpi tersebut si bayi tersenyum, sangat lucu sekali.
Pernah juga aku bermimpi memegang tangan seorang anak yang sedang berjalan di sebuah taman. Senda gurau, tertawa, kami berdua pada saat itu. Entahlah apakah hal itu akan terjadi antara aku dan anakku pada suatu saat nanti. Wallahu a’lam.
Ketika dalam tidurku aku bermimpi dengan seorang anak maka itu adalah mimpi paling indah buatku walaupun tidak pada kejadian yang sebenarnya, tapi aku sangat bersyukur, sehingga ketika aku terbangun dari tidurku perasaan sangat sangat tulus aku ucapkan “Alhamdulillah”.
Anakku, ayah yakin suatu saat nanti ayah pasti bisa memelukmu dalam keadaan sebenarnya.
Ayah yakin suatu saat nanti kamu akan memanggilku ayah dihadapanku.
Ayah yakin suatu saat nanti kita bisa tertawa, bahagia, senda gurau, bercanda, dll.
Ayah yakin suatu saat nanti ayah bisa membacakan dongeng “si kabayan saba kota dan nyi iteung” atau cerita lucu lainnya sehingga ketika kamu tertidur kamu dapat tertidur dalam senyuman.
Ayah yakin suatu saat nanti bisa melihatmu sekolah dan  bermain.
Ayah yakin bahwa sanya ayah bisa menjadi ayah terbaik.
Do’akan saja ayahmu nak, do’akan saja semoga ayahmu ini selalu berada di jalan yang benar, jalan yang diridho’i Allah, dan juga selalu mendapatkan rejeki yang halal.
Sedangkan suatu mimpi buruk bagiku kalau aku sudah bermimpi tentang mantan istriku, tidak jarang dalam mimpiku, aku bercinta, senang senang, tertawa bahagia seolah olah tak pernah ada amarah di antara kita.
“Astaga kenapa Tuhan menjaili aku yah ?”, padahal dalam keadaan sadar aku benar benar sudah sangat mengikhlaskan dirinya untuk diperistri dengan orang lain tapi akibat dari mimpi itu, aku jadi susah menghilangkan rasa nyelekit di hati, butuh berhari hari untuk supaya aku benar benar bisa melupakan kejadian yang  pernah aku impikan.






















 ╢38╟
Akhir Dari Cerita

Pelajaran yang aku terima dari setiap kejadian dan dari setiap pengalaman selama 6 tahun belakangan ini, adalah :

Kehidupan,
Terkadang kita harus mengalami kehidupan yang pahit dulu untuk mengetahui kehidupan yang manis.
Terkadang kita harus mengalami kesengsaraan dahulu untuk mengetahui kehidupan yang lapang.
Bahkan kita harus mengalami cobaan, panderitaan, ketakutan untuk mengerti arti kesenangan yang sebenarnya.

Konsekuensi kemaksiatan adalah penderitaan, kesedihan, kesendirian, kesusahan namun begitu beruntunglah bagi orang yang mau bertaubat karena ibadah yang tulus, khusyu dan istiqomah akan selalu dipanjatkannya demi pengharapan ampunan dosa dosa yang lalu, dan kehati hatian untuk menapak masa depan, serta memberi pelajaran yang berarti untuk orang orang sekitar terutama kepada anak serta cucu ku nantinya.

Kehilangan harta, tahta bagiku tidak seberapa sakitnya ketimbang kehilangan kasih sayang dari orang orang di sekitar kita bahkan dari orang orang yang kita cintai.
Kehidupan terkadang kita harus merasakan lebih dulu kehilangan untuk mengerti arti rasa sayang yang sebenarnya.

Dibalik suka “yang berlebihan”, pastinya terdapat duka
Perasaan suka terhadap apa yang aku lakukan, aku kerjakan, aku impikan maka kerjakan saja selama tidak melanggar dari norma yang berlaku, tapinya tidak berlebihan, karena perasaan suka yang berlebihan ujung ujung nya terlena jadinya kebablasan, maka dukalah yang menjadi akhir dari kehidupan.

Dibalik duka “yang tersadar”, ada suka
Terdapat rahasia di balik dosa, setelah aku mengalami pertaubatan tentunya.

 Aku tidak boleh menyerah, tidak boleh putus asa, tidak boleh pesimis dalam menghadapi kehidupan, karena aku yakin bila kehidupan ini dijalani dengan penuh kesadaran dan kemantapan terhadap segalanya maka masa depan akan menjadi cerah, akan menjadi peruntungan.
Semua musibah, semua penderitaan, semua kesedihan jadikanlah bagian  dari masa lalu dan lupakan namun begitu jadikan juga pelajaran sehingga aku tidak terjerumus kembali pada musibah, penderitaan dan kesedihan yang pernah aku alami
Toh hidup hanya sementara betapa sialnya aku bila tak mau memanfaatkan waktu yang hanya sementara ini.

Setiap kejadian jangan selalu dijadikan sebagai penghalang, tidak berarti setelah hujan maka akan terjadi badai, tapi percayalah setelah hujan maka munculah pelangi.
Pada awalnya aku minder karena tidak mendapatkan gelar dari kampusku, tapi setelah aku banyakj belajar serta mencari pengetahuan, toh banyak juga orang orang yang tanpa gelar bisa menjadi orang yang kelewat sukses, bahkan dirinya bisa menghidupi orang orang yang bergelar.
Benar adanya seperti yang disebutkan oleh salah satu iklan product rokok :
“Dari pada engga dapet dapet kerja
Mending engga dapet dapet kerja “

Dan pelajaran pelajaran hidup lainnya yang aku telah tulis pada bab bab sebelumnya.
Aku yakin pelajaran tentang semua pengalaman ini tak akan pernah aku temui di lembaga pendidikan manapun di dunia ini, pantas saja peribahasa mengatakan “sebaik baik guru adalah pengalaman”

 ﺭﺑﻧﺎﺍﺘﻧﺎﻔﻰﺍﻟﺪﻧﻴﺎﺤﺴﻨﺔﻭﻔﻰﺍﻻﺧﺮﺓﺤﺴﻨﺔ
ﻭﻘﻧﺎﻋﺫﺍﺏﺍﻟﻨﺎﺭ
“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”


╢39╟
Penutup

Pembaca,
Tanpa maksud ingin menggurui, namun sekedar hanya ingin berbagi pengalaman, saya menulis semua ini sebagai bentuk gambaran hidup yang terkadang kita hadapi, masalahnya apa kita sanggup untuk melewati tantangan tersebut.
Allah pasti akan memberikan cobaan kepada setiap orang yang beriman. Firman Allah SWT   dalam surat al – Ankabut  ayat 2 dan 3:
“apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan berkata, “kami telah beriman” sedangkan mereka tidak diuji.”
“Dan sungguh Kami telah menguji orang orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui oang orang yang benar dan sungguh Dia mengetahui orang orang yang dusta.”
Bilamana kita sanggup , maka insya Allah hidayah serta karunia tak henti hentinya mengalir untuk kita, sebaliknya bilamana kita tak kuasa menerimanya maka bencana, kesedihan serta kesengsaraanlah yang akan menerpa kita.

Pembaca,
Janganlah selalu mengabaikan sesuatu yang kecil karena apabila kita terlalu larut dengan yang kecil tersebut , maka tidaklah mustahil nantinya terbiasa sehingga berdampak pada sesuatu abaian yang sangat besar.
Dalam kasus saya pribadi hanya gara gara tidak bisa mengontrol diri dalam pergaulan yang buruk, sehingga berdampak pada kelalaian bahkan maksiat yang lain, sehingga pada akhirnya kesengsaraan, penyesalan serta kesedihanlah yang saya terima.
Syahdan ada sebuah cerita :
alkisah ada seorang alim terjebak oleh rayuan syetan, syetan tersebut menyodorkan 3 pilihan maksiat.
1.      Meminum khomer (miras)
2.      Membunuh bayi
3.      Memperkosa wanita cantik
Seorang alim tersebut akhirnya memilih untuk meminum khomer, karena dia pikir kalau dia membunuh bayi maka akan menghilangkan nyawa manusia dan dia berpikir perbuatan tersebut dosa besar, begitupun dia berpikir kalau untuk memperkosa maka perbuatan tersebut adalah zinah dan itupun termasuk dosa besar, tapi kalau untuk minum khomer walaupun berdosa tapi tidak akan merugikan siapapun pikirnya, sehingga dia merasa hanya dia yang tau bahwa dirinya meminum khomer, tak terasa setelah menenggak khomer segelas demi segelas akhirnya seorang alim tersebut tak sadarkan diri sehingga dalam keadaan tidak sadar dia membunuh seorang bayi lalu memperkosa wanita cantik itu, pada akhirnya setan merasa senang dengan jebakan yang dia berikan dia seakan akan memenangi pertarungan,  sehingga seorang alim tersebut dicabut nyawanya dan mati dalam keadaan su’ul khotimah.

Pembaca,
Pilih pilihlah kalian dalam menghadapi suatu lingkungan karena lingkungan sekitar adalah dampak terbesar seseorang dapat berubah, syukur syukur menjadi lebih baik namun apabila sebaliknya maka bersiaplah untuk celaka.
Tidak perduli latar belakang seseorang tersebut apakah dari keluarga yang baik baik, bahkan seseorang yang pernah mendalami agama sekalipun bisa terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Adalah ust. jefri al- buchori, kita mengenalnya sebagai da’i kondang nan gaul, saya pernah membaca biografinya, singkat cerita :
Beliau ini adalah seorang santri yang sangat pintar mengaji, bahkan keluarganya berasal dari keluarga yang kental dengan pengetahuan agama, pada akhirnya dia keluar dari lingkungan pesantren namun pada saat itulah Allah memberikan ujian kepada dirinya, hanya karena faktor lingkungan dia terlarut oleh harta, ketenaran rasa angkuh bahkan menjadi peminum minuman keras juga pemakai narkoba, bertahun tahun dia menjadi pemakai narkoba yang sudah sedemikian parah pada akhirnya dia dikucilkan oleh orang orang di sekitarnya sehingga habislah harta yang ia selalu banggakan tak ada lagi tawaran bisnis sehingga pada akhirnya ketenaran tersebut hilang perasaan angkuh tak ada artinya lagi. Namun begitu Alhamdulillah pada akhirnya Allah memberikan hidayah kepadanya sehingga dia tersadar kembali kepada salah satu umat pencari ridho Allah SWT.

Pembaca,
Di setiap kejadian, musibah, cobaan, penderitaan, bahkan yang terpahit sekalipun yang kita rasakan pasti ada pesan tersembunyi, sehingga pintar pintarlah kita untuk mencarinya.
Seorang Yusuf Mansyur mungkin dia tidak akan pernah menjadi Ust. H. Yusuf Mansyur yang terkenal ke seluruh pelosok negeri  seperti sekarang ini apabila pada masa lalunya dia tidak pernah merasakan pahitnya hidup di penjara.
Dostoyevsky dan Leo Tolstoy, keduanya tidak akan pernah menjadi penulis dan memoar yang terkenal dan abadi apabila pada masa lalunya tak pernah mengalami kehidupan yang pahit.
Fatwa fatwa Ibnu Taimiyah ditulis saat dia berada dalam penjara.
Para ahli hadits mengumpulkan ratusan ribu hadits saat mereka berada dalam keadaan miskin dan terasing.
Thaha Husein menulis memoar dan buku bukunya justru dalam keadaan dirinya buta.
Bill gates menjadi seorang terkaya di dunia padahal pada masa lalunya dia di D.O (Drop Out) oleh kampus tempat dirinya kuliah.

Pembaca,
al- Mutannabiy mengatakan :
“Zaman telah menghujaniku dengan bencana
hingga akhirnya hatiku tertutup dengan anak panah
maka setiap kali aku kena anak panah
hancurlah pedang demi pedang
hiduplah aku, dan aku tidak lagi perduli dengan semua musibah
sebab aku tidak lagi mengambil apapun dari minatku”

Seorang Doktor dari negara inggris mengatakan : “Kebiasaan melihat sisi baik dari semua peristiwa jauh lebih berharga dari pada mendapatkan penghasilan 1 juta poundsterling dalam setahun.”

“Dan tidaklah mereka (orang orang munafik) itu memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak juga bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran.” QS. at – Taubah : 127.

Pembaca,
Apapun perbuatan buruk yang kita lakukan  hanyalah akan mengantarkan kita kepada kenestapaan, dan apapun kejahatan yang kita kerjakan hanyalah akan membawa penyesalan yang akan kita ratapi sepanjang hidup.
Maka sebelum semuanya terlambat, sebelum malaikat pencabut nyawa mencabut ruh dari jasad kita, sebelum malaikat maut meniupkan terompet sasangkala sehingga tertutuplah pintu taubat maka berubahlah, ubahlah perbuatan buruk menjadi perbuatan baik, ubahlah kejahatan menjadi kebaikan dengan diiringi taqwa, syukur, keimanan dan ibadah di setiap harinya, dan di setiap waktunya.

Pembaca,
Terhadap kejadian suka atau duka, terhadap kejadian senang atau susah, terima saja semua kejadian tersebut dengan ikhlas dan lapang, niscaya semuanya akan berujung manis.

Pembaca,
Terdapat rahasia di balik dosa, dikatakan oleh para ahli ilmu, dosa itu ibarat label (pengenal) bagi seseorang hamba, ada banyak rahasia di balik dosa setelah pertaubatan tentunya.
Diantaranya dapat menghilangkan ujub, mendorong banyak beristighfar, bertaubat, berserah diri dan pasrah menerima qodho dan qodhar.
Termasuk rahasia di balik dosa adalah dapat semakin meyakinkan makna dan kebenaran sifat sifat mulia Allah.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami, Engkau lah penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”  QS. al Baqoroh : 286

“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia sia, maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan dia, dan tidak ada bagi orang orang yang zhalim seorang penolong pun.”
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu):”Berimanlah kamu kepada Tuhanmu.” maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa dosa kami dan hapuskanlah dari kesalahan kesalahan kami dan wafatkanlah kami beserta orang orang yang berbakti.”
“Ya Tuhan kami, berikanlah kami apa yang Engkau telah janjikan kepada kami dan perantaraan Rasul Rasul Engkau, dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” QS. Ali Imron : 191, 192, 193 dan 194.  

Pembaca,
Sayangilah kedua orang tuamu, hargailah kedua orang tuamu dan mintalah keikhlasan do’a untuk kebaikan kita dari keduanya.
Sayangilah mereka karena sampai kapanpun mereka tidak akan melepaskan rasa kasih sayang nya terhadap anak anaknya, mereka marah bukan berarti mereka benci, namun memberikan yang terbaik untuk anaknya, mereka menegur bukan berarti mereka melarang namun justru mereka memberikan perhatian yang sangat besar.
Hargailah mereka, karena mereka tak henti hentinya menghargai anaknya, selalu memberikan apa yang anak mau tanpa berpikir pamrih dari anaknya, tak henti hentinya mereka mereka selalu memberikan nasehat yang baik padahal nasehat yang baik itu sangat mahal sekali harganya.
Mintalah mereka untuk mendo’akan kita agar selalu dalam penghidupan yang benar, memperoleh rejeki yang banyak, serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Pembaca,
Terutama terhadap ibu yang telah menderita akibat hamil dan proses persalinan sehingga kita bisa terlahir ke dunia ini, bahkan setelah melahirkan pun, begitu capenya dan letihnya seorang ibu merawat dan mengasuh kita namun semuanya itu tidaklah menjadi beban justru rasa kasih sayang dan suka cita selalu menyertainya.
Seorang ibu akan mencintai anak bayi tersebut melebihi cinta kepada dirinya sendiri.
Dan seorang ibu adalah guru terbaik perihal keikhlasan dan kesabaran, pantaslah jika Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya oleh sahabat mengenai siapakah yang paling layak mendapatkan perlakuan terbaik.
Dari Abu Hurairah R.A seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya : “siapakah orang yang paling berhak untuk mendapatkan perlakuan terbaik wahai Rasulullah ?” beliau menjawab: “ibumu”, “lalu ya Rasulullah ?”, beliau berkata : “ibumu”, “lalu ya Rasulullah ?”, beliau berkata : “ibumu”, “lalu ya Rasulullah ?”, beliau berkata, “lalu ayahmu”. (HR. Muslim, Ahmad.)

Pembaca,
Ada tiga kewajiban anak terhadap orang tuanya manakala mereka wafat.
1.      Bayarkan hutangnya jika ada.
2.      Menyambung tali silaturahmi kepada teman teman orang tuanya.
3.      Mendoakannya.
  
Pembaca,
 Allah berfirman dalam surat al – Ahqaaf ayat 15, 16, 17 dan 18.
“Dan Kami telah perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan kepayahan dan melahirkannya dengan kepayahan (pula). Dia mengandungnya sampai masa menyapihnya tiga puluh bulan, sehingga apabila anak itu mencapai dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, dia berkata: Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk supaya aku mensyukuri nikmat Mu yang Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat mengerjakan amal shaleh yang Engkau meridhoinya, dan berilah kebaikan kepadaku (juga) pada keturunanku, sesungguhnya aku taubat kepadaMu dan sesungguhnya aku termasuk orang orang yang berserah diri (muslim).”
“Mereka itulah orang orang yang kami terima sebaik baik apa yang mereka telah kerjakan dan kami ampuni kesalahan kesalahan mereka, termasuk penghuni penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” 
“Dan (adapun) orang yang berkata kepada ibu bapaknya : ah kamu berdua, apakah kamu menjanjikan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan (sesudah mati), sedang telah berlalu umat sebelum aku?, dan ibu bapaknya mohon pertolongan Allah (dengan berkata kepada anaknya ) kecelakaan bagimu, berimanlah, sesungguhnya janji Allah itu benar. Lalu (anak itu) berkata : ini hanyalah dongengan orang orang dahulu.”   
“Mereka itulah orang orang yang pasti hukuman atasnya (bersama) umat yang telah lalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang orang yang merugi.”

Pembaca,
Allah berfirman dalam surat al – Israa’ ayat 23 dan 24 :
“Dan Tuhanmu menetapkan bahwa janganlah kamu menyembah melainkan kepadaNya, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak. Jika sampai salah seorang mereka itu atau keduanya telah tua dalam pemeliharaanmu (berusia lanjut), maka janganlah engkau katakan kepada keduanya “ah”,dan janganlah engkau bentak keduanya, dan berkatalah kepada keduanya perkataan yang mulia.”
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih dan sayang, dan ucapkanlah: wahai Tuhanku, kasihanilah keduanya, sebagaimana mereka telah memeliharaku waktu kecil.”

Pembaca,
Do’akan lah kedua orang tua kita dengan do’a :
ﺍﻟﻟﻬﻡ ﺍﻏﻔﺭﻠﻰ ﺬ ﻨﻮﺑﻰ ﻭﻟﻭﺍﻟﺪﻱ    
ﻭﺍﺭﺤﻤﻬﻤﺎ ﻜﻤﺎ ﺭﺑﻴﺎ ﻨﻰ ﺻﻐﻴﺭﺍ    
ﺮﺐ ﺍﻏﻔﺭ ﻭﺍﺭﺤﻡ ﻭﺍﻧﺖ ﺧﻴﺮﺍﻟﺭﺤﻤﻴﻥ   
ﻭﻻﺤﻮﻞ ﻭﻻﻗﻭﺓ ﺍﻻﺑﺎﷲ ﺍﻟﻌﻠﻲ ﺍﻠﻌﻈﻴﻡ
Ya Allah ampunilah segala dosaku dan dosa kedua orang tuaku
Dan sayangilah mereka sebaimana mereka menyayangiku sewaktu aku kecil
Ya Dzat Yang Maha Pengampun lagi maha penyayang karena Engkau lah sebaik baiknya penyayang
Tiada daya dan kekuatan kecuali kepadaMu ya Allah Dzat Yang Maha Besar

Pembaca,
Sayangi anak, sayangi anak, sayangi anak
Karena anak adalah harta karun terbesar.
Ayomi anak, nasehati anak, beri si anak perhatian.
Karena anak adalah sesuatu yang tak akan pernah tergantikan.

Pembaca,
Saya mempunyai sepupu laki laki yang sudah berumah tangga, suami istri ini bisa dikatakan sangat mapan karena keduanya bekerja,
Si suami bekerja di perusahaan swasta yang dimiliki oleh perusahaan asing dan menempati jabatan yang cukup lumayan di kantornya, dan si istri bekerja di salah satu bank swasta.
Rumah, kendaraan, tiket untuk traveling ke dalam dan luar negeri, makanan import yang tak pernah kosong di lemari esnya, perabotan serba mahal, mereka sanggup membeli semua itu, perkawinan mereka tahun ini memasuki tahun yang ke 11, namun sayang Allah belum memberi kepercayaan kepada mereka untuk memiliki anak, si istri sudah sering melakukan konsultasi ke dokter dokter spesialis bahkan mengikuti program pengobatan alternatif segala agar dirinya bisa hamil, walaupun begitu saya salut kepada keduanya karena mereka tetap sabar, bahkan katanya mereka akan segera menunaikan ibadah haji berharap dapat berdo’a dengan tulus agar Allah mengabulkan permintaan mereka agar dapat kepercayaan untuk diberi momongan.
Setiap saya berkunjung ke rumahnya saya selalu memperhatikan si istri kalau dia melihat bayi kecil, pasti dia selalu mencium keningnya si bayi tersebut bahkan kalau menurut dia si bayi tersebut sangatlah lucu, dia memfoto si bayi, kasian sekali memang sepupuku ini terlebih karena dia selalu minder apabila ada yang bertanya anak sudah berapa sekarang? mengingat perkawinannya yang sudah bertahun tahun, yah pertanyaan itu kerap sekali hinggap di telinganya, tak pernah dia mendapatkan pertanyaan sudah punya mobil berapa sekarang?, atau sudah punya berapa rumah sekarang?.
Si istri pernah berucap “ seandainya saya diberi kepercayaan oleh Yang Maha Kuasa untuk dititipi anak, dan lalu pekerjaan saya dapat menggangu kewajiban saya sebagai ibu untuk anak saya, maka saya siap melepaskan pekerjaan saya demi mengurusi sang buah hati.”
Dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran betapa sangat berharganya seorang anak ketimbang harta di sekeliling kita, bahkan kalau perlu kita siap untuk kehilangan harta yang penting anak kita selamat, sehat dan tidak lepas dari perhatian kita sebagai orang tua.

Pembaca,
Saya pernah membaca buku yang berjudul “Kun Fayakun karangan Ust. Yusuf Mansyur.”, dalam buku tersebut hampir ½ nya menceritakan tentang anaknya, Subhanallah, berarti sangat sayang sekali ustadz ini kepada anaknya sehingga panjang sekali dia menulis untuk anaknya, dari buku tersebut saya mengambil kesimpulan tentang anak.
Ø  Anak adalah titipan dari Yang Maha Kuasa sehingga sering seringlah kita memohon bimbinganNya, semoga yang Dia titipi ini kita bisa mengurusnya dengan baik, menjadikan anak yang sholeh dan sholehah, adalah tanggung jawab orangtua membawa anaknya memperkenalkan kepada Tuhannya, mengajak untuk melihat kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Ø  Bersama dengan hadirnya anak maka akan selalu datang bersamaan dengan nikmat nikmat yang lain.
Ø  Anak dapat menjadi cermin bagi penghidupan kedua orang tuanya, bila orang tuanya berbuat yang tidak tidak entah sifatnya, atau bagaimana mendapatkan rejekinya atau karena ibadahnya maka semua itu tidaklah mustahil akan ditiru oleh anak anak kita.
Ø  Proses kelahiran seorang bayi bisa mengajarkan manusia akan perlunya kerendahan hatian dan kebersyukuran kepada sang pencipta.
Ø  Khususnya kepada seorang ibu maka akan terlatih kesabaran, karena kesabaran dapat memberikan ketenangan bagi seseorang yang akan melewati medan tersulit dalam kehidupannya.
Ø  Berhati hati terutama dalam hal pencarian rejeki yang halal dan yang baik, sehingga kebahagiaan tidak berubah menjadi petaka, karena bila rejeki yang dinafkahkan tersebut dari hasil yang tidak baik dan tidak halal bisa saja si anak akan dialiri darah haram, sehingga terkena penyakit, bukankah penyakit itu tidak selalu berdasarkan sebab kesalahan menurut medis saja?
Ø  Sering seringlah memandang wajah si anak dengan ketulusan hati karena dalam wajah tersebut ada cerminan buat orang tua untuk selalu mengingat ingat tentang siapa yang ada di balik semua nikmat, semua kebahagiaan, semua kesenangan, sehingga kita tidak akan pernah putus untuk berdo’a serta bergantung sepenuhnya kepada Sang Kholiq.
Ø  Memandang anak dengan seluruh kesempurnaannya, tangisan yang sempurna, matanya yang sempurna, kaki dan tangannya yang sempurna pokoknya semuanya sempurna dapat melambangkan kesempurnaan Sang Kholiq, dan karena anak kita sudah dilahirkan secara baik baik maka kita akan selalu berkhusnudzan (berbaik sangka) yang besar terhadap Allah SWT.
Ø  Seorang bayi dapat mengajarkan kita tentang kesabaran untuk meraih cita cita, lihat saja bayi yang belum bisa berpikir secara matang, dia akan selalu berusaha dan berusaha sekuat tenaga, jatuh bangun untuk bisa berdiri tegak, ketika sudah bisa berdiri dia akan mencoba melangkahkan kakinya dengan berjalan 1 atau 2 langkah lalu kembali jatuh terduduk, namun apakah bayi itu menyerah?, tidak, si bayi yang belum bisa berpikir tidak menyerah dengan keadaan, dia akan terus dan terus berusaha sehingga akhirnya dapat berjalan dengan baik tanpa terjatuh. Itu bayi yang belum bisa berpikir apalagi kita sebagai orang tua yang sudah bisa berpikir secara matang. Apakah kehidupan ini harus dihadapi dengan keputus asaan begitu saja ?
Ø  Pada saat bayi dilahirkan, selalu dalam keadaan menangis sedangkan orang orang di sekeliling akan tertawa bahagia, hal itu menjadikan pelajaran bagaimana perbuatan kita saat masih hidup sehingga ketika kita meninggal bisa dalam keadaan tersenyum sedangkan orang orang di sekeliling merasa sedih karena kepergian kita.

Pembaca,
Doakanlah anak kita semoga selalu berjalan di jalan yang lurus, di jalan yang benar di jalan yang kita ridho terhadap apa yang anak lakukan sehingga Allah pun meridhoinya, karena Ridho Allah itu ada pada ridho kedua orang tuanya dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tuanya.
Anak bagaikan bumerang, saya menyadari hal itu ketika saya sebagai anak hidup di lingkungan agamis, bukan main senangnya kedua orang tua karena mereka berharap anaknya bisa menjadi anak yang bener, sehingga tidak sedikit relasinya yang bertanya kepada kedua orang tua saya perihal saya, maka mereka menjawab dengan tersenyum “anak saya sedang mendalami agama di pondok pesantren.”
Namun ketika saya tersesat dikarenakan perbuatan saya sendiri, maka orang tua saya pun ikut menanggung beban karena kesalahan anaknya, rasa marah, dongkol, emosi yang berapi api bahkan merasa malu punya anak seperti saya, sehingga ketika relasinya mulai mengetahui sedikit banyak informasi tentang kenakalan saya, orang tua saya hanya bisa menutupi dan berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

“Ya Tuhanku,  berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. sesungguhnya Engkau maha pendengar do’a.“ QS. Ali Imron : 38
 “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang orang yang shaleh.” QS. as – Saffat : 100

Pembaca,
Tulisan berikut ini adalah rangkuman yang saya baca tentang “Nasehat Perkawinan” dari BP4 ( Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian perceraian), semoga dari rangkuman ini khususnya bagi saya pribadi sebagai penulis dan kalian sebagai pembaca dapat menjadikan pelajaran yang sangat berarti tentang menikah sehingga terwujud pernikahan yang kita inginkan yaitu pernikahan yang selalu diridhoi oleh Allah SWT.

“Islam dan Pembinaan Keluarga”
1.                           Pembinaan keluarga menurut ajaran Islam dimulai sejak memilih calon suami atau isteri.
2.                           Untuk dapat mewujudkan tujuan perkawinan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, calon suami / isteri perlu mempunyai persiapan dan kematangan mental emosionil yang memadai.
3.                           Melaksanakan perkawinan dengan syarat dan rukunnya menurut ajaran Islam dengan sempurna adalah sarana pembinaan keluarga bahagia.
4.                           Dalam pembinaan keluarga bahagia, masing masing suami dan isteri harus memenuhi hak dan kewajiban secara timbal balik, dan membina hubungan antar keluarga dan meningkatkan ilmu pengetahuan, kecerdasan dan lain lain.
5.                           Di samping berusaha dan beramal, suami dan isteri hendaknya selalu berdo’a kepada Allah SWT agar semua anggota keluarga menjadi bahagia.
6.                           Pendidikan yang baik dan berkelanjutan terutama pendidikan agama semenjak lahir sampai akhir hayat, sangat diperlukan untuk menjadi suami dan isteri yang baik.
7.                           Lingkungan rumah tangga yang baik dan sehat besar sekali pengaruhnya terhadap pembinaan keluarga bahagia.
8.                           Untuk membina keluarga bahagia, suami dan isteri harus bersifat sabar, tawakkal, qona’ah, jujur dan saling setia.

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Allah SWT menghendaki suatu rumah tangga yang baik (bahagia), diberikanNya kecenderungan mempelajari ilmu ilmu agama, yang muda muda menghormati yang tua tua, harmoni dalam kehidupan, hemat dan hidup sederhana, melihat (menyadari) cacat cacat mereka, dan kemudian melakukan taubat. Jika Allah SWT menghendaki sebaliknya, maka ditinggalkanNya mereka dalam keadaan kesesatan” (Riwayat Dailami dari Anas)
Setiap orang mencita citakan untuk membangun rumah tangga yang bahagia, harmonis, tenteram (sakinah). satu rumah tangga yang diliputi oleh iklim saling mencinta (mawaddah). dan mengasihi (rahmah), rumah tangga yang demikian bukan saja menciptakan suasana mesra di kalangan keluarga, tapi pula memancarkan kemesraan kepada orang lain, terutama kepada tetangga dan lingkungan.
Pada hadits di atas di terangkan oleh Rasulullah, bahwa jika Allah SWT hendak mengkaruniakan suatu rumah tangga yang bahagia kepada hambanya maka dianugerahkan 5 macam unsur yang merupakan ciri ciri rumah tangga yang beruntung.

1.      Kecenderungan mempelajari ilmu ilmu agama
Faktor ajaran agama (Islam) adalah unsur pokok yang paling pentingn dalam pembinaan rumah tangga yang bahagia itu. sebab ajaran agama memberikan petunjuk petunjuk antara yang baik dan yang buruk, antara yang pahit dan yang manis, yang akhirnya memberikan semacam pegangan dalam menghadapi kehidupan, bagaimana seharusnya sikap jiwa sewaktu mendapat nikmat dan ketika ditimpa musibah dan lain lain.
Pada hadits tersebut khusus disebutkan ilmu keagamaan yaitu belajar ilmu ilmu agama, ini tidak berarti bahwa ilmu ilmu dunia atau ilmu ilmu umum tidak perlu, hanya sekedar mentitik beratkan pengejaran ilmu harus diletakan pada ilmu ilmu agama.
Banyak pemimpin pemimpin rumah tangga yang mengutamakan ilmu duniawi saja, sehingga anak anak dan keluarganya mendapat pengajaran dan pendidikan umum yang cukup, sampai mencapai titel yang tinggi, namun kosong sama sekali dalam pengajaran dan pendidikan agama.
Anggota anggota keluarga tak mengenal huruf atau tulisan al –Qur’an, tidak hafal dengan bacaan sholat, tak ada hiasan hiasan tulisan Qur’an di rumahnya dan lain lain.
Tidak heran apabila rumah tangga yang demikian mendapat sedikit cobaan, mudah panik dan gelisah.
Adapun rumah tangga yang mementingkan ajaran ajaran agama, yang selalu mendekatkan diri kepada Tuhan di samping berusaha untuk mencapai kenikmatan hidup di dunia, maka dari dalamnya selalu memantul sinar kebahagiaan, ketenangan, kenikmatan rohaniah, walaupun berada dalam situasi kekurangan, kemiskinan dan ditimpa kesulitan.

2.      Akhlak dan kesopanan
 Unsur kedua dari rumah tangga yang bahagia itu adalah terciptanya hubungan yang harmonis antara sesama keluarga, antara suami dan isteri, antara anak anaknya, antara anak dan orang tuanya dan lain lain, yang tua tua mengasihi yang muda muda dan membimbingnya, yang kecil kecil hormat kepada yang tua tua dan besar.
Tentang sikap saling menghormati dan menyayangi, Rasulullah SAW bersabda : “tidaklah termasuk umat kami orang orang yang tidak menghormati orang orang yang besar (atasan) dan orang orang yang tidak menyayangi orang orang kecil (bawahan) dari kamu” (Riwayat Ahmad dan Bukhori)

3.      Harmoni dalam pergaulan
Dalam rumah tangga yang bahagia itu senantiasa tergalang pergaulan yang harmonis antara sesama anggota keluarga.
Tiap tiap anggota keluarga hidup rukun dan mesra, tidak saling mencurigai, salah menyalahkan dan lain lain.
Semuanya merasa satu, terjalin dalam ikatan yang harmonis.

4.      Hemat dan hidup sederhana
Sebagian besar sebab sebab kehancuran rumah tangga ialah berpangkal pada keroyalan hidup, tidak pandai berhemat, tidak memikirkan kebutuhan hidup untuk hari esok, tidak mau bersiap bahwa sesudah musim hujan maka akan tiba musim kemarau, sehingga timbulah satu keadaan, seperti yang ditulis dalam peribahasa “lebih besar pasak dari pada tiang”.
Ajaran Islam yang selalu memperingatkan untuk selalu hidup qona’ah (mencukupkan apa yang ada, atau mengatur dan menyesuaikan kehidupan dengan menyadari bayang bayang sendiri) adalah satu kunci yang penting untuk membina kebahagiaan rumah tangga itu.
5.      Menyadari cacat sendiri 
Banyak orang yang terlalu rajin melihat aib dan cacat orang lain, kerap kali mempermainkan telunjuknya terhadap orang lain, tapi jarang dihadapkan telunjuknya kepada dirinya sendiri, sesuai peribahasa “kutu di seberang lautan kelihatan, tapi gajah di bawah pelupuk mata sendiri tidak nampak”
Setiap rumah tangga mempunyai kelebihan kelebihan namun tentu ada pula kekurangan kekurangan dan kelemahannya, apabila setiap suami atau isteri menyadari sepenuhnya kenyataan kenyataan yang demikian maka dapatlah dihindarkan perasaan merasa bersih dan benar sendiri.
Apabila seseorang sudah menyadari yang demikian, maka dia akan berusaha melakukan mawasdiri, yang tentunya akan berusaha memperbaikinya yang dalam istilah agama termasuk dalam kategori taubat.

Pembaca,
Berdo’alah :
“Ya Allah jadikanlah aku, istriku dan anak anakku menjadi cahaya bagi kehidupan ini dan jadikanlah kami golongan orang orang yang bertaqwa.”    
  
Pembaca,
Shalatlah, shalat dan shalat !!!
“Wahai orang orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan Sabar dan Shalat.” QS. al – Baqoroh : 153.
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang orang yang beriman.” QS. an Nisa :103

Berkaca dari kehidupan para tokoh tokoh islam terkenal, pada umumnya mereka menjadikan 1 hal dalam kehidupannya yaitu sholat yang khusyu, pada saat mereka dihimpit dengan banyaknya persoalan hidup, menghadapi banyaknya cobaan, ketika manusia tidak lagi ada yang bisa membantu menyelesaikan masalah yang kita hadapi maka mereka meminta pertolongan kepada Allah yaitu dengan sholat.

Pembaca,
Bagi orang mukmin, selain karena sholat itu adalah perkara yang wajib dikerjakan (sholat fardhu yang 5 waktu), maka sholat pun dapat membantu kita mengobati penyakit batin, karena dengan mengerjakan sholat yang khusyu (sholat yang dikerjakan bukan karena alasan kewajiban semata sehingga akhirnya merasa terpaksa, tapi sholat yang dikerjakan dengan penuh rasa keikhlasan) akan terhindar dari perbuatan dosa dan mencegah perbuatan mungkar.
Firman Allah dalam surat al – Ankabut : 45 :
“sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan perbuatan) keji dan mungkar.”  
Lalu hubungannya dengan penyakit batin,
Perbuatan dosa dan perbuatan mungkar itu pasti selalu dirasakan nikmat namun setelah kita melakukan perbuatan tersebut secara terus menerus (tanpa adanya pertaubatan) maka ujung ujungnya kesedihan, kesengsaraan, kenestapaan dan bukankah hal itu semua merupakan penyakit batin, maka sholatlah dengan sholat yang khusyu, sholat yang benar benar kita merasakan berserah diri dengan sepenuh hati sehingga hal hal yang dapat menjadi penyakit batin dapat terhindarkan.
Pembaca,
Selain karena wajib dikerjakan, sholat merupakan do’a, merupakan perkara sehingga kita sebagai hambaNya menjadi ingat kepada Sang Pencipta, salah satu do’a yang selalu kita ucapkan pada waktu sholat adalah pada surat al- fatihah yang dari bacaan do’a itu kita berharap selalu berada di jalan yang lurus, jalan yang diridhoi oleh Nya.

Pembaca,
Ada suatu pengalaman yang hendak saya ceritakan,
Ketika saya melewati sebuah mesjid di daerah pondok indah, Subhanallah betapa terkagumnya saya dengan arsitektur mesjid tersebut, saya berusaha untuk mampir sekaligus menunggu tiba saat adzan ashar sehingga bisa melaksanakan sholat berjama’ah.
Waktu sholat pun tiba, namun ternyata yang saya perhatikan di sana tidak sedikit pula orang orang yang bermobil mewah dengan plat nomor yang rata rata tahunnya masih baru, orang orang tersebut hendak ikut melaksanakan sholat ashar berjamaah.
Pertama kali melihat, sempat terlintas su’udzon (berburuk sangka) kepada mereka, di dalam benak saya terlintas ucapan”ah paling paling mereka cuma mampir, besok besok juga ngilang, tidak lagi ikut sholat berjama’ah di mesjid.”
Keesokan harinya, karena mendadak saya menjadi betah dengan keadaan yang adem akhirnya saya kembali untuk mampir lagi ke mesjid pondok indah tersebut, namun ketika waktu sholat tiba sama seperti halnya dengan hari kemarin, orang orang bermobil mewah ikut turut serta untuk melaksanakan sholat berjamaah, dari tampangnya saya perhatikan tidak ada tampang sopir, rata rata mereka keluar dari mobilnya dengan berpakaian rapih bahkan dasi tidak terlepas dari lehernya, ada duduk yang dibelakang disopiri oleh sopirnya, ada juga yang membawa kendaraannya sendirian, menenteng telefon genggam yang harganya mampu dibeli oleh para bos bos, namun ketika waktu sholat tiba mereka bergegas untuk sementara melupakan masalah keduniawian.
Begitupun seterusnya saya perhatikan pada hari hari berikutnya.
Dari pengalaman itu saya mengambil pelajaran,
Orang yang tidak kekurangan dalam masalah materi bahkan lebih dari cukup, mereka sanggup untuk melaksanakan kewajibannya dengan mengerjakan sholat, beruntung sekali mereka sudah kaya di dunia mereka masih berharap untuk kaya di akhirat.
Sedangkan saya yang dalam masalah mencari rejeki aja kadang dapat kadang tidak, setengah mampus berjuang untuk mencari kebutuhan hidup, kok bisa bisanya melupakan kewajiban untuk melaksanakan sholat, sudah miskin di dunia malah berusaha untuk sengsara di akhirat, “yang sedikit saja saya belum bisa mensyukurinya bagaimana saya mau dikasih kepercayaan untuk diberikan yang banyak.”

Pembaca,
Begitu pula dengan Nabi Muhammad SAW, Beliau yang sudah disahkan 100 % pada hari kebangkitan nanti, jasadnya haram menyentuh panasnya api neraka, namun sebaliknya Beliau dengan tegas bakal masuk surga, pada saat hidupnya tidak pernah untuk melupakan ibadah sholatnya, justru dengan sholat itu Beliau memanjatkan rasa syukurNya, rasa syukur dari kehidupanNya di masa lalu, kehidupan hari ini, bahkan kehidupanNya kelak di akhirat.

Pembaca,
Bukan hanya untuk kalian perintah sholat itu diwajibkan, akan tetapi ajakan untuk keluarga mendirikan sholat pun diwajibkan, Firman Allah :
“dan, perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat, dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.”  QS. Thaha : 132

Pembaca,
Ternyata ilmu medis pun menyatakan sholat itu sebagai refkesi urat urat serta tulang dalam tubuh kita, beradunya kepala pada tempat sujud, beradunya lutut pada lantai, pada saat ruku’ dan lain lain, entahlah secara detil dalam ilmu medis istilah dan bahasa apa yang mereka pergunakan, namun intinya sholat pun dapat menyehatkan karena dari gerakannya itu diibaratkan sebagai olah raga bukan hanya olah raga batin tetapi juga olah raga fisik.

Pembaca,
Berdo’alah :
“Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak anakku orang orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku, perkenankanlah do’a kami.” QS. Ibrohim : 40

Pembaca,
Bersabarlah karena kesabaran adalah perjuangan.
“Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, bersabarlah” QS. al – Mudatsir : 7

Pembaca,
Merujuk pada penjelasan Nabi melalui salah satu hadits beliau, kesabaran itu ada 3 macam, yaitu :
1.      kesabaran atas musibah
2.      kesabaran dalam menjalankan perintah
3.      kesabaran dalam menghindarkan diri dari hal hal yang membawa kita kepada kemaksiatan

Kesabaran atas musibah
Setiap manusia pasti akan dicoba dengan berbagai musibah, lalu pelajaran apa yang kita dapatkan dari musibah tersebut. Allah berfirman dalam surat al – Baqoroh ayat 156 :
“(yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un”(sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali”
Sebagian dari sekian juta petunjuk yang bisa kita serap dari ayat di atas adalah :
1.      Menyadari bahwa kita ini milik Allah.
2.      Menyadari bahwa kita ini harus kembali pada Allah.
al- Qur’an menyuruh kita untuk menyadari bahwa kita ini milik Allah berarti al- Qur’an melarang kita untuk merasa bahwa yang memiliki Allah itu kita(pemilik atau penguasa Tuhan). Menyadari kita ini milik Allah akan dapat membuat kita sanggup menerima kenyataan sebagai fakta yang harus dihadapi, diterima dan diakui.
Apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang Tuhan pada saat kita menghadapi musibah? Tuhan menyuruh kita untuk melawan keterpurukan, mencari jalan lain, menyembuhkan luka batin, menumbuhkan harapan optimisme, mengerjakan yang lain, dan seterusnya. Tuhan melarang kita untuk berpangku tangan, putus asa dari rahmatNya, mengandalkan satu cara, membiarkan tumbuhnya harapan pesimisme.
Kesabaran dalam menjalankan perintah
Kesabaran ini terbagi menjadi 2 fase :
1. Kesabaran menjalankan perintah dari Sang Khalik
Bacalah al- Qur’an dan maknanya maka kalian akan menemukan banyak perintah yang Allah perintahkan, kerjakan perintah tersebut, karena semua perintahNya adalah untuk kebaikan di dunia dan akhirat kelak, dan bersabarlah dalam mengerjakannya, sesuai firman Allah dalam surat al –Muddatsir : 7
“Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, bersabarlah”
2. Kesabaran menjalankan perintah dalam hubungannya dengan manusia
Salah satu contoh adalah perintah dari atasan kepada bawahan di tempat bekerja, maka sebagai bawahan senantiasa untuk bersabar dalam mengerjakan perintah dari atasan siapa tau dari kesabaran tersebut pekerjaan akhirnya dapat dikerjakan dengan baik sehingga atasan suka lalu ada kenaikan jabatan atau kenaikan gaji “Insya Allah”
kesabaran dalam menghindarkan diri dari hal hal yang membawa kita kepada kemaksiatan
Akibat kemaksiatan adalah kemalangan, penderitaan, kesendirian, keterpurukan dan semua itu adalah nyata, seorang irvan (penulis) akibat pada masa lalunya memelihara kemaksiatan maka berakhir dengan kesusahan yang berkepanjangan atau bahasa trendi sekarang adalah “penderitaan tiada akhir” dalam hidup yang dialaminya. Mungkin kita menyadari pada saat berbuat maksiat itu enak tapi rasa enak tersebut adalah racun yang bisa merusakan jiwa, dan menyengsarakan kehidupan.

Pembaca,
Bersabarlah dalam berusaha.
Allah berfirman dalam surat al – Baqoroh :177
“Dan orang orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan(usaha). Mereka itulah orang yang benar benar imannya dan mereka itulah orang orang yang bertaqwa”

Pembaca,
Kesabaran itu adalah kemampuan. kesabaran adalah hasil dari usaha kita untuk memperbaiki, memperkuat, dan mengembangkan diri. Kesabaran itu bukan pembawaan dari sejak lahir. Kesabaran itu bukan pula hadiah dari Tuhan yang diberikan kepada orang tertentu dan tidak diberikan kepada orang lain. Kesabaran itu adalah balasan dari Tuhan dari yang diberikan kepada semua orang yang mengusahakan sesuatu.  

Pembaca,
Ada contoh yang bagus dari Siti Hajar tentang kesabaran.
Di sebuah padang yang tandus dan tak berpenghuni itu Nabi Ibrahohim a.s memutuskan untuk meninggalkan istrinya, Siti Hajar dan anaknya yang masih balita, Ismail. Nabi Ibrohim memutuskan untuk melanjutkan pelajaran atas perintah Tuhan dengan melewati padang pasir, melewati bukit, menantang terik sinar matahari dan menghadapi berbagai kesukaran.
Seiring dengan perjalanan waktu, Siti Hajar dan Ismail mulai kehabisan bekal hingga sampai pada titik gawat di mana mereka berdua benar benar tidak memiliki bekal yang tersisa. Siti Hajar bukan saja menghadapi tantangan harus mempertahankan dirinya tetapi juga harus memikirkan nasib Ismail yang masih balita. Siti Hajar menangis menahan penderitaannya dan bertambah menangis lagi melihat puteranya yang menangis karena kehausan dan kelaparan.
Saking lamanya menangis, habislah energi Ismail. Siti Hajar meletakan bayinya yang lunglai di atas pasir. Ia mencoba mencari sumber mata air di sekitarnya tetapi gagal lalu ia kembali melihat keadaan ismail untuk memastikan bayinya masih hidup atau sudah tidak bernyawa.
Karena dilihatnya masih hidup, Siti Hajar mencari lagi tetapi gagal lagi dan kembali lagi untuk melihat keadaan Ismail, mencari lagi tapi gagal lagi dan kembali untuk melihat keadaan Ismail yang tak berdaya.
Siti Hajar mondar mandir diantara dua tempat (shofa dan marwa) untuk menemukan sumber mata air sebanyak tujuh kali yang seluruh nya gagal total. Akhirnya Siti Hajar duduk di samping bayinya dalam kondisi batin yang dipenuhi rasa panik, keputus asaan, ketidak berdayaan, keringat dan air matanya ia gunakan untuk membasahi bibir bayinya yang lunglai, alangkah gembiranya Siti Hajar masih hidup.
Siti Hajar kembali melakukan hal yang sama, mencari air untuk mempertahankan bayinya yang masih hidup tetapi gagal lalu kembali ke tempat Ismail ditaruh. Tak jauh dari posisi Ismail, Siti Hajar melihat gundukan pasir yang semula kering tapi lambat laun menjadi seperti basah. Didatangilah gundukan pasir itu lalu ia pegang dengan telunjuknya dan ternyata benar benar basah.
Digalinya pasir itu terus menerus, semakin dalam ia menggali semakin basah pasirnya dan akhirnya keluarlah sumber mata air yang kemudian diabadikan dengan nama telaga zam zam sampai sekarang ini kita kenal.
Jadi Siti Hajar membuktikan kesabarannya bukan dalam bentuk kepasrahan yang fatal karena ditinggal suaminya. bukan pula dalam bentuk penantian yang pasif(tidak ada perjuangan untuk mendatangkan solusi). Beliau membuktikannya dengan perjuangan dalam melawan, perjuangan dalam menunggu hasil dan perjuangan dalam mengusahakan.

Pembaca,
Abul Muzhaffar al- Abyurdi mengatakan :
“Zaman mengecamku
dan ia tidak tahu bahwa aku menjaga diri
dan bagiku peristiwa zaman tidak membebani
zaman memperlihatkan bagaimana melakukan ancamannya
begitu juga aku menampakan kesabaranku
bagaimana dia adanya”
Pembaca,
Berdo’alah :
“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang orang yang kafir.” QS. al – Baqoroh : 250  

Pembaca,
Sekali lagi saya tekankan, tidak ada maksud untuk menggurui kepada kalian karena saya pun masih sangat membutuhkan pelajaran pelajaran tentang kehidupan berupa nasehat dan perhatian, namun hanya ingin sekedar berbagi pengalaman, terutama pada bagian penutup karena tulisan itu merupakan ringkasan dan rangkuman dari buku buku yang saya baca bersangkutan dengan permasalahan hidup yang pernah saya alami, berikut dalil Qur’an dan Hadits .
Setidaknya tulisan tersebut menjadikan cerminan yang berarti khususnya untuk saya pribadi sebagai penulis selebihnya bagi pembaca sendiri, atas kekurangannya saya minta maaf.
Wassalamu alaikum, 
ﺇﻠﻬﻰ ﻠﺴﺖ ﻔﺭﺪﻮﺱ ﺃﻫﻼ
ﻭﻻ ﺃﻘﻮﺍﻋﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺍﻠﺠﺎﻫﻡ
ﻓﻬﺐ ﻠﻰ ﺗﻭﺑﺔ ﻭﺍﻏﻔﺮ ﺬ ﻨﻮﺑﻰ
ﻔﺈﻧﻚ ﻏﺎﻔﺭﺫﻧﺐ ﻋﻈﻴﻡ
Ya Allah sesungguhnya aku bukanlah ahli surga
tapi aku pula tak kuasa berada dalam neraka
maka terimalah taubat dan ampunilah dosa dosaku
karena engkaulah maha pengampun dosa dosa besar

ﺍﻠﻠﻬﻡﺍﻧﺎﻨﻌﻮﺬﺑﻚﻤﻦﺍﻟﻬﻡﻮﺍﻟﺤﺯﻦ
ﻮﻨﻌﻭﺫﺑﻚﻤﻥﺍﻟﻌﺟﺯﻮﺍﻠﻛﺴﻞ
ﻭﻧﻌﻭﺫﺑﻚﻤﻥﺍﻟﺠﺑﻦﻭﺍﻠﺑﺨﻞ
ﻮﻧﻌﻭﺬﺑﻚﻤﻥﻏﻟﺑﺔﺍﻟﺪﻴﻥﻮﻗﻬﺭﺍﻟﺭﺟﺎﻝ

Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari rasa gundah dan sedih,
Kami berlindung dari sikap lemah dan malas,
Kami berlindung dari sikap pengecut dan kikir
Kami berlindung dari tekanan hutang dan kejahatan orang orang yang jahat.



























Kutipan


Ø  al- Qur’an al – Karim
Ø  al – Hadits
Ø  La Tahzan, DR Aidh al –Qarni, Qisthi Press
Ø  Pacaran Setengah Halal Setengah Haram, M. Muhyidin
Ø  Kun Fayakun, Ust. H. Yusuf Mansyur
Ø  Mencari Tuhan Yang Hilang, Ust. H. Yusuf Mansyur
Ø  Sebab Sebab Naik Turunnya Kadar Iman, Syaikh Abdul Razzaq al  - Abbad
Ø  Sabar, Rahasia Suksesnya Orang Beriman, AN. Ubaedi
Ø  Nasehat Perkawinan, BP4



*  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  *  Selesai  *  *  *  *  *  *  *  * *  *  *  *  * 



















NB : catatan selanjutnya (Insya Allah ) yang hendak saya tulis adalah :
Ø  Aku adalah dudi (duda dini), “LUPAKAN MASA LALU”
Menceritakan kisahku dalam melupakan masa lalu dengan diselingi tulisan tulisan berbau motifasi.
Ø  Aku adalah dudi(duda dini),”KETIKA CINTA SEORANG AYAH DIPERTEMUKAN”
Buku ini akan aku tulis ketika aku telah bertemu dengan anakku
Ø  Ayat ayat motifasi & bisnis
Aku rangkum dari beberapa buku yang intinya mengajak khususnya pada kaum muslimin untuk berbisnis/ berdagang layaknya Nabi SAW
Ø  50 orang “sukses tanpa gelar”
Aku depresi karena tidak mendapatkan gelar dari kampusku namun setelah aku banyak membaca sehingga mengetahui banyak juga orang orang yang sukses tanpa gelar. saat ini aku sudah mengumpulkan 30 biografi baik dari dalam dan luar negeri yang bisa sukses tapi tanpa gelar.
Ø  Si jawa CS Si sunda
Diangkat dari kisah nyata temanku ketika di pesantren 2 orang yang bersahabat namun beda ras kemana mana selalu bersama, sedikit mengutip dari mereka sisanya aku karang sendiri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar